Istri ke-7 - Bab 124 Anak sudah meninggal (2)

Setelah duduk melamun di lantai sekian lama, Shella akhirnya berhasil mengontrol ekspresinya, dia pun membuka pintu dan berjalan ke arah kamar bayi.

Ibu pengasuh melihat dia kembali, dengan sopan menyapanya.

Shella mengangguk sedikit, mengamati anak yang terbaring di kasur dan bertanya: "Si bayi sudah minum susu?"

"Sudah minum 10ml, tapi dimuntahkan setengah." kata ibu pengasuh.

"Kamu pergi seduh sedikit susu, aku yang menyuapnya." Shella mendongak berkata kepada Ibu pengasuh dengan senyuman pahit: "Mungkin dia ingin disuapi ibu."

"Baik, saya pergi sekarang juga." Ibu pengasuh berjalan keluar kamar.

Setelah ibu pengasuh pergi, di dalam kamar hening seketika, sangat hening sampai bisa mendengar suara nafas bayi yang cepat. Kediaman yang aneh ini membuat suasana hati Shella yang susah payah tenang kembali mulai panik lagi, dia menghirup nafas dalam, membungkuk dan menggendong si bayi.

Dia mulai mengamati si bayi dengan teliti, wajah yang kecil, mulut yang kecil, hidung yang kecil.....

"Sayangku, kamu jangan menyalahkanku, juga jangan membenciku....." Tangan Shella yang gemetaran mengelus wajah si bayi dengan lembut, dia menggumam sambil menangis: "Mohon kamu percaya padaku, kalau bukan karena kamu sakit, bagaimanapun aku tidak mungkin bisa melakukan ini. Sayang....beberapa hari ini kamu sangat kesusahan, tapi kamu tenang saja, ibu segera melepaskanmu dari kesengsaraan ini. Di surga tidak ada penyakit, di kehidupan selanjutnya kamu harus jadi anak yang sehat dan bahagia, dan tumbuh dengan sehat dan bahagia....."

Air mata Shella mengalir turun, meskipun biasanya dia sangat jahat, tapi tidak pernah sampai membunuh seseorang seperti ini, terlebih lagi bayi yang baru lahir.

*****

Ibu pengasuh keluar dari dapur setelah membuat susu, kebetulan bertemu Nyonya tua Chen yang baru bangun dari tidur siangnya, ibu pengasuh pun menghentikan langkahnya dan menyapa dengan sopan: "Nenek tua Chen."

Nenek tua Chen mengamati susu yang ada di tangan Ibu pengasuh, bertanya: "Bukannya si bayi tidak mau makan?"

"Nyonya muda berkata dia ingin menyuapinya secara pribadi." ibu pengasuh berkata sambil tersenyum: "Mungkin kalau ibunya yang menyuapinya, si bayi bisa makan lebih banyak."

"Lambung anak kecil sangat kecil, setelah makan selalu muntah, bagaimana kalau nanti lagi-lagi keselek?" Nenek tua Chen berkata: "Tunggu lagi sebentar, tunggu si bayi lapar baru suapi lagi."

Pengurus He berkata memerintah: "Sana, buang susunya."

Di rumah ini perkataan Nenek Tua Chen paling benar, ibu pengasuh tidak berani mengatakan apa-apa lagi, dia pun kembali ke dapur dan membuang susu itu.

Setelah keluar dari dapur, dia melihat Nenek tua Chen masih berdiri di tempat, ibu pengasuh pun menunduk: "Nyonya Tua, saya ke atas dulu."

"Pergilah, jaga anak dengan baik." kata Pengurus He.

"Pasti." ibu pengasuh menjawab, tepat ketika dia mulai melangkah, dari lantai atas tiba-tiba terdengar jeritan tajam.

Ketiga orang langsung terdiam, kemudian saling bertatapan, pengurus He bertanya dengan panik: "Ada apa dengan Nyonya muda? Apa yang terjadi?"

"Tidak tahu, tadi masih baik-baik saja." Ibu pengasuh berlari ke lantai atas duluan, Nyonya tua Chen juga ikut ke atas dengan bantuan pengurus He.

Ketika mereka sampai ke kamar, mereka melihat Shella menggendong si bayi duduk di lantai, dengan wajah penuh air mata dia berteriak: "Anakku, anakku.....Dokter Huang! Dimana dokter Huang?!"

Hal heboh seperti ini baru saja terjadi kemarin malam, Nyonya tua Chen dengan nafas terengah-engah memerintah: "Cepat letakkan anak itu! Kamu memeluknya begitu erat apakah ingin mencekiknya?"

Ibu pengasuh segera pergi menghubungi dokter Huang, pengurus He langsung maju membuka pelukan Shella sambil berkata: "Nyonya muda, cepat kesinikan anaknya, biar kuletakkan ke atas kasur, cepat lepaskan!"

"Anakku sudah tidak bernafas, kali ini dia pasti tidak bisa hidup lagi!" Shella menangis meraung-raung, kemudian langsung menunjuk ke arah ibu pengasuh: "Kamu kenapa anak sudah tidak bernafas juga tidak tahu? Kamu kenapa begitu ceroboh! Kembalikan anakku.....!"

"Aku.... Nyonya muda, aku tadi lihat si bayi jelas-jelas masih baik-baik saja......" Ibu pengasuh panik, terus menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangannya, tiba-tiba diberikan dosa begitu besar, dia tidak mungkin tidak panik.

"Aku juga pikir dia masih bernafas, tapi lihat dia sekarang......Kamu lihat sendiri....."

"Nyonya muda, kamu letakkan dia ke atas kasur dulu, tolonglah." Ibu pengasuh berjalan ke arah Shella, bekerja sama dengan pengurus He untuk merebut si bayi dari pelukan Shella dan menaruhnya ke atas kasur.

Wajah si bayi yang ada di kasur terlihat ungu dan sudah tidak bernafas.

"Hah....kenapa bisa jadi seperti ini? Tadi jelas-jelas masih baik-baik saja, tadi dia masih minum susu...." Ibu pengasuh ketakutan, bergegas mengambil tabung oksigen dan memasangnya ke wajah si bayi.

Shella malah mendorong ibu pengasuh dari samping kasur, berteriak tajam: "Apa gunanya memasang ini sekarang? Kenapa tadi tidak pasang? Kenapa.....!"

"Saya.....saya tidak tahu....tadi nafasnya masih baik-baik saja, jadi aku....."

"Alasan! Semua hanya alasan!" Shella berteriak dan kembali menggendong si bayi, kemudian berteriak ke arah ibu pengasuh: "Keluar! Kalian semua keluar! Jangan sentuh anakku!"

"Nyonya tua Chen...." Pengurus He dengan panik menopang tubuh Nyonya tua yang semakin lama semakin lembek, dengan panik berkata: "Nyonya tua Chen, anda jangan panik dulu, kita duduk dulu."

Nyonya Tua Chen mengangguk, dengan bantuan pengurus He Nyonya tua pun duduk di sofa.

Dokter Huang dengan sangat cepat sudah tiba, Shella sambil menggendong si bayi sambil menarik sudut baju dokter Huang dan menangis memohon: "Dokter Huang, kamu harus menolong anakku, aku tidak ingin kehilangan dia, aku mohon hidupkan dia...."

"Nyonya muda, kamu turunkan dulu dia." Dokter Huang berkata.

Shella dengan tidak rela meletakkan si bayi ke kasurnya, Dokter Huang memeriksa dengan teliti, wajahnya berubah serius, dia tidak menyerah dan melakukan pertolongan darurat, tapi anak itu tetap tidak bangun.

Akhirnya, dokter Huang berbalik badan, berkata kepada Nyonya Tua Chen dan Shella: "Nyonya tua Chen, Nyonya muda, maaf.....anak ini sudah tidak tertolong."

Terdengar suara teriakan yang tajam, Shella lagi-lagi menggendong anak itu.

Meskipun dari awal sudah mempersiapkan hatinya untuk menghadapi kematian si bayi, tapi Nyonya tua tetap sangat sedih dan menangis, hanya saja tidak berlebihan seperti Shella. Nyonya Tua melirik Shella yang menangis meraung-raung, tangannya menyentuh lengan pengurus He, berkata dengan suara gemetar: "Bawa aku kembali ke kamar, beritahu Claudius suruh dia pulang untuk mempersiapkan kremasi anak."

"Baik, Nyonya tua." pengurus He menghapus air matanya, membawa Nyonya tua meninggalkan kamar bayi.

*****

Baru saja selesai rapat darurat, Claudius bermaksud kembali ke kantor, Joshua tertawa berseri sambil berjalan menuju Claudius, berkata: "Kakak sepupu, hari ini adalah akhir pekan."

Claudius mendongak melihat Joshua: "Apa yang kamu inginkan?"

"Aku sekarang sedang dalam masa-masa cinta bermekaran dengan Sally, tentu saja perlu waktu untuk berkencan." Joshua tersenyum: "Malam ini ada film Hollywood baru, aku dan Sally janjian pergi nonton bersama, kakak sepupu dan kakak ipar mau ikut?"

Claudius berpikir, kemudian mengangguk: "Baiklah."

Shella kemarin malam ketakutan, hatinya harusnya masih sangat tidak nyaman, membawanya pergi nonton untuk menghibur diri juga bagus.

"Tapi aku sudah membeli tiket jam 8, kalian seharusnya sudah tidak bisa membeli tiket jam segitu."

"Tidak apa-apa, kalian nonton dulu." Tiba-tiba ponsel Claudius berbunyi, dia mengambil ponsel, melihat sejenak kemudian langsung mengangkat telepon.

Ketika dia mendengar kabar anak sudah meninggal dari pengurus He, ekspresinya langsung membeku, tidak ada kekagetan yang berlebihan, tapi hatinya seperti ditusuk dengan dalam, sangat sakit.

Sudah pergi, anaknya benar-benar sudah pergi begitu saja......

Novel Terkait

Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu