Istri ke-7 - Bab 161 Pernikahan, Ingkar Janji...... (1)

“Sayang, kamu jangan begitu tegang.” Claudius melihat mukanya berubah, dia lalu mencubit mukanya, “Aku hanya merasa kamu sangat imut ketika memanggilku suamiku, mulai hari ini kamu harus memanggilku dengan panggilan ini.”

Meskipun wanitanya berganti satu demi satu, namun ini adalah orang pertama yang berani memanggilnya suami, dan dia bahkan merasa enak mendengarkannya.

“Begini saja? Mudah sekali!” Josephine terkejut, dia mengira terjadi apa-apa dengan Claudius.

Dia selalu merasa bahwa Claudius seharusnya tidak menyukai panggilan seperti ini, namun tidak disangka malah dialah yang meminta untuk di panggil seperti itu, meskipun Josephine tidak terbiasa untuk memanggilnya seperti itu, namun dia sangatlah bersedia untuk memanggilnya.

Sore hari, Claudius memang benar membawa Josephine ke sebuah toko gaun ternama di kota Jakarta, gaun ditoko itu beragam jenis, pelayan membawa mereka berkeliling didalam toko dengan sopan.

Meskipun tipe gaun disana beragam jenis, namun semuanya tidak begitu cocok dengan keinginan Josephine.

“Model seperti apa yang sebenarnya kamu suka?” Claudius bertanya kepadanya dengan penasaran setelah melihat begitu banyak gaun, namun tidak ada yang disukai Josephine.

“Aku ingin yang romantis, namun modelnya tidak terlalu berlebihan, sama seperti yang aku pakai waktu itu.” Josephine berkata tanpa sadar.

Nada bicara Claudius berubah, “Yang mana?”

“Yang dibakar olehmu.”

“Coba diulangi!” Claudius mengatakannya sambil menggertakkan giginya.

Josephine akhirnya sadar kalau dia telah menginjak ranjau lagi, dia membuat Claudius marah lagi, lalu dia berusaha tersenyum sambil berkata, “Aku becanda, sebenarnya aku tidak menyukai model seperti itu, dasar pelit.”

Claudius menjawab, “Jika kamu merangsangku lagi, hati-hati kalau aku ingkar nikah.”

“Kamu berani?”

“Kamu lihat saja aku berani atau tidak.”

“Baiklah, maafkan aku.” Josephine mendekatkan dirinya ke Claudius, “Kamu jangan ingkar nikah, aku akan menangis.”

“Memohonlah kepadaku.” Claudius memegang dagunya seperti biasanya.

Josephine langsung bersikap anjali, “Mohon suamiku tidak mengingkar pernikahannya!”

“Hmm, permohonan diterima.” Claudius melepaskan dagunya dan berkata kepada pelayan disamping, “Apakah masih punya katalog yang lain? Tolong keluarkan semuanya kepada dia.”

Pelayan mengelengkan kepalanya dengan sopan, “Maaf sekali, semuanya sudah ada disini.”

Claudius hanya bisa berkata kepada Josephine, “Apakah kita ganti toko yang lain saja?”

Pelayan seklai mendengar bahwa mereka akan pergi, dia bergegas berkata, “Nona, kamu bisa beritahu aku kamu suka model seperti apa, aku carikan untukmu.”

“Sebenarnya aku suka dengan model seperti ini.” Josephine mengeluarkan handphone dari tasnya dan mencari sebuah foto sketsa dari galerinya, dia lalu menunjukkannya dihadapan Claudius lalu berkata, “Apakah ini cantik? Aku menggunakan waktu seharian untuk menggambarkannya.”

Claudius melirik gambar sketsanya, memang benar seperti apa yang dikatakan Josephine, romantis tapi sederhana, sangatlah ccocok untuk dirinya.

Claudius tidak memuji gambarnya, dia malah mendorong kepala Josephine, “Hmm, melakukan pekerjaan pribadi ketika waktu kerja.”

“Pertama, maafkan aku.” Josephine kembali mengepalkan tangannya, dan memohon kepada Claudius, lalu mengarah kearah Pelayan.

Setelah melihat sketsa, pelayan mengelengkan kepalanya dengan kecewa, “Kami memang tidak memilki model seperti ini.

Seusai berkata dia melanjutkan, “Apabila kalian tidak terburu-buru, kami bisa mendesainkannya.”

“Aku terburu-buru, dibutuhkan sabtu ini.

“Sabtu ini? Waktunya tidak cukup dari 3 hari, memang tidak sempat, maaf.”

Josephine memang sudah menebak tidak sempat makanya dia tidak mengeluarkan sketsanya dari awal, dia menjawabnya dengan sedih dan menyimpan kembali.

Setelah mereka kembali kemobil, Josephine merenung sejenak, “Atau kita jangan ke tempat lain lagi, pilih salah satu gaun saja yang ada disini.”

“Pernikahan itu adalah hal besar, mana boleh terlalu asal?” Claudius mengulurkan tangannya, “Berikan teleponmu kepadaku.”

“Apa yang ingin kamu lakukan?” sambil bertanya, Josephine memberikan teleponnya.

Claudius tidak menjawabnya, setelah menekan sesuatu di teleponnya, dia mengembalikan teleponnya, “Ayo pergi makan, kamu ingin makan apa?”

“Bukankah masih mau ke toko selanjutnya?”

“Tidak pergi lagi.”

“Mengapa tidak pergi lagi? Tuan Muda begitu kurang kesabaran? Baru mencari satu toko saja sudah tidak ingin pergi lagi.”

“Tenang saja, aku sudah memilihnya untukmu, gaun akan tiba dihadapanmu tepat waktu hari sabtu.”

“Yang benar saja?”

“Kamu mulai lagi.”

Josephine bergegas menutup mulutnya, barulah dia terpikiran bahwa Claudius tidak menyukai dirinya bertanya dengan nada mencurigai kepadanya.

Setelah makan malam bersama, mereka berdua langsung pergi ke mall untuk memilih cincin nikah, sebelum masuk kedalam toko, Claudius bertanya, “Apakah kamu menggambarkan sketsa cincinnya? Jika ada cepat keluarkan.”

“Kamu kira aku ini serba guna? Semuanya bisa?” dulu Josephine pernah belajar desain rumah dan desain pakaian, namun tidak belajar perhiasan.

“Baguslah kalau begitu.”

“Apa maksudmu?”

“Paling susah jika menjual barang ke orang yang ahli dibidang itu, apakah kamu pernah mendengarkannya?” Claudius berkata sambil tersenyum.

Benar saja, jauh lebih mudah memilih cincin daripada gaun, hanya dengan waktu sebentar saja, Josephine sudah memilih cincinnya, dia juga tidak ahli dibidang cincin, dia hanya melihat model yang cantik dan langsung memilihnya.

Sebelumnya ketika memilih cincin bersama Vincent, dia masih takut cincin emas di jari manisnya itu akan merangsangnya, namun kali ini dia datang bersama Claudius, dia akhirnya tidak perlu khawatir dengan masalah ini, bahkan bisa dengan sombongnya menunjukkan jari dihadapannya, “Lihat, ini cincin keluarga Chen.”

Claudius mengandeng tangannya dan melihat cincin yang masih saja indah itu, cincin yang melambangkan kedudukannya sebagai Nyonya Muda keluarga Chen terus saja berada dijarinya dan tidak bisa dilepaskan.

“Aku rasa orang yang selama ini dicari oleh keluarga Chen mungkin saja adalah aku, kamu lihat.” Josephine menunjuk-nunjuk cinicnnya, “Jika tidak mengapa dia hanya memilihku?”

“Benar juga.” Claudius menganggukkan kepalanya, “Makanya aku bisa melewati ulang tahun ke-30 ku dengan selamat.”

Claudius mengangkat tangannya dan menciumnya.

“Iya, mengapa aku tidak kepikiran?” Josephine mencubit pipinya, “Jadi ternyata kamu bisa hidup dengan selamat berkatku?”

“Hmm, demi nyawamu, aku tidak akan meninggalkanmu lagi.” Josephine berkata dengan serius.

Claudius memeluknya, sambil berjalan keluar dari toko, dia berkata, “Sudah cukup, jangan meninggi-ningi derajatmu.”

“Dasar, apa salahnya kamu mengakuinya saja.”

“Aku mengakuinya.”

“Kalau begitu apakah kamu masih mencari jodohmu lagi?”

“Tidak.” Claudius mencium kening Josephine, “Aku hanya menginginkanmu seumur hidup ini.

Josephine tersenyum puas, dia merasa dirinya seolah-olah benar-benar adalah jodoh sejati Claudius.

Novel Terkait

Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Nikah Tanpa Cinta

Nikah Tanpa Cinta

Laura Wang
Romantis
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Pernikahan Kontrak

Pernikahan Kontrak

Jenny
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu