Istri ke-7 - Bab 279 Ayah Menungguku di Bawah (2)

"Susi, kenapa kamu membiarkannya masuk?" Freddy melototi Henry dan berjalan masuk bertanya kepada Susi.

Susi tidak tahu harus menjawab apa, dia pun menoleh ke Henry Qiao lalu menunduk.

"Paman Freddy, ayahku datang tentu ingin melihatku." Setelah itu Ethan tersenyum dan berkata kepada Josephine: "Tante Josephine, aku sudah punya ayah."

Josephine pun tertawa: "Oyah? Selamat ya Ethan."

"Kenapa kamu mengikutinya terus?" Freddy melototi Henry.

Henry pun berkata santai: "Yang terus mengikutinya kamu bukan? Si Bodoh?"

"Kamu panggil apa?" Freddy tidak senang.

"Aku dan Susi sama merasa kamu lucu, jadi aku memanggilmu si bodoh." Henry berkata: "Tapi benar-benar ya, aku sangat berterimakasih kepadamu, kalau bukan kemarin kamu menyebut nama Ethan, sampai sekarang aku pasti tidak tahu aku memiliki seorang anak bernama Ethan."

Freddy panik dan marah, kenapa dia tidak menyangka perkataan itu malah membuat Henry Qiao kembali ke Susi!

Dia pun marah dan bertanya kepada Susi: "Jadi pindah?"

Susi hanya melihat Henry Qiao, tidak berkata apapun, boleh dibilang, dia tidak berhak untuk ngomong.

"Pindah." Setelah beberapa saat, Henry Qiao menjawabnya.

Freddy pun senang: "Sungguh?" Dia pun tertawa dan berkata: "Baguslah, aku pikir Susi akan berubah pikiran."

Lalu dia pun berkata kepada Henry Qiao: "Tuan muda Qiao memang pebisnis besar, berhati besar, baguslah kalau begitu, pria hebat tidak perlu terjerat dengan masa lalunya, untuk apa mengingat masa lalu lagi, kamu tenang saja, Susi bersamaku akan hidup dengan baik, aku pasti akan baik kepadanya, dan menganggap Ethan sebagai anak kandungku sendiri..."

"Kamu berpikir terlalu banyak, dasar bodoh." Henry berkata santai, Susi memang akan pindah, tapi bukan pindah bersamamu, tapi pindah ke rumah keluarga Qiao."

"Apa kamu bilang?" Freddy pun menarik eskpresi senangnya tadi.

"Memangnya ini mengagetkan? Susi itu istriku, Ethan anakku, bukannya mereka seharusnya kembali ke rumah keluarga Qiao." Henry Qiao mengerutkan alisnya.

"Tapi kamu sudah melepaskannya."

"Salah, Susi yang meninggalkanku." Henry berjalan ke samping Susi, merangkul pundaknya dan menatap Freddy: "Terus, kamu jangan merasa sedih ya, kamu seharusnya tahu, sejak awal hingga sekarang, Susi sama sekali tidak menyukaimu, cintamu hanya bertepuk sebelah tangan."

"Jangan bicara lagi." Susi menoleh ke Henry Qiao lalu berkata: "Freddy, maaf, aku sudah membuatmu datang sia-sia."

Freddy merasa sedih dan menatapnya: "Kalau begitu apakah kamu sudah memutuskan? Balikan dengannya?"

"Tidak peduli aku balikan atau tidak, aku tidak pernah mencintaimu itu memang benar, sudah saatnya kamu sadar juga." Walaupun Susi tidak tega, tapi dia tetap mengatakannya.

Mengambil kesempatan ini dan bisa membuatnya menyerah, dengan begitu perasaannya juga tidak akan sia-sia.

Melihatnya, Freddy pun menarik nafas panjang dan berkata: "Kalau memang begitu, aku hanya bisa pergi."

Setelah itu, dia berjalan keluar.

Susi mengejarnya dan menutup pintu.

"Freddy!" Panggilnya.

Freddy berhenti, berbalik badan dan memandangnya.

"Kamu marah?" Tanya Susi.

Freddy menggeleng: "Tidak, aku hanya sedih."

"Maaf."

"Tidak apa-apa, lagipula ini bukan pertama kalinya lagi aku ditolak kamu." Freddy tersenyum pahit.

Sebelumnya sudah beberapa kali, Susi mengusirnya dan menolaknya dengan tegas, tapi setiap kali dia pasti akan mencari berbagai macam alasan untuk berlama-lama disana. Karena saat itu, dia masih bisa melihat sedikit harapan. Tapi saat Henry muncul, dia tidak melihat harapan lagi, dia pun memilih untuk pergi.

"Maaf, sebenarnya kamu lebih cocok dengan wanita yang seumuran denganmu, wanita yang tidak ada masa lalu, aku percaya kamu akan menemukannya."

"Benar, aku juga percaya kalau aku akan menemukannya." Freddy berjalan maju dan menatapnya: "Bukannya sudah dikatakan di film-film, kalau menyukai seseorang, biarkan dia merasa bahagia. Kalau memang kamu masih tidak bisa melepaskan Henry Qiao, kembalilah kepadanya, aku tidak akan mengganggumu lagi."

"Jangan sok puitis begitu, aku tidak terbiasa." Susi pun merengek.

Freddy tertawa: "Susi yang bisa berbicara dengan tenang denganku ini, aku juga tidak terbiasa."

-----

Di dalam rumah, Josephine akhirnya menanyakan rasa penasarannya: "Ada apa ini sebenarnya?"

Dia tidak tahu harus bertanya kepada siapa, tapi di dalam rumah hanya ada Henry Qiao seorang, tentu saja dia menanyakan kepadanya.

Henry Qiao pun tersenyum dingin: "Benar, rumah ini saja sudah disewakan, Susi juga menghilang keluar negeri, kenapa tiba-tiba kami satu keluarga bisa berkumpul? Nona Bai, ada apa ini sebenarnya?" Dia mendekatkan dirinya: "Kamu tidak merasa kamu harus berpikir dulu?"

"Maaf..." Josephine melangkah mundur, dan merasa canggung: "Aku... Aku berbohong karena terpaksa, Susi yang menyuruhku jangan beritahu siapapun."

"Kalau kamu menganggap Susi teman baikmu, kenapa kamu tega melihatnya merawat Ethan sendirian?" Kamu jelas-jelas tahu aku benar-benar mencintai Susi."

"Aku memang tidak tega." Josephine menjelaskan: "Sebenarnya saat melihatmu membawa Ethan di parkiran, itu adalah hari saat Susi ingin pindah rumah, karena aku merasa kalian masih punya harapan, makanya aku berusaha menasehatinya agar tidak pindah. Tuan muda Qiao, kalau bukan aku, Susi sudah keluar negeri, sekarang kamu juga tidak bisa bertemu dengan mereka.

Ini kenyataannya, Josephine menyatakan kalau dirinya berjasa.

"Kalau begitu aku masih mau berterima kasih kepadamu?"

"Tentu saja." Josephine mengangguk: "Aku sangat mendukung kalian berdua."

"Tapi kamu membohongiku, dan menurut kebiasaaanku aku tetap akan membalasnya."

Josephine kaget: "Henry kamu mau ngapain?"

"Kenapa? Takut?" Melihat Josephine ketakutan, dia pun melanjutkan: "Tapi aku bisa memberimu kesempatan untuk menebus salahmu."

"Kesempatan apa?" Josephine penasaran.

"Bantu aku nasehati Susi untuk kembali bersamaku." Kata Henry Qiao, dia merasa Josephine lebih bisa menasehatinya, dan Susi lebih bisa terbujuk.

"Oh ini?" Josephine menghela nafasnya: "Oke, aku akan berusaha."

Dia pikir itu adalah suatu hal yang sulit, walaupun Susi keras kepala sekali, tapi dia akan berusaha, kalau masih tidak bisa, nanti bisa dipikirkan caranya.

"Tapi aku ada syarat." Kata Josephine.

"Syarat apa?"

"Kalau Susi kembali bersamamu, kamu tidak boleh bersama wanita lain, dan jangan melukainya membuatnya sedih."

"Tenanglah, ini tidak usah kamu ajari." Kata Henry Qiao.

Josephine menatapnya, lalu berkata: "Henry Qiao, jawab dengan jujur, sebenarnya kamu mencari Susi karena kamu mencintai Susi atau karena Ethan?"

"Karena mencintainya, juga karena Ethan."

"Sepertinya ini jasa Ethan." Josephine merasa kecewa.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
5 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu