Istri ke-7 - Bab 112 Hari Perkiraan Lahir Telah Tiba (5)

Punya kenalan memang lebih baik, begitu masuk rumah sakit Josephine langsung diberi kamar VIP, kepala bidannya sangat ramah terhadapnya, bahkan bersedia memberikan sederet pemeriksaan pra-kelahirkan padanya.

Selesai diperiksa, Fransiska dengan sedikit tidak sabar bertanya, "Pimpinan Lan, hari ini adalah hari perkiraan lahirnya, mengapa perutnya tidak bereaksi sedikitpun?"

Sambil membereskan peralatannya, Pimpinan Lan menjawab sambil tersenyum, "Nyonya Bai tak perlu terburu-buru, keadaan bayinya baik-baik saja, kepala janinnya sudah mengarah ke bawah, seharusnya dalam 1-2 hari akan lahir."

"Aku ingin ia melahirkan hari ini, bukankah ada suntikan untuk mempercepat kelahiran?"

"Ada, tetapi tidak perlu kok, semua baik-baik saja mengapa harus dilahirkan cepat?" Kata Pimpinan Lan tak mengerti, lalu ia menghadap Josephine dan bertanya, "Ada apa Josephine, apakah sulit rasanya mengandung anak? Tahanlah 1-2 hari lalu kau akan bebas."

Tanpa menunggu Josephine buka mulut, Fransiska langsung menyahut, "Begini, aku sudah menghitung tanggal baik, dan menentukan tanggal kelahiran anak ini pada hari ini, jadi tolong suntik dia."

"Ternyata sudah memilih tanggal, sudah zaman apa ini kau masih mempercayai hal begitu," kata Pimpinan Lan menggelengkan kepala dan tertawa.

Fransiska menggertakkan gigi menahan amarah, ia berkata, "Iya, aku percaya itu."

"Baiklah kalau begitu, aku akan menyuntiknya," katanya lalu keluar dari kamar pasien.

Di dalam kamar hanya tersisa Fransiska dan Josephine, Fransiska menghela napas lega, lalu melihat Josephine dan berkata, "Banyak sekali ibu hamil yang menggunakan suntikan ini, kau juga jangan takut, setelah disuntik bayinya tetap akan lahir dengan lancar."

Josephine tahu begitu Fransiska menetapkan hatinya, apapun yang ia katakan tak akan berguna, lagipula yang dikhawatirkan Fransiska bukannya tanpa alasan, kalau saja Pengurus He baru datang besok mencarinya, benar-benar akan sulit menghadapinya.

Kalau Pengurus He curiga, maka semua rencana ini akan kacau lagi, pengorbanannya beberapa bulan ini semuanya juga akan percuma.

Jika hal ini membuat Fransiska Kesal, maka Justin akan dalam bahaya.

Setelah seorang suster menusukkan jarum ke dalam pembuluh darah Josephine, ia memperingatkan, "Nanti cairannya pelan-pelan akan bereaksi, kalau perutmu mulai terasa sakit langsung beritahu kami."

"Baik, aku mengerti."

"Kalau begitu istirahatlah dulu," kata suster sambil mendorong kereta keluar.

Summer tetap menunggu di ruang tunggu dalam kamar, cairan infus setetes demi setetes memasuki pembuluh darah Josephine, hatinya mulai merasa cemas.

Bagaimanapun ini kali pertama untuknya mengandung dan melahirkan, dengar-dengar rasa sakitnya lebih menyiksa daripada mati, hatinya tentu akan menjadi cemas.

Setelah 1 jam lebih diinfus, mendekati siang hari, Josephine mulai merasakan perutnya merespons. Sebentar-sebentar terasa sakit, tidak begitu terasa jelas, namun perlahan sakitnya bertambah.

Melihat ekspresi Josephine berubah, Summer segera meletakkan ponselnya dan bertanya, "Nona ada apa? Apakah sudah mau melahirkan?"

"Sepertinya begitu," jawab Josephine, "Tolong bantu aku memberitahu dokter, tolong katakan bahwa perutku sakit."

"Baik, aku segera pergi," kata Summer lalu dengan tergesa-gesa berlari keluar.

Sebelum dokternya tiba, Josephine sudah kesakitan hingga hampir tak tahan, ia ingat dalam buku dikatakan, kontraksi, jika lama bisa berlangsung hingga satu hari lamanya, tak disangka kontraksinya datang secepat ini.

Summer memang anak yang suka bermain, lama sekali belum juga kembali, Josephine menebak ia mungkin sedang terpana oleh seorang lelaki tampan atau game ponsel. Ia pun terpaksa menopang tubuhnya dan turun dari kasur, perlahan melangkah ke arah pintu keluar.

Tadi sepanjang jalan ia digandeng oleh Pimpinan Lan, kali ini begitu keluar kamar, Josephine tidak tahu di mana ruangan suster, ia pun berpegangan pada dinding, menunggu kontraksinya sedikit berkurang baru melangkah lagi.

Dengan susah payah ia berjalan beberapa langkah, setelah melewati sebuah kamar pasien, ia tiba-tiba mendengar suara yang familiar dari dalam, suara itu meskipun jarang ia dengar, tetapi ada dalam ingatannya.

Itu adalah suara itu, suara yang pernah mempermalukannya tanpa henti, membuatnya terlihat memalukan. Ia ingat itu adalah adik sepupu Shella, Samantha, seorang perempuan yang sama kejamnya dengan Shella.

Josephine awalnya tidak bermaksud mendengar percakapan mereka, tetapi kebetulan saat ini kontraksinya mulai lagi, ia terpaksa berhenti menunggu kontraksinya reda.

Suara Samantha menembus pintu dan terdengar samar-samar di telinga Josephine. "Kak, kau kan tidak pernah merawat anak, nanti bagaimana kau membantu wanita liar itu merawat anak? Menjaga anak itu sangat merepotkan, setiap hari aku hanya melihat anak kakakku saja aku sudah kesal, apalagi kalau harus menjaganya."

**

Novel Terkait

Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
5 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
5 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
4 tahun yang lalu