Istri ke-7 - Bab 256 Hamil (2)

"Aku rasa mungkin telah terjadi sesuatu kepada Susi."

"Apakah dia dibunuh oleh...... Henry Qiao?" Anggie Yao menggunakan tangannya menggeret lehernya, Josephine Bai dibuat ketakutan oleh Anggie hingga wajahnya menjadi pucat, Josephine langsung menggelengkan kepalanya: "Bagaimana mungkin."

"Hehe....aku hanya mengatakannya saja." Anggie tahu perkataannya sedikit menakutkan, lalu dia mengangkat kedua bahunya dan langsung diam.

-----

Di tempat yang satunya, Henry Qiao berdiri di depan pintu kamar Susi untuk beberapa saat, saat mendengarnya berteriak dengan histeris di dalam kamar, akhirnya Henry membuka pintu kamar dengan menggunakan kunci.

Susi yang sudah tidak membuat kekacauan dalam satu bulan, hari ini dia mulai membuat kekacauan lagi, kekacauan yang dia timbulkan kali ini lebih hebat dibandingkan yang sebelumnya, melihat kedua matanya memerah, rambutnya berantakan, seperti wanita gila. Henry Qiao sedikit mengerutkan dahinya, Henry menahan Susi di dinding lalu berkata sambil menggeretakkan gigi: "Nona Susi, kamu adalah istri sahku, hamil dan melahirkan anak bukankah hal yang sewajarnya?"

Kedua mata Susi menatapnya dengan berlinangan air mata, Susi juga berkata sambil menggeretakkan gigi: "Aku sudah bilang aku tidak akan melahirkannya....!"

"Kalau begitu apa yang akan kamu lakukan sekarang? Menggugurkannya? Henry Qiao mengalihkan pandangannya kebawah, kearah perutnya."

Hari ini dia pulang kerja lebih awal karena mendengar dokter mengatakan Susi sudah hamil. Saat mendengar kabar ini, tentu saja Henry merasa sangat senang tapi dia lebih merasa khawatir, dia takut Susi akan menggila seperti sekarang ini. Tapi kekhawatirannya tidak salah, Susi memang menggila.

"Aku akan menggugurkannya, aku pasti akan menggugurkannya!" Susi berkata dengan tegas.

"Kelihatannya kamu ingin terus dikurung di dalam rumah."

"Biar pun aku meninjunya atau pun memukul perutku dengan kayu...aku akan tetap mengugurkannya!" Susi berteriak dengan marah.

"Kamu berani?"

"Menurutmu aku berani atau tidak!" Susi tertawa dengan sinis.

Melihat keseriusan di wajahnya, hati Henry Qiao membeku, Henry memahami sifat Susi, jika Susi bisa mengatakannya maka dia pasti bisa melakukannya.

Tapi sekarang Susi sedang hamil, trisemester pertama kehamilan adalah masa yang paling berbahaya bagi ibu hamil, apa lagi yang dapat dia lakukan kepada Susi? Dia hanya dapat menenangkan amarahnya lalu mengganti strateginya, dia melihat Susi sambil berkata: "Baiklah, coba kamu katakan bagaimana agar kamu bersedia melahirkan anak ini?"

"Kecuali jika kamu sudah mati." Susi berkata dengan dingin.

Henry Qiao menggelengkan kepala: "Hal ini tidak realistis, katakan hal yang realistis." Henry Qiao diam sebentar lalu berkata: "Bagaimana kalau aku memutuskan hubungan dengan semua wanita yang berada diluar sana? Dan Fanny...sebenarnya sudah lama aku tidak bertemu dengannya, kami sudah lama......

"Aku tidak ingin mendengarnya!" Susi mengangkat kedua tangannya untuk menutupi kedua telinganya sambil menggelengkan kepala: "Tutup mulutmu, aku tidak mau dengar....."

Henry Qiao menurunkan kedua tangan Susi dari telinganya dengan paksa, lalu melihatnya dan berkata dengan marah: "Aku sudah berjanji kepadamu aku tidak akan memiliki hubungan dengan wanita lain, kamu masih ingin bagaimana?"

"Aku ingin kamu mencintaiku seperti Claudius Chen mencintai Josephine Bai, apakah kamu bisa melakukannya?" Susi menatapnya dengan berlinangan air mata.

Henry Qiao terdiam lalu menganggukkan kepala: "Baik, aku bisa."

Mencintainya kan? Tidak sulit sama sekali!

Susi malah tertawa dengan dingin: "Apakah kamu tahu bagaimana cinta Claudius Chen terhadap Josephine? Jika kamu benar-benar tahu, kamu tidak akan memisahkan mereka dengan kejam!"

"Aku sudah pernah mengatakannya kepadamu aku tidak ingin mendengar nama Claudius Chen dari mulutmu." Henry Qiao melepaskannya, lalu dia mundur selangkah kebelakang lalu menatapnya: "Nona Susi, kamu dengarkan aku baik-baik, anak ini bukan hanya milikku, dia juga anakmu, jika kamu tega menggugurkannya, maka kamu gugurkan saja! Didunia ini wanita yang hebat dan bisa melahirkan anak sangat banyak, tapi anak kita hanya dia seorang, lebih baik kamu pikirkan baik-baik!"

Setelah mengatakannya Henry Qiao berbalik dan berjalan keluar dari kamar.

Dia masih sama seperti itu, dia masih tidak bisa mendengar Susi mengungkit nama Claudius Chen, biarpun saat ini Claudius Chen sudah memiliki Josephine Bai, sudah menjalani kehidupannya yang bahagia.

-----

Saat Claudius Chen sampai dirumah, dia melihat rumah sangat hening, oleh karena itu dia mempercepat langkah kakinya dan naik ke atas.

Josephine Bai sedang mengajar Jesslyn menggambar di dalam kamar, melihat Claudius Chen pulang, Jesslyn melompat kearahnya dengan senang sama seperti biasanya, dan memanggil ayahnya dengan suara yang nyaring, dan langsung membuat Claudius Chen sangat senang.

Claudius Chen mencium pipinya dan memujinya sambil tersenyum: "Oh.....sangat pintar."

"Terima kasih ayah." Jesslyn berkata dengan bahagia.

Claudius Chen menurunkannya di atas lantai: "Jesslyn bermain sendiri, ayah pergi kebawah untuk melihat nenek buyut sudah tidur atau belum."

"Ayah, nenek buyut sedang sibuk berakting, dia tidak memiliki waktu untuk berbicara denganmu." Jesslyn berkata dengan serius.

"Berakting?" Claudius Chen merasa heran.

Josephine Bai berkata sambil tertawa: "Kamu tidak tahu? Sejak kamu memberitahu nenek agar nenek berpura-pura sakit, setiap hari dia latihan memiliki gangguan jiwa dengan keras, keseriusannya melebihi keseriusanmu saat bekerja, bagaimanapun menasehatinya dia juga tidak mendengarkannya."

Claudius Chen diam beberapa saat, lalu berkata:"Aku akan pergi melihatnya." setelah mengatakannya dia berbalik dan berjalan ke bawah.

Saat dia sampai di lantai bawah, Nenek Tua Chen sudah tidur, Pengurus He membawa keluar gelas bekas menaruh susu nenek, melihat Claudius Chen dia berkata dengan sopan: "Tuan Muda, anda sudah pulang? Nenek Tua Chen sudah tidur."

"Cepat sekali?" Claudius Chen melihat jam tangannya, sekarang masih jam delapan lewat, dulu Nenek Tua Chen tidak tidur secepat ini.

"Hmm, dia kecapekan, jadi dia tidur lebih awal."

Claudius Chen menganggukkan kepala, setelah berpikir beberapa saat dia berkata: "Katakan kepada nenek tidak perlu seserius ini, tidak perlu kecapekan seperti ini."

"Hmm, sebenarnya dikarenakan kesehatan Nenek Tua Chen tidak sebaik dulu, hanya sedikit fokus dia sudah kelelahan. "

"Justru dikarenakan kesehatannya sudah tidak seperti dulu lagi, maka tidak boleh membuatnya kelelahan."

Pengurus He menganggukkan kepala: "Aku mengerti, Tuan Muda Chen juga istirahat lebih awal."

Saat Claudius Chen kembali ke atas, Josephine Bai sedang memandikan Jesslyn, setelah menemani Jesslyn bermain air sebentar dia langsung kembali ke ruang baca untuk bekerja.

Dia bekerja di ruang baca sampai jam sebelas malam saat dia kembali ke kamar, Jesslyn sudah tidur. Setelah Josephine Bai selesai menyiapkan air mandi untuknya , Josephine turun kebawah untuk memanaskan sup ayam.

"Sengaja menyiapkannya untukku?" Claudius Chen bertanya sambil melihat sup ayam.

Josephine Bai menganggukkan kepalanya: "Penyakitmu baru saja sembuh, sekarang kamu sibuk dari pagi hingga malam, jadi harus menguatkan tubuh dengan makanan bergizi."

"Memiliki istri sungguh sangat bagus." Claudius Chen meminum sup ayamnya, lalu menganggukkan kepala: "Enak."

"Kamu mengatakannya seakan-akan dulu kamu tidak memiliki istri sama sekali." Josephine diam-diam mendengus.

Claudius Chen tertawa: "Ada apa? Masih cemburu dengan Juju Zhu palsu?"

"Bukan, aku hanya mengoreksimu saja. "

"Bukankah aku sudah mengatakannya kepadamu, dalam dua tahun itu, memiliki istri atau tidak, tidak ada bedanya" Claudius Chen berkata sambil tertawa.

Mengenai hal ini Josephine sangat mempercayainya, Josephine tersenyum sebentar lalu mengalihkan pembicaraan: "Tidak bercanda denganmu lagi, kita bicarakan hal yang serius, bagaimana perkembangan tuntutan terhadap kasus saham itu?"

"Cukup baik, besok petugas yang bertanggung jawab terhadap kasus ini akan berbicara dengan nenek."

"Apakah nenek perlu hadir di pengadilan?"

"Nenek sudah sangat tua, bisa memohon untuk melakukannya di luar pengadilan."

"Semoga besok nenek berhasil membohongi mereka." Josephine Bai berpikir sebentar lalu berkata dengan cemas: "Aku khawatir nenek tidak bisa lolos saat psikotes. "

"Kamu tidak perlu khawatir, aku sudah mengatur semuanya." Claudius Chen memgangkat tangannya lalu membelai rambut Josephine: "Jangan khawatir, cepat tidur."

"Baik." Josphine Bai menganggukkan kepalanya, meskipun Josephine sedikit khawatir, tapi agar Claudius Chen tidur lebih awal, Josephine hanya bisa menemaninya tidur diatas ranjang.

Semoga besok berjalan dengan lancar!

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
4 tahun yang lalu
This Isn't Love

This Isn't Love

Yuyu
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
5 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pernikahan Tak Sempurna

Pernikahan Tak Sempurna

Azalea_
Percintaan
4 tahun yang lalu
Beautiful Lady

Beautiful Lady

Elsa
Percintaan
4 tahun yang lalu