Istri ke-7 - Bab 250 Tak Akan Membiarkannya (2)

Setelah menunggu selama 1 hari, Claudius tidak mendapatkan jawaban dari Henry, hatinya pun terasa sesak.

Ia tahu Henry selalu sangat memperhatikan Marco, namun ia tidak menduga bahwa perhatian Henry pada Marco sampai pada tahap ini, bahkan hingga Henry tidak memperhatikan masa depannya sendiri.

Atau mungkin karena ia terlalu meremehkan Claudius, apa ia mengira Claudius tidak bisa menemukan bukti bahwa ia menculik Jesslyn? Kalau memang begitu, ia terlalu angkuh.

Batas waktu 1 hari telah berlalu, Claudius tidak lagi menaruh harapan pada Henry, ia pun membeli tiket pesawat dan langsung pergi ke Inggris.

Sebelum ke luar negeri, ia mendapat informasi bahwa Marco dan Josephine pergi ke Kepulauan Britania, ia benar-benar tidak mengerti mengapa mereka berdua pergi ke begitu banyak tempat dalam waktu seminggu yang begitu singkat itu. Apakah semua itu disengaja untuk mengacaukan jalur pencariannya?

Tak peduli apapun alasannya, ia memutuskan untuk tetap pergi ke sana dulu, bagaimana pun ini adalah tempat mereka terakhir muncul.

Claudius mencari seputaran di Kepulauan Britania, tidak terlihat sosok mereka berdua, ia pun meminta orang memeriksa, baru diketahuinya bahwa mereka berdua sudah pindah ke kota lain, tanpa beristirahat, Claudius langsung menyusul ke kota lain, kemudian ia mencari kesana-kemari di setiap jalan besar.

Ia kira sosok Josephine dan Jesslyn akan terlihat berbeda di tempat itu, seharusnya tidak akan sulit ditemukan, namun ia salah, Inggris begitu besar, ia tak bisa menyusul langkah mereka.

-----

Sementara itu di Jakarta, rapat besar tahunan para pemegang saham Perusahaan Besar Chen akhirnya tiba.

Sejak pagi, Asisten Yan sudah menelepon Claudius, namun tidak diangkat, entah apakah ia sengaja menghindar atau ada gangguan jaringan telepon, pokoknya tak peduli berapa kali pun ia menelepon tetap tak ada gunanya.

Claudius sendiri begitu tidak peduli akan hidup dan mati perusahaannya, sepanik apa pun Asisten Yan juga tak akan ada gunanya, ia pun ikut menyerah seperti Claudius.

Di dalam ruang rapat, Aldo yang paling banyak memegang saham perusahaan dengan begitu mudah dipilih sebagai pimpinan baru perusahaan, ruangan rapat pun dipenuhi sorak sorai ucapan selamat dan tepuk tangan, Aldo berdiri di podium dan tersenyum lebar hingga menampakkan giginya, kemudian ia mengisyaratkan pada semua orang untuk menghentikan tepuk tangan mereka.

Setelah ruangan rapat menjadi tenang, ia menatap ke sekitar dan berkata, "Karena sekarang semua memilih saya sebagai pimpinan perusahaan, maka saya tidak akan mengecewakan dukungan dan kepercayaan Anda sekalian, saya pasti akan mengurus perusahaan ini dengan sepenuh hati, tidak akan seperti Tuan Chen yang meninggalkan perusahaan demi seorang wanita, silakan Anda sekalian mempercayai saya."

"Dan lagi, yang mau saya katakan adalah, setiap orang punya cara sendiri untuk menyelesaikan urusan, pemikiran saya dan Tuan Chen tidaklah pernah sama. Terutama dalam mempekerjakan orang, contohnya Asisten Yan, ia dulunya adalah pegawai yang pernah dipecat oleh perusahaan, menurut aturan perusahaan, karyawan yang pernah dipecat tidak bisa diterima kembali, jadi saya akan memecat Asisten Yan sesuai dengan peraturan. Dan juga pimpinan bagian finansial, Joshua Shen, anak kandung saya sendiri, pernah menggunakan uang perusahaan dalam jumlah besar demi kepentingan pribadinya, waktu itu kalau bukan karena Claudius memberinya pengecualian dan melepaskannya, serta mempekerjakannya kembali, ia sama sekali tidak pantas melanjutkan pekerjaannya di perusahaan ini. Kejahatan yang dilakukan oleh anak pejabat tetap harus dihukum layaknya rakyat jelata, saya tidak akan pernah mengampuninya hanya karena ia anak kandung saya, jadi, saya akan langsung mengeluarkannya."

Asisten Yan dari awal sudah memperkirakan kejadian ini, ia dan Joshua saling bertatapan, namun tidak mengatakan apapun.

Selanjutnya, Aldo menempatkan para pengikutnya dan beberapa senior yang dulunya setia pada Claudius di posisi penting, meskipun tidak sedikit anggota rapat yang merasa kelakuannya ini berlebihan dan egois, namun bagaimanapun ia sekarang adalah bos besar perusahaan, sehingga siapapun tidak berani berkata-kata.

Terakhir, Joshua mengatakan sebuah kalimat, "Direktur Shen, walaupun Anda sekarang adalah pemegang saham terbanyak perusahaan, namun Tuan Chen adalah pemegang saham terbanyak nomor 2, saya rasa Anda harus menunggunya kembali baru bisa mengadakan rapat ini."

Aldo menatap anak kandungnya yang jauh berbeda dari harapannya itu dengan sorot mata dingin, dengan wajah datar ia bertanya, "Begitu Tuan Chen pergi, ia langsung pergi selama lebih dari setengah bulan, belum tahu kapan ia akan kembali, apakah kita harus terus menunggu? Bagaimana kalau ia pergi 1 sampai 2 tahun?"

"Ia akan kembali tidak lama lagi."

"Apa ia memberitahumu?"

Joshua terdiam, Aldo tertawa dingin, "Kalau tidak, jangan mengatakannya dengan begitu yakin."

Ia benar-benar sangat murka, tak disangka semua orang tak ada yang menentangnya, malah anak kandungnya sendiri yang mau merusak penampilannya, kurang ajar!

Setelah keluar dari ruangan rapat, Asisten Yan kembali ke kantor untuk mengemasi barang-barangnya, Asisten Lee berdiri di sampingnya lalu bertanya dengan ketakutan bertanya, "Asisten Yan, apa kau benar-benar akan pergi secepat ini?"

"Benar, kau bekerjalah dengan baik, Direktur Shen seharusnya tidak akan memperlakukanmu dengan buruk," kata Asisten Yan sambil tersenyum padanya.

"Tetapi aku masih lebih suka bekerja bersama Tuan Chen," kata Asisten Lee.

Asisten Yan mengacungkan telunjuknya di depan mulut dan berkata, "Pelankan suaramu, hati-hati terdengar oleh Direktur Shen."

Asisten Lee menyusutkan lidahnya dan diam.

-----

Setelah bertamasya hampir ke semua tempat wisata terkenal di seluruh Inggris, Marco dan Josephine mengunjungi rute terakhir dalam perjalanan mereka, yaitu London.

Mereka tidak kembali ke rumah, melainkan mencari sebuah hotel di dekat Buckingham Palace dan tinggal di sana, keesokan harinya mereka mengunjungi Buckingham Palace dan British Museum yang terkenal.

Jesslyn paling menyukai patung lilin para tokoh terkenal di Madame Tussauds, begitu melihat-lihat di dalam ia tidak mau keluar lagi, bahkan ia mau berfoto dengan setiap patung di sana baru mau pergi.

"Ibu, aku juga mau punya patung lilin yang cantik begini," kata Jesslyn sambil mengamati salah satu patung itu.

Josephine tersenyum dan menjelaskan, "Sayang, ini adalah museum patung lilin untuk orang-orang yang terkenal, hanya orang terkenal yang bisa punya patung lilin dan dipajang di sini."

"Aku tidak apa-apa kalau tidak dipajang di sini, pajang saja di rumah, kan," kata Jesslyn.

Josephine kehabisan kata-kata, Marco tersenyum lebar dan berkata, "Bagus juga usulanmu, bisa dipajang di kamar Jesslyn sendiri."

"Kau memanjakannya," kata Josephine sambil menepuk lengan Marco.

Marco pun tersenyum dengan lebih cerah. "Kenapa? Jesslyn begitu pintar dan imut, bukankah memang harus dimanjakan?"

"Ayah baik sekali!" Seru Jesslyn sambil berjinjit memeluk Marco.

Josephine sengaja memasang wajah ciut, lalu menatapnya dan berkata, "Kalau begitu maksud Jesslyn, ibu tidak baik, benar bukan?"

"Bukan, ibu juga baik, jadi ibu pasti setuju memberiku patung lilin, ya kan?" Ucap Jesslyn berusaha mendapatkan hati ibunya sambil memperjuangkan keinginannya.

Josephine menyemburkan tawanya karena perkataan Jesslyn, ia menepuk pelan kepala kecil Jesslyn dan berkata, "Bocah, nanti kalau belajar kau harus sepandai ini ya."

Jesslyn terus merayu, "Ibu tenang saja, Jesslyn nanti akan belajar dengan baik, agar waktu besar nanti jadi orang terkenal."

Mendengarnya, Marco dengan gembira mengusap kepalanya dan memuji, "Jesslyn sangat hebat!"

Mereka bertiga yang terlihat bahagia itu, dengan sangat tepat memasuki pandangan Claudius yang berada tidak jauh dari sana.

Setelah mencari mereka di Inggris selama lebih dari setengah bulan, akhirnya ia bisa menyusul mereka di London, tak disangka yang ia lihat malah adalah pemandangan seperti ini, Claudius merasa cukup kecewa.

Ia sudah mengikuti mereka selama setengah hari lebih, mengikuti mereka dari Buckingham Palace sampai ke Buckingham University, sampai ke Madame Tussauds, di setiap tempat yang ia lihat adalah kebahagiaan mereka sekeluarga.

Kali ini ia tidak seperti dulu, melihat mereka bersama, ia tidak langsung cemburu dan menggila, kemudian menarik kembali Josephine. Namun ia malah memandang dengan diam seperti ini, terus mengikuti, walaupun sedih dan kecewa, ia masih bisa menahannya.

Novel Terkait

Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Berpaling

Cinta Yang Berpaling

Najokurata
Pertumbuhan
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
5 tahun yang lalu