Istri ke-7 - Bab 143 Menemaninya makan (2)

Teringat si anak, Susi pun teringat laporan pemeriksaan yang dipalsukan, kemudian dia duduk tegak dan berkata: "Claudius Chen, kamu juga jangan terus menyalahkan orang lain, bukannya kamu sendiri juga sangat jahat dan licik? Kalau dulu kamu tidak melakukan apa-apa kepada laporan pemeriksaan janin Josephine, dia juga tidak akan sebegitu susah."

Claudius melirik Susi: "Laporan pemeriksaan janin?"

"Kamu berani bilang kamu tidak melakukan apa-apa kepada laporan pemeriksaan janin?"

"Untuk apa aku berbuat seperti itu?"

"Karena kamu sama sekali tidak ingin Josephine melahirkan anakmu."

"Kalau aku tidak ingin menyimpan anak itu, 100 kali Josephine melompat dari jembatan juga tidak ada gunanya, jadi....." Claudius tersenyum dingin: "Aku tidak perlu sampai sengaja melakukan hal licik seperti itu."

Mendengar kata Claudius, melihat wajahnya yang serius, muncul kekagetan di dalam hati Susi. Claudius tidak melakukan apa-apa kepada laporan pemeriksaan itu, kalau begitu dia sendiri yang melakukan kesalahan?

Apa yang sebenarnya terjadi? Tadi baru saja bermaksud memberitahu kebenaran tentang anak kepada Claudius, pemikiran itu langsung hilang seketika.

Claudius terlihat tidak sedang berbohong, sepertinya juga tidak perlu berbohong!

Setelah sekian lama, Susi baru berkata secara perlahan: "Lebih baik tidak, kalau tidak Josephine pasti tidak akan memaafkanmu."

Mereka berdua lagi-lagi terdiam.

Claudius dari awal sampai akhir terus melihat ke bawah, membuat Susi tidak bisa melihat apa sebenarnya yang sedang dia pikirkan, setelah sekian lama, Claudius baru akhirnya mendongak, melihat Susi: "Jadi sekarang maksud Nona Susi adalah, Josephine tidak berdaya, dia dipaksa, jadi mau aku membiarkan dia menikah dengan Vincent?"

"Bukan, kamu salah paham." Susi segera berkata: "Vincent memang bukan lelaki yang baik, dulu ketika Josephine dipaksa menggantikan Shella menikah denganmu, meskipun dia bukan pelaku utama, tapi dia juga termasuk komplotan mereka. Sebenarnya Josephine dari dulu sudah tidak mencintai dia lagi, bisa menikah dengannya juga karena dulu ketika Vincent menyelamatkan dia dari villa, dia menyebutkan pernikahan sebagai satu-satunya syarat."

Susi kembali melihat Claudius yang terdiam, kemudian mengangkat bahunya: "Aku tidak tahu kamu tahu seberapa mengenai kenyataan dari masalah ini, tapi tidak peduli kamu lihat dari sudut pandang manapun, Josephine adalah orang yang paling kasihan."

"Sebenarnya Josephine adalah perempuan yang lumayan baik, kamu tidak bisa terus menutupi hatimu dengan dendam, terus menyalahkan dia, mengurung dia, bahkan menggunakan Justin untuk melukai dia." Susi selesai berbicara, sekian lama tidak mendengar jawaban dari Claudius, dia pun merasa tidak sabar dan bertanya: "Tuan muda Chen, kamu sebenarnya ada mendengar perkataanku tidak? Apakah penjelasanku kurang jelas?"

Claudius akhirnya mendongak, kemudian menyambut Susi dengan senyum kecil: "Tidak, penjelasan Nona Susi sangat menarik, sangat mengharukan, bahkan melewati perkiraanku."

"Apa maksudmu?" wajah Susi berubah.

Claudius berdiri dari kursinya, melihat makanan yang ada di meja: "Hari ini sampai disini saja, Nona Susi silahkan makan."

"Hey! Claudius! Apa maksudmu?" Susi berteriak: "Kamu tidak percaya? Kamu merasa semua ini adalah karanganku?"

Claudius berhenti, kemudian berbalik badan: "Orang yang sama selalu menjadi teman, kamu dan Josephine berteman baik, kenapa aku harus mempercayaimu?"

"Kamu......!" Susi emosi, dia juga tidak peduli lagi apakah disini adalah restoran barat, dia langsung berteriak ke arah Claudius: "Pantas saja Josephine tidak berani mengatakan apapun kepadamu, ternyata kamu adalah orang yang tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah, kalaupun dia berkata sampai mulutnya robek kamu juga tidak akan mempercayainya, kan?"

Claudius menyerahkan beberapa lembar uang 100 ribu kepada pelayan yang menuju ke arahnya: "Tidak usah kembalian." Kemudian terus berjalan keluar restoran.

Susi mengejar Claudius sampai ke luar restoran, mengambil kesempatan ketika Claudius sedang menarik pintu kaca, Susi langsung menarik lengannya: "Claudius Chen, aku peringati kamu, kamu berbuat seperti itu melanggar hukum, aku bisa pergi melaporkan kamu. Dan lagi, aku nasihati kamu, baik-baik lah kepada Josephine selagi di hatinya masih ada kamu, kalau suatu hari hatinya sudah mendingin, maka kamu benar-benar akan kehilangan dia."

"Kehilangan dia.....apakah sangat menakutkan?" Claudius tiba-tiba berpaling dan berkata.

Susi langsung membisu.

Claudius melihat Susi yang membuka mulut namun tidak bisa berkata-kata, mengangkat tangan dan menepuk punggung tangan Susi yang menarik tangannya, tertawa ringan: "Nona Susi, ada waktu lebih baik urus tuan muda Qiao-mu itu, belakangan ini ada rumor dia sudah punya anak di luar, malam itu kamu juga mendengarnya."

Kemudian, Claudius melepaskan pegangan tangan Susi yang menarik lengannya.

Susi langsung kehilangan kemampuan berkata-kata.

Benar, di hari ulang tahun Nyonya Qiao kemarin, dia mendengar dengan telinganya sendiri ada rumor yang sedang beredar bahwa Henry di luar bahkan sudah punya anak!

Berdiri melamun di depan pintu selama beberapa saat, Susi akhirnya menghela nafas dan berjalan keluar.

Baru saja dia berjalan tidak jauh, di depan tiba-tiba ditahan oleh sebuah mobil yang dikenalnya. Susi mendongak, tatapannya langsung terjatuh di Henry yang duduk di kursi pengemudi.

Terpisah oleh kaca mobil, dia bisa melihat kemarahan di wajah Henry, jelas tadi Henry melihat Susi sedang bersama dengan Claudius.

Susi berdiri beberapa detik di depan mobil, kemudian melangkah sampai ke kursi penumpang depan dan masuk ke mobil.

Henry menatapi dia, nada suaranya mengejek: "Tadi aku pikir aku salah lihat, ternyata benar adalah istriku yang sedang menarik tangan seorang lelaki."

"Terlihat olehmu?" Susi tersenyum melihat Henry: "Emangnya kenapa? Aku suka!"

Wajah Henry seketika mendingin, menggertakkan gigi melihat Susi: "Nona Susi! Coba kamu ulangi lagi?"

"Aku bilang, aku suka menarik tangan siapa adalah kebebasanku, tidak ada hubungannya denganmu!" Susi mengeraskan suaranya, kemudian dia berbalik bermaksud turun dari mobil.

Henry emosi dan langsung mengunci pintu mobil, kemudian tangan satunya menarik lengan Susi, kemudian menekan tubuh Susi di sandaran kursi, nafas Henry yang dingin berhembus di wajah Susi: "Setan kecil, apakah aku tidak bisa memuaskanmu? Sampai-sampai kamu berani selingkuh di luar?"

Sambil berkata, satu tangan Henry masuk ke bawah rok Susi, kemudian dengan kasar menyerang bagian pribadi Susi.

Susi kesakitan, dia langsung mengambil tasnya dan memukul bahu Henry, berteriak: "Henry Qiao, kamu saja sudah membuatku menjadi seorang ibu, aku masih tidak boleh selingkuh? Hanya boleh kamu yang selingkuh, orang lain tidak boleh? Kamu penyakitan? Sok menjadi direktur angkuh? Tapi harus melihat aku bersedia atau tidak menemanimu bermain!"

Henry emosi dan menekan tangan Susi yang memegang tas ke punggung kursi, membuat Susi tidak bisa bergerak: "Kamu sendiri tidak bersedia hamil, masih tidak memperbolehkan perempuan lain hamil? Apakah kamu mau keluarga Qiao berakhir? Direktur perempuan yang angkuh."

"Kamu....." Susi emosi sampai hampir memuntahkan darah ke muka Henry: "Kalau begitu anak wanita jalang itu benar punyamu?"

"Benar, memang punyaku." Henry mendekati Susi dan menggigit bibirnya: "Aku ingin kamu tahu, kamu tidak melahirkan anak untukku, di luar ada begitu banyak yang bersedia."

"Bagus.....Sangat bagus!" Susi emosi sampai gemetaran, memberontak ingin turun dari mobil, satu tangan Henry menekan pinggangnya, satu lagi meremas lengannya, mengeluarkan tenaga agar Susi duduk di atas tubuhnya.

Susi dipaksa duduk di atas kaki Henry, dan jari henry, dari awal sampai akhir tidak pernah meninggalkan bagian pribadinya. Dia berusaha memberontak, tapi sama sekali tidak bisa melepaskan diri dari lengan Henry yang memeluk pinggangnya.

Susi menghentikan perlawanannya, kemudian menekan kemarahan di hatinya, dan mulai membalas ciuman dan sentuhan Henry, tangannya mulai membuka kancing baju Henry dari atas sampai bawah.

Susi sambil menggesekkan tubuhnya dengan tubuh Henry, sambil mengelus kulit Henry dengan tangannya, akhirnya dia menurunkan tangannya ke bagian bawah perut Henry.

Nafsu Henry langsung membara dibuat Susi, tepat ketika dia mau menarik pakaian Susi, Susi langsung membuka pintu mobil, kemudian turun dari kaki Henry.

Susi pergi begitu saja!

Ketika Henry belum sempat bereaksi, Susi sudah merapikan roknya, satu tangan menopang di pintu mobil satu lagi menopang di badan mobil, kemudian menunduk melihat Henry dan berkata: "Pergilah, pergi cari wanita-wanita jalangmu itu, direktur perempuan angkuh mengizinkanmu tidak pulang malam ini."

Kemudian, Susi langsung menutup pintu mobil dengan sekuat tenaga.

Henry yang ada di dalam mobil akhirnya sadar dari lamunannya, menatapi punggung Susi yang semakin jauh, nafsu di dalam tubuhnya langsung digantikan oleh kemarahan.

Di dalam hati berpikir, dia memang adalah perempuan yang dilatih oleh direktur angkuh, sudah bosan hidup!

*****

Novel Terkait

Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu