Istri ke-7 - Bab 114 Anakku Dimana? (3)

Setelah keluar dari kamar bersalin, Josephine Bai terbaring di ranjang dan tidak bergerak sama sekali, selain di saat suster datang menyuntiknya dan merawatnya, di lain waktu dia tidak bergerak sama sekali.

Di dalam tangan Summer ada sup ayam yang dikirim kakak Hong, dia membujuknya berkata: "Nona, makanlah sesuatu, kakak Hong bilang kamu sekarang sangat butuh nutrisi yang lebih karena baru melahirkan, kalau tidak nanti akan menimbulkan penyakit."

Mendengar nasehatnya, Josephine tidak mendengarnya sama sekali, di saat ini dia tidak mempedulikan apakah dia baru melahirkan bahkan tidak mempedulikan apakah akan menimbulkan penyakit."

Di dalam kepalanya memikirkan hal-hal yang terjadi beberapa hari ini, dia berusaha menenangkan dirinya yang sedih, dan mengenang perkataan yang Susi katakan kepadanya melalui telepon.

Jelas-jelas Susi memberitahunya yang dikandunginya adalah anak perempuan, anak perempuan yang sehat, kenapa ini jadi laki-laki? Jangan-jangan Susi membohonginya?

Tidak, walaupun Susi bersikap dingin kepadanya, tentu tidak akan menyakitinya, dan tidak akan membohonginya.

Kalau begitu... apakah disaat pemeriksaan kehamilan dia sudah berbohong? Sebenarnya yang mana?

"Nona, tolong kamu minumlah supnya." Summer terus membujuk.

Josephine membalikkan badannya, melototinya dan berkata: "Summer, aku boleh minta tolong tidak."

"Apa?" Melihat dia yang akhirnya bergerak, Summer menjadi senang.

"Tolong berikan hpku kepadaku."

Ekspresi Summer yang tersenyum kemudian menjadi cemberut kembali, dia merasa bersalah dan berkata: "Nona, bukannya aku tidak mau membantuku, tapi nyonya sudah membawa hpmu pergi, lalu menyuruhku menjagamu, tidak boleh membiarkanmu berhubungan dengan orang lain."

Demi membuktikan kepasrahannya, Summer menunjuk pipinya: "Lihatlah mukaku, nyonya memukulku saat kamu lari, kalau ada sedikit kesalahan lagi, dia mungkin akan mengupas kulitku."

"Aku hanya menelepon teman dan menanyakan sedikit hal tentang kehamilan, pinjam hpmu sebentar boleh tidak, aku minta tolong."

"Benar hanya menelepon teman?"

"Iya."

Summer berpikir, dan akhirnya menyetujuinya: "Oke deh, tapi singkat-singkat saja ya."

"Tentu." Josephine menerima hp yang diberikan Summer dan menelepon Susi, Susi mengangkatnya.

Setelah mendengar suaranya, Josephine langsung menangis, dan berkata: "Susi..."

Susi terdiam sejenak lalu ekspresinya pasrah dan merasa bersalah berkata: "Josephine, aku bersalah kepadamu, Henry Qiao si keparat itu tidak mau membantuku, malah mengunciku di dalam kantor, sekarang aku masih tidak bisa keluar..."

"Susi, aku hanya ingin bertanya kepadamu." Josephine memotongnya.

"Apa?"

"Yang tadi kamu katakan kepadaku itu benar?"

"Apa?"

"Kamu bilang anakku anak perempuan yang sehat, benar?" Yang dia khawatirkan hanyalah ini, dan tidak menyalahkan Susi yang tadi tidak datang.

"Benar." Susi merasa bersalah menghela nafasnya dan berkata: "Saat itu aku membohongimu karena marah melihat Claudius Chen bersikap begitu kepadamu, aku juga merasa kalau memang dia tidak menginginkan anak ini, tidak berperasaan, kamu juga tidak perlu lagi bersusah payah untuk melewati masa hamil dan kesakitan saat melahirkan. Karena aku tidak menyangka kamu akan begitu bodoh, jelas-jelas kamu tahu anak itu bermasalah kamu masih bersikeras ingin melahirkannya."

Susi mendengar suara tangisnya semakin besar, menjadi khawatir dan bertanya: "Josephine, sekarang kamu bagaimana? Jangan nangis."

"Benarkah?" Josephine hanya mengulang pertanyaannya.

"Benar." Susi menjawab, lalu panik dan bertanya: "Josephine, cepat beritahu aku apa yang terjadi."

"Aku..." Josephine mengusap air mata di wajahnya: "Anakku hilang."

"Apa?"

"Tidak tahu siapa yang menggendongnya, aku tidak tahu siapa yang membawanya, bagaimana ini? Susi kamu bisa bantu aku mencari anakku?"

"Aku... Aku sekarang tidak bisa membantumu, aku tidak bisa keluar." Susi berkata: "Josephine, kamu jangan panik, tunggu aku keluar aku akan pergi mencarimu."

"Oke, kamu harus cepat keluar." Josephine mengangguk.

Setelah menutup teleponnya, Josephine langsung menangis kencang di balik selimutnya, setelah itu dia menenangkan dirinya, dan mulai memikirkan kembali apa yang terjadi sebenarnya.

Apakah dokter pria yang dia temui di toilet pria itu telah tersentuh karena permintaannya dan telah menukar anaknya? Tapi kalau memang dia sudah menukarinya, mengapa sampai sekarang dia masih belum muncul, dan tidak memberitahunya?

Sebenarnya dia menyembunyikannya dimana? Apakah dia masih akan mengembalikan anaknya kepadanya? Sekarang anak yang ada di tangan Fransiska Ya itu anak siapa?

Oh tuhan! Dia merasa banyak sekali pertanyaan di kepalanya ini membuat kepalanya terasa ingin meledak.

Dia tidak tahu harus mempercayai siapa, kalau memang yang Susi katakan itu benar, dia tidak tahu harus kemana mencari anaknya.

Dia mencoba turun dari ranjang, Summer melihat itu, tergesa-gesa memapah lengannya dan berkata: "Nona kamu ngapain? Sekarang kamu tidak boleh turun dari ranjang."

"Aku ingin keluar." Dia tergopoh-gopoh berlari ke arah pintu, dan ingin mencari tahu apakah anak yang digendong Fransiska itu anaknya atau bukan, kalau bukan, dia ingin mencari anak perempuannya yang hilang.

"Nona, kamu tidak boleh pergi." Summer tidak bisa menariknya.

Josephine membuka pintu kamar pasien, belum sempat melangkah keluar, dia langsung dihadang dua pria muda di depan pintu. Pria itu langsung berkata: "Nona Bai, nyonya sudah bilang, sekarang kamu butuh istirahat dan tidak boleh keluar."

"Lepaskan aku." Josephine marah dan berusaha untuk terlepas dari mereka.

"Nona Bai tolong jangan nyusahin kami."

"Nona, kamu jangan sakiti dirimu lagi, nyonya tidak akan membiarkanmu pergi." Summer memapah Josephine dan menasehatinya.

Josephine melihat dua pria yang serius ini, akhirnya menahan keinginannya.

Tidak, dia tidak boleh begitu terburu-buru, yang harus dia lakukan adalah menunggu Susi datang, dan membantunya mencari anaknya.

Sebelum dia tahu jelas siapa pria yang ditemuinya di dalam toilet pria itu, apakah dia akan membawa anaknya kepadanya, dia tidak boleh tergesa-gesa, tidak boleh membiarkan Fransiska tahu kalau anak yang ada di tangannya itu bukan anak keluarga Chen, kalau tidak dia akan segera datang dan memaksanya untuk memberikan anaknya.

Dia berbaring kembali ke atas ranjangnya dan menenangkan dirinya, jangan panik, jangan panik...

Summer yang melihatnya sebentar menangis sebentar memberontak, dia pun berkeringat dingin, sekarang melihatnya berbaring di ranjangnya kembali, dia pun lega.

**

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu