Istri ke-7 - Bab 81 Perubahannya (1)

"Itu.....Aku pergi dulu, kalian teruskan pembicaraan kalian."Angie berkata, kemudian berbalik badan dan meninggalkan kamar pasien dengan langkah cepat.

Setelah Claudius melihat Angie keluar, dia baru berpaling kembali, menatapi wajah Josephine yang penuh dengan ketegangan.

"Itu......." Josephine menatapi Claudius, dengan terbata-bata bertanya: "Kapan kamu sampai? Aku.....Kenapa aku tidak tahu?"

"Kamu disini sibuk berbicara yang tidak baik mengenai suamimu, tentu saja kamu tidak tahu."

"Mana ada....." Josephine merasa bersalah dan menunduk.

Untung saja, melihat reaksi Claudius sepertinya dia tidak mendengar kata-kata Angie, yang berarti Claudius tidak tahu kalau dia hamil.

"Ternyata menikahiku, membuatmu begitu tersiksa?" Claudius mengejek dan tersenyum kecil.

"Baguslah kalau kamu tahu." Josephine mengomel dengan suara kecil.

Meskipun suaranya sangat kecil, tapi Claudius bisa mendengarnya, Claudius pun tersenyum kecil, kemudian berkata: "Aku merasa perkataan temanmu sangat benar, semua ini dikarenakan kamu sendiri, jadi bagaimanapun tersiksa, harus kamu tahan sendiri."

"Aku sudah sangat berusaha menahan." Josephine berkata.

Reaksi Josephine membuat Claudius sangat puas, Claudius pun meletakkan termos yang dipegangnya di meja: "Ini adalah sup ayam yang dimasak oleh Pengurus He untukmu, cepat diminum selama masih panas."

"Terima kasih." Josephine berjuang untuk turun dari kasur.

Claudius melihat dia bergerak dengan susah payah, dia pun bertanya: "Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Aku......ingin ke toilet."

"Benar-benar merepotkan." Setelah Claudius bimbang sejenak, dia pun maju dan menggendong Josephine, lalu berjalan menuju kamar mandi, kemudian menurunkannya di depan toilet.

Josephine terus berdiri di tempat, melihat Claudius tidak bergerak, wajahnya memerah: "Kenapa kamu tidak keluar?"

"Cepat, aku menunggumu."

"Apa maksudmu? Kamu mau melihatku buang air kecil? Tidak boleh.... Aku tidak bisa buang air kecil di depan orang." Wajah Josephine semakin memerah.

Claudius merasa tidak sabar, akhirnya dia pun berjalan keluar.

Claudius berdiri diluar selama 5 menit dan melihat Josephine belum keluar, kemudian dengan nada tidak sabar bertanya: "Sudah selesai belum?"

"Sudah....." Tiba-tiba terdengar suara keras dari kamar mandi, kemudian terdengar suara erangan Josephine.

Hati Claudius bergejolak, dia langsung mendorong pintu dan bergegas masuk.

Di dalam kamar mandi, Josephine sedang terduduk di lantai yang basah, dia terlihat sangat menyedihkan, wajahnya juga terlihat kesakitan.

Claudius melihat Josephine tidak terluka parah, dia pun menghela nafas lega di dalam hati, kemudian menatapinya dan berkata: "Ini adalah akibat kamu bersikeras mau melakukannya sendiri, sudah buang air kecil kah?"

"Sudah......" Josephine duduk di atas lantai dengan ekspresi malu, sebenarnya suara keras tadi adalah suara tutup toilet, dia hanya tidak hati-hati menarik lukanya dan terduduk di lantai, selain sakit di lukanya, dia tidak merasa sakit di tempat lain.

Claudius membungkuk dan menggendong Josephine, setelah meninggalkan toilet dia pun meletakkan Josephine ke atas kasur, kemudian berbalik dan mengambil baju pasien dari lemari baju.

Ketika tadi Josephine duduk di lantai, setengah celananya basah, harus diganti. Tapi Claudius ada disini, dia tidak nyaman mengganti pakaiannya di depan Claudius, jadi dia pun berpura-pura seperti tidak ada masalah apapun dan berkata: "Tidak usah ganti lagi, nanti juga kering."

"Kalau kamu menunggu dia kering, nanti kamu lagi-lagi sakit flu, kemudian harus tinggal disini selama beberapa hari lagi. Nona Bai, aku sangat sibuk, tidak ada begitu banyak waktu senggang untuk menjagamu." Claudius sambil berbicara, sambil mendorong Josephine tertidur di kasur, mengulurkan tangan dan menarik celananya.

Josephine kaget, terus memberontak dan berteriak tajam: "Claudius, apa yang sedang kamu lakukan? Aku ganti sendiri! Awas.....!"

Tapi, belum sempat dia memberontak, celananya sudah ditarik sampai ke kaki.

Astaga, lelaki ini kenapa hal seperti ini juga harus memaksanya, tidak bisakah mereka berhubungan dengan normal?

Tidak berguna lagi memberontak, Josephine hanya bisa membiarkan Claudius melepaskan celananya.

Kaki Josephine panjang dan langsing, putih lembut dan menggoda, Claudius menatapi kakinya, mengakui bahwa dia sedikit bereaksi, kalau Josephine tidak sedang terluka, dia mungkin sudah mendorongnya dan menekannya di atas kasur.

Dia melihat Josephine yang wajahnya sudah memerah sampai ke leher, kemudian sengaja mengejeknya: "Bukannya tidak pernah dilihat orang lain, untuk apa kamu berpura-pura polos."

Wajah Josephine tidak hanya merah, dia bahkan bisa merasa kalau wajahnya sangat panas.

Dia memang lumayan sering dilihat oleh Claudius, tapi ini pertama kalinya Claudius membantunya ganti celana, bagaimana mungkin tidak malu?

Untuk menutupi kecanggungannya, Josephine sengaja berkata sinis: "Gerakanmu melepaskan celana perempuan sepertinya lumayan ahli."

Gerakan Claudius yang membantunya menarik celana terhenti, membuka kelopak matanya menatapi Josephine, Josephine ditatapi seperti itu seketika menutup mulutnya, kemudian menatapinya dengan lurus.

"Aku masih punya gerakan yang lebih menggoda, kamu mau tidak mencobanya?" Claudius berkata sambil menatapinya, kemudian membuat gerakan seperti bermaksud melepaskan celana Josephine.

Josephine langsung menarik erat celananya dan menggelengkan kepalanya: "Tidak usah, lebih baik kamu mencari orang lain untuk mencobanya."

"Begitu murah hati?" Claudius meletakkan kedua tangannya di samping tubuh Josephine, mendekati Josephine dan menghembuskan nafas di telinganya: "Meskipun kamu sangat cerewet, kepribadianmu juga tidak begitu bagus, tapi akhirnya ada satu yang bagus, aku suka perempuan yang masuk akal sepertimu."

Josephine merasa geli di telinganya, sambil berpaling menghindari Claudius sambil berkata dengan kesal: "Kamu....jangan mencuci otakku."

Claudius memujinya seperti itu, maka di masa depan kalau Claudius berhubungan dengan perempuan lain dia tidak boleh bersuara? Kalau bersuara artinya dia tidak masuk akal.

Dalam hal seperti ini, Josephine sama seperti perempuan lain tidak mungkin bisa masuk akal.

Jari panjang dan langsing Claudius mengelus pipi Josephine, sentuhannya halus seperti sutra, tapi kata yang keluar dari mulutnya sangat menyebalkan: "Karena kamu, wanita tuan muda ini sangat banyak sampai tidak bisa ditahan."

Josephine tahu yang dikatakan Claudius adalah masalah dia mengekspos Claudius ke publik, masalah ini juga selalu menjadi dendam Claudius kepadanya, baiklah, memang ini salah dia, dia sendiri yang mencari masalah.

Kalau dia tahu dari awal akan menjadi seperti ini, saat itu dia tidak akan melawan Shella, juga tidak akan menyebabkan dia dan Shella berganti posisi setelah 3 bulan.

Mengingat masalah 3 bulan ke depan, hati Josephine merasa sedih, baru pertama kalinya dia merasa seperti ini terhadapan Claudius.

"Maaf, aku salah." Josephine merasa bersalah dan berkata.

Claudius terdiam, kemudian berkata: "Minta maaf, ini bukan caramu menyelesaikan masalah? Kamu berpura-pura seperti ini sangat tidak menarik."

Claudius tetap lebih suka melihat Josephine yang dibuat emosi olehnya tapi tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya, dia merasa sangat menarik.

Melihat Claudius bermaksud menegakkan badan, Josephine segera merangkul leher Claudius dengan tangannya, dan menarik kepala Claudius mendekatinya, kemudian mencium bibirnya: "Bagaimanapun, aku harap kamu bahagia di masa depan."

Novel Terkait

Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu