Istri ke-7 - Bab 230 Kematian Juju (1)

Dan tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk menolaknya, Claudius merebut kunci mobil dari tangannya, dan menarik Josephine kearah mobilnya. Ketika melihat mereka naik mobil dan pergi, Belinda menarik nafas karena tidak berdaya, dia berputar badan dan menatapi Marco, “Sepertinya kita telah sia-sia menunggu mereka, ayo jalan, aku antar kamu pulang.”

Marco juga menarik nafas dalam-dalam, lalu berkata, “Terima kasih.”

“Tidak perlu, aku juga dimintai bantuan.” Belinda mendorongnya keluar dari rumah sakit, disaat dia bersiap untuk memanggil taksi untuk pulang, dia terpikiran bahwa Josephine tidak berada dirumah, jika mengantarkan Marco pulang, dia juga tidak bisa membuat makanan sendiri, kalau begitu makan dulu saja sekalian.

“Hmnn......” dia sedikit malu untuk mengutarakannya, “Kebetulan kita semua sudah lapar, bagaimana kalau kita makan dulu sebelum pulang?”

“Baik.” Marco menjawabnya dengan sedikit melongo, “Apa yang ingin kamu makan?”

“Apa saja.”

Kebetulan didepan sana ada sebuah restoran barat yang lumayan bagus, kedua orang itu dibawa oleh pelayan kesebuah meja yang dekat dengan jendela.

Setelah memesan makanan, pelayan melirik mereka berdua, “Apakah kalian perlu sedikit wine?”

“Tidak perlu, terima kasih.” Belinda menolaknya langsung, malam ini tidak boleh minum alkohol lagi.

Marco melihat wajah Belinda yang jelas terlihat masih sedikit gelisah karena kejadian waktu itu, hatinya sedikit merasa bersalah, dia tahu Belinda takut kejadian waktu itu terulang kembali.

Setelah pelayan pergi, Belinda sedikit bimbang, dia menatapi Marco lalu bertanya, “Tuan Marco, aku sangatlah penasaran.......apakah kamu sudah mengetahui identitas Nona Josephine dari awal?”

Marco jelas-jelas tidak mengira bahwa dia akan bertanya seperti itu, dia sedikit terhenti lalu menganggukkan kepalanya, “Benar.”

“Jadi ini adalah alasan mengapa kamu tidak bisa melepaskannya?”

“Benar.”

“Lalu bagaimana dengan sekarang? Sekarang Claudius sudah mengetahui semuanya, apakah kamu masih tidak berencana untuk melepaskannya?” tanya Belinda lagi.

“Apakah menurutmu aku harus lepas tangan?” Marco akhirnya menggeserkan tatapannya dari gelas ke wajah Belinda, dia berkata dengan tenang, “Sekarang adalah saat yang paling bahaya, Nyonya Besar Chen bisa mengurung Juju dan membuatnya membakar ruang sembahyang keluarga Chen, dia pasti akan melakukan hal yang sama juga kepada Josephine, jika aku lepas tangan sekarang, dia hanya ada satu jalan yaitu mati, bukankah seperti itu?’

Belinda sedikit salut dan pengertian dengan pemikirannya, namun dia tetap tidak tahan untuk berkata untuk Claudius, “Tuan Claudius tidak akan membiarkan Nyonya Besar Chen melakukan hal itu.”

“Claudius sama sekali tidak bisa menyaingi Nyonya Besar Chen.” Kata Marco, menurutnya, Claudius sama sekali tidak mempunyai kemampuan untuk melindungi Josephine, terutama perihal pasangan sejati ini.

“Lalu apa rencanamu selanjutnya?”

“Josephine pernah bilang, setelah dia menyelesaikan semua hal disini, dia akan pergi dari sini bersamaku, sekarang Juju sudah mati, Sally seharusnya juga tidak jauh dari kematian.” Marco mengangkat air dan meminumnya, lalu berkata, “Aku ingin membawanya menjauh dari tempat berbahaya ini, menjauh dari keluarga Chen.”

“Kamu mau membawanya keluar negeri?”

Marco menatapi kekagetan Belinda dan bertanya, “Apakah tidak seharusnya seperti itu?”

“Hmm......” Belinda tersenyum, “Aku tidak mempunyai hak untuk mengutarakan pendapat, aku hanya merasa......kamu seharusnya memberikan sebuah kesempatan kepada Tuan Claudius, mungkin saja kali ini dia bisa melindungi Nona Josephine dengan baik.”

“Setiap orang hanya mempunyai sebuah nyawa, sebuah jantung, apakah aku bisa membiarkannya mencobanya?” Marco tiba-tiba sedikit emosian.

Belinda kaget dengan tampang Marco, lalu bergegas berkata, “Maaf, aku hanya sembarangan bicara saja, Tuan Marco jangan marah.”

Marco berusaha menenangkan pikirannya, dia sebenarnya juga tidak ingin marah kepada Belinda, dan tidak seharusnya, semua kemarahannya berawal dari Claudius, dia seharusnya langsung mencarinya duel, namun......dia tidak mampu, dia hanya bisa berada disini dan marah dengan seorang wanita yang tidak bersalah.

“Maaf......” Marco menghirup nafas, nada bicaranya mereda, “Nona Belinda, akulah yang seharusnya mengatakan maaf.......”

“Tidak apa-apa.” Belinda tersenyum canggung, “Sebenarnya kita semua berharap semua orang yang berada disekitar kita bisa hidup dengan baik, benarkan kita semua tidak mempunyai niat jahat.”

Patut diakui bahwa Belinda lumayan salut dengan Marco, selain Claudius, Marco adalah satu-satunya lelaki yang setia dan memikirkan segalanya untuk pasangannya, hanya saja disayangkan bahwa wanita yang dicintainya adalah wanita Claudius, ini benar-benar membuat orang mengasihaninya.

------

Waktu telah berlalu 2 jam, Josephine yang sedang tertidur akhirnya bangun karena kelaparan, dia menggerakkan badannya, dia menyadari bahwa badannya tidak bisa diregangkan dengan maksimal.

Dia membuka kedua matanya dengan perlahan, dan menyadari bahwa dirinya tengah terbaring didalam kursi mobil, hidungnya mencium wangi parfum yang familiar, wangi parfum mobil Claudius. Dia melirik badannya sendiri, selimut yang dikenakannya juga adalah jaket dari Claudius.

Kesadarannya perlahan pulih, dia kembali teringat bahwa dia dibawa pergi oleh Claudius dengan mobil, lalu entah kenapa dia tiba-tiba tertidur.

Benar, dia ternyata tidur di mobil Claudius.

“Kamu sudah bangun?” Claudius menaruh tangan didahinya, dan mengelusnya dengan pelan.

“Mengapa aku tertidur?” Josephine memberdirikan badannya, Claudius lalu mengatur kursi nya dengan baik.

“Menurutku kamu keletihan.”

“Sudah berapa lama aku ketiduran?” Josephine mengelus mukanya dan merapikan pakaiannya.

Claudius mengangkat jam tangannya dan melihatnya, “Tidak lama, dua jam lebih saja.”

“Astaga! Mengapa kamu tidak membangunkanku dari tadi?” dia ternyata tidur dimobilnya selama dua jam? Bagaimana dengan dia? Josephine menoleh kearahnya, jangan-jangan dia menemaninya dimobil selama dua jam?

“Kamu ingin makan apa?”

“Aku tidak lapar.”

“Kamu tidak makan malam, bagaimana mungkin bisa tidak lapar? Kalaupun kamu tidak lapar, aku juga sudah lapar.” Claudius menyalakan engine mobilnya, lalu berjalan ke kafe didekat sana, sudah semalam itu, sepertinya hanya ada kafe yang bisa makan malam dengan tenang saja.

Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah kafe, Claudius turun dari mobil dan berjalan kesisinya, dia membuka pintu mobil dan mengulurkan tangannya kepada Josephine.

Josephine tidak memegang tangannya yang diulurkan, dia turun dari mobil sendiri.

Mungkin karena sudah terlalu lama berada didalam mobil, kedua kakinya baru saja berdiri di lantai saja sudah tidak kuat, Josephine lalu terjatuh kedalam pelukan Claudius.

“Aku sudah memberitahumu berkali-kali, jangan keras kepala jika dirimu tidak mampu.” Claudius menyalahkannya, lalu menutup pintu mobil dan mengandeng tangannya dan berjalan kearah pintu masuk kafe.

Claudius meminta sebuah ruangan kepada pelayan, lalu memesan makanan untuk dirinya dan Josephine, baru saja pelayan keluar, Claudius langsung merangkul Josephine kedalam pelukannya, dia sambil mengelus punggung Josephine dan menciumi rambutnya, “Kamu pasti sudah ketakutan kan? Aku juga, kakiku sampai lemas......”

Josephine dipeluknya dengan erat, dia merasa bernafas saja susah baginya.

Dia memang ketakutan, dia berbalik memeluk pinggang Claudius, “Bukankah aku sudah bilang, aku tidak akan kenapa-kenapa, begitu juga denganmu.”

“Apakah tanganmu sakit karena borgol?” Claudius tiba-tiba melepaskannya, lalu memegang kedua tangannya dan menatapinya, tangan Josephine yang diborgol jelas-jelas terlihat merah.

Claudius mengelus bekas merah ditangan Josephine, dan terlihat sangat menyayangkannya. Tidak hanya karena bekas di tangan Josephine, terlebih karena tampang Josephine disangka sebagai pembunuh.

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Menaklukkan Suami CEO

Menaklukkan Suami CEO

Red Maple
Romantis
4 tahun yang lalu
That Night

That Night

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu