Istri ke-7 - Bab 150 Apa yang Ingin Kamu Katakan? (1)

Saat memainkan dekorasi di meja, Josephine mendengar ketukan pintu, dia pun membalikkan badannya, melihat nenek berjalan masuk ditemani kakak He.

"Nenek, ada apa?" Dia berjalan kesana dan memapah lengan nenek untuk duduk di atas sofa.

Nenek datang ke kamarnya, pasti ada hal penting, kalau tidak dia pasti tidak akan datang.

Dan nenek pun tidak pernah basa-basi, setelah duduk dia pun langsung bertanya: "Aku dengar kemarin kamu menyuruh Vina untuk membeli testpack?"

Josephine kaget. Dengar siapa? apakah Vina?

Tentu saja, ini juga bukan poin yang harus dipertanyakannya Masalahnya nenek pun sudah menanyakannya, apakah dia masih bisa bohong kalau dia tidak hamil, tapi kalau dia bilang dia hamil, apakah Claudius akan marah?

"Sepertinya benar." Nenek bertanya panik: "Apa hasilnya? Apakah hamil?"

Josephine melihatnya begitu panik dia pun semakin tidak bisa membohonginya, lalu dia pun mengangguk.

Melihatnya mengangguk, nenek pun berdiri dari sofa: "Kamu bilang apa? Kamu hamil? Benar hamil?"

Kakak He yang berdiri di samping pun tertawa, lalu memapah lengan nenek dan berkata: "Nenek, kamu pelan-pelan saja, tuan muda dan nyonya masih mudah, tentu saja cepat lambat akan hamil, tidak usah terlalu panik."

"Ini adalah cicitku, bagaimana mungkin aku tidak panik." Nenek berjalan kesana dan gemetaran, memegang tangan Josephine: "Shella, kamu tidak bohongi nenek kan? Pasti tidak hamil bukan?

"Nenek, hal seperti ini bagaimana mungkin aku membohongimu." Josephine tidak tahu harus bagaimana meresponnya.

"Bagus sekali. Akhirnya aku bisa memeluk cicit lagi." Nenek tersenyum melihat mereka berdua, lalu bertanya lagi: Kali ini anak ini tidak ada masalah kan? Pasti tidak akan seperti yang dulu bukan."

Kakak He mengangguk: "Benar, nyonya juga sudah meminum obat Guru Wang, anak ini pasti tidak ada masalah."

"Iya, pasti tidak ada masalah." Nenek lalu melepaskan tangan Josephine, lalu menunjuk ke sofa di sampingnya: "Cepat, cepat duduk, jangan sampai kecapekan."

Josephine lalu pun duduk di atas sofa, saat dulu mendengarnya bercerita tentang masalah kesehatan lamanya dua puluh menit, lama sekali baru akhirnya pergi.

Dia bersandar di atas sofa, lalu menghela nafas.

Sikap nenek seperti ini, jelas-jelas ini menambah tekanan batinya, kalau saja anak ini...

Apa yang dia pikirkan? Anak ini pasti akan baik-baik saja, pasti!

Setelah kembali ke rumah Claudius selama ini, Josephine baru pertama kalinya tidur sendiri, dia masih tidak terbiasa.

Walaupun sikap Claudius kasar kepadanya, dan juga suka merepotkannya, tapi setiap malam dia juga rela dipeluknya, berbagai macam pelukan sesukanya, dan dia juga sudah terbiasa, apalagi berada di pelukannya, aroma tubuhnya yang khas itu rasanya sangat luar biasa.

Dan hari ini tidak bisa dipeluknya lagi, juga tidak ada lagi aromanya, Josephine merasa sangat tidak nyaman.

Lalu dia pun duduk di ranjang, lalu berjalan kebawah meminum air. Setelah kembali ke atas, kebetulan Claudius berjalan keluar dari ruang buku.

Melihatnya yang masih belum tidur, Claudius pun mengerutkan alisnya dan melototinya dan bertanya: "Kenapa masih belum tidur"

"Aku tidak bisa tidur."

"Jangan lupa statusmu sekarang, cepat tidur dan cepat bangun itu baik untuk kesehatanmu."

"Aku memang tidak bisa tidur."

"Tidak bisa tidur pun kamu harus kembali dan berbaring di ranjang."

"Tadi pinggangku sakit, makanya aku berjalan di bawah.

Claudius tidak mempedulikannya, membalikkan badan dan berjalan kembali ke kamarnya.

Josephine berjalan di sampingnya, dan segera menaikkan jari telunjuknya sebelum dia marah: "Malam ini saja, malam terakhir."

Claudius melihat ekspresinya yang lucu itu pun lalu menggunakan jarinya dan mendorong kepalanya: "Ekspresi apa ini, sedikitpun tidak lucu."

Dia mendorongnya ke dalam, bukan keluar.

Lalu Josephine pun tertawa, dan berbaring di atas ranjang, lalu masuk ke dalam selimut.

Dia memejamkan matanya, menarik nafas, ternyata benar ada aromanya lebih nyaman!

Setelah Claudius membuka AC, lalu mengambil sandal yang di letakkannya jauh itu dan menaruhnya di bawah ranjang, lalu dia pun duduk di atas ranjang.

Dia sudah terbiasa membaca majalah sebelum tidur, Josephine pun bertanya: "Kamu masih belum tidur?"

Claudius menoleh dan menatapnya: "Kenapa aku merasa kamu hari ini senang sekali? Apakah kamu sudah memakan obat?"

"Tidak kok." Josephine memegang wajahnya. Apakah kelihatan begitu jelas? Tapi hari ini dia memang lumayan senang, seharusnya sejak semalam setelah dia mendengarnya menyetujui untuk membiarkannya melahirkan anaknya ini dia pun sudah mulai senang.

"Keriputmu pun sudah ada saat kamu senyum, masih bilang tidak?" Claudius mendekatinya, lalu menatapinya: "Katakan padaku, apakah kamu hari ini berbuat sesuatu yang jahat kepadaku? Apakah kamu sudah keluar rumah?"

Josephine menggunakan kedua tangannya dan menahan dadanya, tidak membiarkannya menekan tubuhnya. "Mana mungkin kamu tidak tahu kalau aku keluar rumah?"

"Caramu banyak sekali, bagaimana aku bisa tahu?"

"Kamu sengaja cari alasan biar kamu marah ya?" Josephine tiba-tiba memberanikan diri untuk memegang wajahnya, lalu berkata: "Masalah yang telah berlalu bisakah tidak diungkit lagi? Aku bersumpah aku dan Vincent Lee itu tidak ada apa-apa, perasaanku padanya juga sudah menghilang sejak dia dan Shella Bai berencana untuk memberikanku padamu."

Claudius hanya melihatnya, tidak berbicara, Josephine melihatnya: "Aku tahu kamu pasti tidak percaya."

"Kamu dan Vincent Lee tidak ada hubungan apa-apa? Aku tidak percaya." Claudius tahu hal inilah yang paling dipedulikannya, dia juga tahu kalau mempertanyakan masalah ini lagi pasti akan diakhiri dengan bertengkar, tapi dia tetap tidak bisa menahan diri untuk menanyakannya.

"Kenapa kamu masih saja tidak percaya?" Josephine merasa kesal.

"Saat berlibur di resort Bogor, kalau bukan kaca pecah, kamu dan Vincent Lee berencana bermesraan berapa lama? Semalam?"

Mendengar ini, Josephine pun kaget.

Malam itu di Bogor? Kenapa dia tahu?

"Kamu kok bisa tahu aku dan Vincent Lee."

"Aku tebak."

"Tidak benar." Josephine mendorongnya dan duduk di atas ranjang: "Pantas saja aku heran kenapa malam itu kaca itu bisa pecah, ternyata kamu yang memecahkannya!"

Melihat pandangan Claudius yang menghindarinya, dia semakin yakin tebakannya, dia semakin merasa sulit dipercaya: "Claudius, aku tidak sangka kamu hobi ini ya, mengintip orang lain..."

Kata selanjutnya tidak terungkap lagi, pandangan Claudius pun kembali dan menambahkan: "melakukan seks."

"Tidak." Josephine menggeleng: "Aku dan Vincent Lee tidak melakukannya sama sekali."

"Kalau kaca tidak pecah?"

Kalau kaca tidak pecah? Josephine tidak bisa memungkiri, kalau saat itu kaca tidak pecah, dia mungkin akan melakukannya dengan Vincent Lee.

Setelah terdiam beberapa saat, lalu dia menjelaskan: "Aku jujur, saat itu aku dan Vincent Lee hampir melakukannya, itu karena dia bilang kami sudah mau menikah, aku tidak bisa menolaknya. Dulu dialah yang menolongku dari Fransiska Ya, dan aku yang memilih untuk menikah dengannya, oleh karena itu aku..."

Lalu dia pun melanjutkan lagi: "Tapi aku bersumpah, itu pertama kalinya aku berjanji akan menikahinya, dan satu-satunya bermesraan bersama dengannya, dulu tidak pernah sama sekali, dia juga tidak pernah menginap dan tidur di apartemen, kalau tidak percaya, kamu bisa menanyakan ibuku dan Justin."

Karena takut dia tidak percaya, Josephine melanjutkan lagi: "Kalau tidak karena wisata kali itu, aku dan Vincent pun tidak akan ada malam seperti itu, sungguh."

Melihat ekspresinya yang panik dan tidak bersalah, Claudius pun mulai mempercayainya.

Novel Terkait

You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

PRIA SIMPANAN NYONYA CEO

Chantie Lee
Balas Dendam
3 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Husband Deeply Love

Husband Deeply Love

Naomi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Meet By Chance

Meet By Chance

Lena Tan
Percintaan
3 tahun yang lalu