Istri ke-7 - Bab 236 Hanya Tersisa Satu Bulan? (2)

Josephine Bai berpikir sejenak, berkata: "Dokter Zhang, bisakah kita berbicara sebentar?”

Dokter Zhang tertegun: “Apa yang ingin nona muda bicarakan?”

Josephine Bai melirik sekilas Claudius Chen yang sedang berbaring di tempat tidur, berkata: "Mari kita bicarakan di luar.”

Mereka berjalan menuju ruang tamu lantai dua, Josephine Bai menyampaikan perkataan Sally Lin kepada Dokter Zhang dengan penuh keraguan, kemudian bertanya: “Dokter Zhang, apakah Dokter percaya dengan perkataan Sally Lin? Apakah dia benar-benar bisa mengendalikan penyakit Tuan Besar?”

Dokter Zhang menatapnya dengan bingung dan bertanya: “apakah ini benar-benar yang dikatakan oleh Nona Lin?”

Josephine Bai mengangguk.

Dokter Zhang berpikir sejenak, berkata: “tapi sebelumnya aku telah melakukan pemeriksaan secara keseluruhan pada Tuan Besar, tidak menemukan adanya racun di dalam tubuhnya, bagaimana mungkin ...?”

Setelah selesai bergumam, dia berkata pada Josephine Bai: “Nona Muda tenang dulu, aku akan melakukan pemeriksaan ulang secara keseluruhan pada Tuan Besar dan melihat apakah dirinya keracunan atau tidak.”

Josephine Bai mengangguk dan menarik napas dalam: “Terima kasih, Dokter Zhang. Aku terus terang pada Dokter dan berharap Dokter bisa secepatnya mendapatkan solusi untuk mengobati penyakit Tuan Besar.”

“Tentu saja, aku segera kembali ke rumah sakit menangani hal ini, Nona Muda jangan terlalu khawatir.”

“Terima kasih.” Josephine Bai menghela napas, setelah selesai mengantar Dokter Zhang keluar, dia berjalan kembali ke kamar Claudius Chen.”

Ketika dia berjalan masuk, Claudius Chen sudah bangun, dia sedang berdiri di depan jendela dan mengamati kondisi di luar sana.

Josephine Bai menghentikan langkahnya dan memandang punggungnya dari jarak jauh.

Meskipun Claudius Chen mendengar suara pintu, namun dia tidak melihat ke belakang dan tidak memedulikannya. Saat ini tepatnya pembantu rumah akan masuk ke kamar untuk membersihkan kamar, wajar saja jika ada yang masuk ke dalam kamar.

Kemudian ada seseorang yang mendadak memeluknya dari belakang, dia sedikit bereaksi dan tubuhnya sedikit gemetaran seperti disetrum oleh listrik. Karena orang yang sedang memeluknya saat ini memiliki ciri khas tersendiri yang tidak akan dilupakannya, apakah wanita yang mungkin saja tidak akan pernah ditemuinya lagi saat ini sedang berada di belakangnya?

Dia memejamkan matanya dan berdiri diam tanpa bergerak, takut bahwa orang yang memeluknya ini akan menghilang akibat gerakannya.

Josephine Bai menempelkan pipi pada punggungnya, terdengar suara detak jantungnya, berkata dengan lembut: “Claudius, aku pulang, apakah kamu masih menginginkan diriku?”

“Berapa hari?” Claudius Chen bertanya sedikit gemetaran, jika dia pulang menjenguknya hanya karena penyakitnya kumat, lebih baik tidak perlu pulang.

“Bolehkah untuk seumur hidup?” Tanya Josephine Bai.

Claudius Chen berbalik dan menatapnya: "Bagaimana menurutmu?"

“Menurutku boleh.” Air mata Josephine Bai mulai mengalir kemudian menatapnya: “tapi kamu harus janji kamu akan baik-baik saja, bersamaku seumur hidup, tidak boleh meninggalkanku sendiri, tidak boleh ...”

Claudius Chen menundukkan kepalanya dan menciumnya sedalam mungkin.

Josephine Bai belum selesai berbicara, dia tertegun atas ciumannya, kemudian memejamkan matanya.

Claudius Chen menciumnya beberapa saat kemudian melepaskan ciumannya dan menempelkan keningnya pada kening Josephine Bai, bertanya dengan napas terengah-engah: “Bagaimana kamu bisa kembali? Apakah kamu sudah yakin?”

“Karena ...” Josephine Bai tersenyum sambil menahan air matanya, dia memeluk leher Claudius Chen, kemudian menjinjit melanjutkan ciuman tadi.

Keheningan menyelimuti mereka.

Claudius Chen menerima ciuman tersebut dengan penuh kehausan, nafsunya meningkat seketika, kemudian membanting tubuh Josephine Bai pada tempat tidurnya yang besar sembari mulai menanggalkan pakaian Josephine Bai satu per satu.

Josephine Bai merasakan tubuhnya menggigil, dia refleks kembali pada kenyataan, dia menghentikan tangan Claudius Chen yang nakal dan memeluk lehernya kemudian memberitahunya dengan ekspresi yang sangat serius: “Claudius, kamu baru saja kumat, kamu tidak boleh kelelahan ...”

Dia juga sangat merindukan momen ini, namun dia khawatir dengan kondisi tubuh Claudius Chen sehingga dia menahan segala kerinduannya.

Namun Claudius Chen sama sekali tidak peduli dengan kondisi tubuhnya sendiri dan menggelengkan kepalanya: “Aku sama sekali tidak lelah.” Dia tidak memberikan kesempatan membuka mulut menolaknya.

Menurutnya Josephine Bai bisa kembali di sisinya merupakan kesempatan yang tidak mudah, saat ini dia hanya ingin memiliki dan menginginkannya secara keseluruhan ...!

Josephine Bai masih berusaha memberontak, sesaat kemudian dia berhenti memberontak dan menyerah tubuhnya pada Claudius Chen. Tidak ada lagi pemberontakan, tidak ada lagi penolakan, dan otomatis menimpa tubuhnya.

Dia teringat Claudius Chen pernah meminta kepadanya, saat Claudius Chen lelah, dia harus melayaninya dengan baik, saat itu dia sangat malu sehingga tidak berani melakukan apapun, namun hari ini ... dia benar-benar terbuka untuk segalanya!

Dia khawatir kondisi tubuh Claudius Chen, namun juga ingin memuaskan nafsunya.

Kekhawatirannya membuat Claudius Chen semakin bergairah, dia memeluk tubuhnya dan mengeksplorasi seluruh tubuh Josephine Bai dengan bahagia ...

Setelah itu, Josephine Bai sangat lelah, ditambah tidak tidur semalaman, dia bahkan tidak sanggup turun dari tubuh Claudius Chen dan tertidur di atas tubuhnya, bahkan tidurnya sangat lelap.

Claudius Chen memeluknya dengan kedua tangan, mendengar napasnya yang terengah-engah hingga perlahan bernafas seperti biasa, namun tidak turun dari tubuhnya, dia menundukkan kepala menatapnya, melihat dirinya telah tertidur. Wajahnya yang cantik tertidur di atas dadanya, tidurnya sangat lelap.

“Cepat sekali sudah tepar ...” Claudius Chen tersenyum membelai punggungnya yang telanjang, memeluknya beberapa saat, kemudian membaringkan tubuhnya di sebelahnya dan menyelimutinya.

-----

Josephine Bai tertidur hingga tengah hari, saat dia terbangun, dia mendapatkan dirinya berbaring di atas tempat tidur Claudius Chen, otaknya belum sepenuhnya sadar, namun beberapa saat kemudian dia tersadar seluruhnya.

Sudah terlalu lama tidak terbangun di atas tempat tidur ini, dia memutar badannya, membenamkan wajahnya di dalam selimut dan merasakan aroma Claudius Chen.

Dia merasakan kebahagiaan yang amat dalam, namun seketika itu juga suasana hatinya terasa berat. Begitu kepikiran dengan penyakit Claudius Chen, dia bahkan bisa meneteskan air matanya sambil tersenyum.

Terdengar suara pintu kamar terbuka, Josephine Bai menarik selimutnya dan berpura-pura tidur.

Terdengar suara langkah kaki yang sangat dikenalinya, dia tahu persis itu adalah Claudius Chen, meskipun telah berpisah cukup lama, dia masih bisa mengenal pasti suara langkah kakinya, namun dia tidak bergerak dan dirinya terus berpura-pura sedang tidur.

Claudius Chen melihat dia masih belum bangun, dia berdiri beberapa saat di depan pintu, kemudian berjalan menghampirinya, dan menatapnya yang sedang tertidur. Kemudian dia membungkuk, tangannya membelai wajahnya dengan lembut kemudian turun hingga bibirnya yang merah muda.

Saat jarinya ingin meninggalkan bibirnya, Josephine Bai tiba-tiba menggigitnya.

Claudius Chen terlonjak kaget, menemukan bahwa dia sudah bangun.

Jarinya meluncur pada dagunya, dan menaikkan dagunya kemudian menyeringai: “kamu sedang berpura-pura tidur lagi?”

“Kamu tertipu lagi?” Josephine Bai meraih tangannya.

"Aku selalu begitu percaya padamu.” Claudius Chen tersenyum tersipu-sipu, "Aku benar-benar percaya bahwa kamu benar-benar pergi ke luar negeri, dan tidak akan pernah kembali lagi.”

Mata Josephine Bai berkaca-kaca, kemudian menatap lekat padanya.

"Ada apa?" Claudius Chen bertanya padanya.

“Claudius, apakah kamu tahu mengapa aku kembali?” Josephine Bai menatapnya sembari menahan air matanya.

Claudius Chen berpikir sejenak dan berkata: "Bukankah itu karena kamu tidak tega meninggalkanku?"

Josephine Bai melanjutkan: “Karena aku mendapatkan telepon dari Joshua Shen sewaktu aku sedang dalam perjalanan menuju bandara, dia memintaku agar menemui Sally Lin, kemudian aku pergi dan mendapatkan sebuah kabar darinya ...”

Dia tidak melanjutkan lagi, khawatir Claudius Chen tidak bisa menerimanya.

Claudius Chen menatapnya dan tersenyum: “apakah dia memberitahumu jika penyakitku sangat parah, dan tidak akan hidup lama di dunia ini lagi?”

Dia berkata dengan tenang, seolah-olah tidak ada hubungan sama sekali dengannya.

Josephine Bai terlonjak kaget dan menatapnya dengan bingung: “Kamu sudah tahu?"

"Tahu apa?"

"Apakah kamu tahu bahwa kamu diracuni oleh Sally Lin?"

Wajah Claudius Chen menunjukkan ekspresi yang sangat kaget, Josephine Bai bingung ketika melihat ekspresinya dan bertanya: “atau ... sebenarnya kamu tidak tahu?”

Ya Tuhan, tadi dia masih ragu untuk mengatakan yang sebenarnya kepadanya, tidak menyangka akan terbongkar dengan mudah oleh Claudius Chen, dia bahkan belum menemukan solusi bagaimana menghiburnya.

Dia tidak tahu apakah Claudius Chen akan cemas seperti dirinya ketika mendengar kabar ini. Seperti mereka yang menderita kanker, sebagian dari mereka sangat ketakutan.

Claudius Chen terdiam sejenak, kemudian tersenyum: “Sudah kuduga.”

"Kamu telah menebaknya?"

"Ya."

“Jadi, apakah kamu tahu racun apa yang dia berikan kepadamu?” Josephine Bai bertanya sembari menahan air matanya.

“Aku tidak tahu, dia telah pergi dari rumah Keluarga Chen, kurasa ... aku akan sembuh suatu hari.” Jawab Claudius Chen dengan ekspresi acuh tak acuh.

“Tidak.” Josephine Bai menggeleng, air matanya mulai mengalir, dia berkata dengan sedikit tersedak: “dia memberitahuku racun ini dia kembangkan sendiri, tidak ada orang kedua yang tahu akan racun ini, dia akan menyembunyikan resep supaya kamu bisa sembuh selamanya ... dan ... hidupmu hanya tersisa satu bulan.”

Setelah mendengar kabar ini, tidak mungkin tidak khawatir, namun ketika melihat Josephine Bai yang menangis sedih, Claudius Chen tidak menunjukkan segala kekhawatirannya, beberapa saat kemudian dia menyeka air matanya, menghiburnya: “tidak segitu parah, bagaimana mungkin aku tidak tahu dengan kondisi tubuhku sendiri.”

Benar, dia tahu persis kondisi tubuhnya sendiri.

Dia tahu bahwa kondisinya memburuk hari demi hari, kumatnya juga semakin sering, sehingga dia bisa menebak dirinya diracuni oleh Sally Lin.

Dia sama sekali tidak ragu ketika mendapatkan kabar bahwa hidupnya hanya tersisa satu bulan. Namun ketika melihat Josephine Bai yang ketakutan, bukankah dirinya tidak boleh ikut takut dan khawatir?

“Jangan menangis, tidak apa-apa.” Claudius Chen membopongnya naik ke tempat tidur, memeluk sembari menghiburnya.

Novel Terkait

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
3 tahun yang lalu