Istri ke-7 - Bab 112 Hari Perkiraan Lahir Telah Tiba (4)

Pengurus He mengamati lagi sekitarnya. "Nyonya muda di mana? Mengapa aku tidak melihatnya?"

"Oh, Josephine pergi olahraga pagi, ia kan akan segera melahirkan, banyak berjalan dan bergerak akan membantu melancarkan persalinannya."

"Kalau begitu kapan ia akan kembali?"

"Ia tidak bilang," kata Fransiska dengan sedikit bingung lalu bertanya, "Kalau meminta Pengurus He menunggu begini benar-benar tidak sopan, bagaimana kalau anda bilang padaku ada urusan apa, nanti akan kusampaikan padanya saat ia kembali."

"Tidak ada sesuatu yang khusus, hanya mau datang menjenguknya," kata Pengurus He.

"Kalau begitu…" Fransiska berpikir sejenak, "Kalau begitu bagaimana kalau anda kembali besok atau lusa? Aku akan memintanya diam di rumah menunggumu."

Pengurus He tidak bisa apa-apa, hanya bisa menjawab, "Baiklah kalau begitu, besok aku datang lagi," katanya lalu berdiri dan pamit.

"Pengurus He apakah tidak mau duduk sebentar lagi?" Kata Fransiska pura-pura menahannya.

Ia menggeleng. "Tidak perlu, aku masih harus cepat kembali," katanya lalu menunjuk tonik di atas meja, "Ini adalah tonik yang tuan muda minta saya untuk bawakan, tolong berikan pada nyonya muda."

"Tuan muda yang mempersiapkannya?" Ujar Fransiska gembira, tak disangka Claudius bahkan mempersiapkan tonik untuk Josephine. Kalau benar begini, saat Shella masuk ke keluarga mereka akan lebih mudah.

"Tuan muda berharap anaknya bisa agak baikan," kata Pengurus He.

"Em, kalau begitu aku akan mewakili Shella berterima kasih pada tuan muda, anaknya tak akan begitu buruk."

"Semoga begitu," desah Pengurus He, ia pun berbalik dan pergi.

"Summer, cepat antarkan Pengurus He," kata Fransiska pada Summer di sebelahnya.

Summer mengangguk, lalu menemaninya keluar.

Melihat mobilnya sudah pergi, Fransiska akhirnya menghembuskan napas lega, benar-benar bahaya.

Ia berbalik, melihat Josephine yang turun pelan-pelan, Fransiska berkata, "Lihat kan? Kalau menunda 1 menit saja bisa bahaya, kalau besok ia datang lagi, aku benar-benar tidak tahu bagaimana aku harus menghadapinya."

Josephine memandang ke arah pintu keluar begitu lama, lalu melihat tonik di atas meja, apakah ia tadi salah dengar? Pengurus He bilang Claudiuslah yang menyiapkan ini untuknya?

Bagaimana mungkin? Claudius mana mungkin menyiapkan tonik untuknya?

Empat bulan ini, Claudius tak pernah menjenguknya sekalipun, juga tak pernah menelepon sama sekali, dua hari yang lalu Josephine bahkan melihatnya sedang bersama dengan wanita lain. Dalam keadaan begini mana mungkin Claudius masih mengingatnya? Bagaimana bisa ia memberinya tonik?

Atau mungkin, ia melakukan semua ini hanya demi bayi di perutnya? Seperti yang dikatakan Pengurus He, bagaimanapun ia adalah darah daging keluarga Chen, Claudius pasti berharap anak itu sehat, sama seperti semua orang.

Pasti begitu!

Meskipun semua ini tak ada hubungannya lagi dengannya, namun memikirkan bahwa Claudius baik padanya hanya demi kebaikan anaknya, hatinya sedikit kecewa dan sedih.

Di alam bawah sadarnya, ia berharap Claudius ingat padanya, dan membutuhkannya!

"Kenapa kau diam saja? Cepat keluar," kata Fransiska yang melihatnya melamun melihat tonik di atas meja, ia mendesaknya lagi, "Kenapa? Kau masih mau makan tonik ini baru mau pergi? Aku beritahu ya, tidak perlu lagi."

Josephine kembali sadar, ia hanya diam dan mengikuti Fransiska naik ke mobil.

Mobil melaju keluar dari kediaman keluarga Bai, melaju di tengah arus kendaraan.

Sepanjang jalan ia hanya mendengar Fransiska menasehatinya tentang apa yang harus diperhatikan, walau telah mengatakannya ratusan kali, tetapi demi keamanan, Fransiska tidak bosan mengulanginya.

Mobil mereka mengarah ke bagian utara kota, Josephine yang dari awal terus bersandar dan tak mengatakan apapun akhirnya bertanya, "Kau berencana membawaku ke rumah sakit mana?"

Fransiska menghentikan ocehannya, memandangnya lalu berkata, "Prima Medical, kepala bidan di sana adalah teman sekolahku dulu."

Prima Medical? Bukankah itu rumah sakit keluarga suaminya Susi?

Tetapi tak mengherankan, di Jakarta selain beberapa rumah sakit rakyat, hanya Prima Medical dan Rumah Sakit Siloan yang paling besar dan bagus, dan Fransiska punya kenalan di Prima Medical, jelas ia disuruh melahirkan di sana.

Josephine dengan penasaran bertanya, "Kalau begitu… Apakah kau memberitahunya rencanamu?"

"Tidak perlu memberitahunya, ia hanya harus membantuku membantumu melahirkan dengan baik, dan mencarikan kamar pasien. Nanti setelah kau melahirkan, Shella akan menggantikanmu tinggal di rumah sakit, ia tak akan bisa membedakan dirimu yang asli atau palsu."

Fransiska bisa memilih datang ke sini, alasan lainnya adalah karena takut kalau sesuatu tiba-tiba terjadi, kalau tidak ada kenalan akan sulit.

*****

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu