Istri ke-7 - Bab 72 Tidak pernah melihatnya begitu menyedihkan (2)

Josephine Bai membersihkan teggorokan, lalu mengubah cara bertanya :" baiklah, kalau begitu aku tanya, apakah sekarang kamu lapar?"

Sekarang sudah pukul 6 sore, jamnya makan malam, bagaimana mungkin tidak lapar.

"Kalau lapar kamu makan". Josephine Bai menyodorkan roti goreng daun bawang ke mulutnya :"Makan yang banyak, jangan berpura-pura separti gadis kecil".

Josephine Bai sudah bicara seperti itu, bila Claudius Chen tidak makan maka dia seperti berpura-pura menjadi gadis kecil? Claudius Chen dengan tidak sabar melihatnya, akhirnya dia membuka mulut dan menggigit roti goreng daun bawang tersebut.

Melihat Claudius Chen memakannya, sambil tertawa dia bertanya:" apakah enak?"

"Lumayan". Claudius Chen menjawab dengan jujur.

Dia tahu makanan di pinggir jalan seperti ini tidak kalah dengan makanan di hotel berbintang, tetapi dia tidak terbiasa makan di tempat seperti ini.

Perutnya memang sudah lapar di tambah kata-kata Josephine Bai yang berbicara seperti itu, setelah makan satu gigit dia malah ketagihan, Dibawah panduan Josephine Bai hampir semua makanan terkenal di sana mereka coba.

Setelah berjalan-jalan di sana, Josephine Bai mengajaknya ke sebuah jalan yang menjual barang-barang kerajinan, lalu mereka masuk ke sebuah Bar yang menarik dan mendengarkan live music.

Di dalam bar, pelayan menawarkan cooktail yang terkenal di bar mereka, tetapi di tolak oleh Josephine Bai.

Tadi dia tidak sedikit memakan makanan yang digoreng, itu saja sudah membuat dia merasa sedikit menyesal dan berdosa, mana berani sekarang dia minum alkohol. Untung dia adalah orang yang pintar, karena itu tubuhnya selalu baik-baik saja.

"Beri kami dua gelas juice saja, terima kasih". dia berkata kepada pelayan.

Tidak lama, pelayan mengantarkan juice.

Claudius Chen melihat sekilas ke meja, lalu berkata kepadanya :"Main ke bar tetapi tidak minum alkohol?"

"Aku......takut mabuk, nanti kamu harus membopongku pulang lagi". Josephine Bai tertawa.

"Kamu berfikir berlebihan, paling aku telepon orang untuk membopongmu pulang".

"Tidak punya hati, lain kali kalau kamu mabuk jangan cari aku". Josephine Bai mendendangkan lagu.

Claudius Chen walaupun tidak setuju tetapi dia tetap menuangkan juice dan meminumnya, tatapannya terpaku pada penyanyi di atas panggung.

Penyanyi itu adalah seorang wanita yang seksi dan cantik, suara nyanyiannya pun sangat merdu dan manis, dia sedang menyanyikan sebuah lagu populer, suara yang merdu tersebut mempesona banyak laki-laki di bar tersebut.

Hari itu mereka cukup lelah, minum juice, sambil mendegarkan lagu-lagu yang merdu merupakan sebuah kenikmatan.

Seorang pelayan menghampiri mereka, sambil tersenyum berkata :"Maaf mengganggu, hari ini adalah perayaan bar kami yang ke 10 tahun, kami mengadaakan acara untuk hari ini dan besok, yaitu mengumpulkan ciuman mesra dari pasangan kekasih........."

"Tidak perlu, terima kasih". Claudius Chen menolaknya tanpa menunggu pelayan tersebut selesai berbicara.

Josephine Bai penasaran dan bertanya :"Apakah ada hadiahnya"?

"Bar kami akan memberikan sepasang cincin perak kepada kalian". Pelayan tersebut lalu memperlihatkan cincin tersebut kepada mereka.

Cincin tersebut terlihat tidak mahal, tetapi modelnya sangat cantik, Claudius Chen tidak melihat sama sekali, tetapi Josephine Bai adalah seorang wanita, dia sangat tertarik dengan benda-benda seperti ini.

Pelayan tersebut kembali berkata :"Kami akan mengukir nama kalian berdua di cincin ini, membuat sebuah cincin pasangan khusus hanya milik kalian dan akan mengirimkan cincin tersebut ke rumah dua hari kemudian".

"Model cincin itu benar-benar bagus, kita ciuman sebentar ya". Josephine Bai tersenyum.

Claudius Chen dengan tidak senang melihat Josephine Chen, lalu membetulkan kacamata yang ada di wajahnya ;" Mau cincin dengan model seperti apa, aku akan menyuruh Asisten Yan memesannya untuk mu.

Apakah wanita ini tidak tahu, bar sengaja mengumpulkan foto laki-laki tampan dan wanita cantik berciuman untuk di pasang di depan bar dan di perlihatkan ke orang-orang.

Walaupun bar di sini banyak, dan setiap Bar beragam sehingga orang tidak akan ingat wajah siapa yang ada di foto, tapi membiarkan orang-orang menikmati foto mereka itu kan tidak baik, lagi pula Claudius Chen tidak tertarik dengan cincin murahan tersesebut.

"Tentu berbeda". Pelayan tersebut membujuk :"Cincin ini di tukar dari ciuman mesra dari pasangan, dan di ukir dengan nama kalian, memiliki arti yang spesial.

"Betul“. Josephine Bai menganggukan kepala, sambil menggoyang-goyangkan tangan Claudius Chen :"Kita juga bukannya tidak pernah berciuman, ciuman sekali saja, aku suka cincin ini".

Melihat Claudius Chen yang masih saja tidak mau, Josephine menjadi tidak senang, dia membuang muka dengan sedikit marah berbicara kepada pelayan :"Tidak harus dengan pasangan kan? kamu carikan satu orang laki-laki, emm.....dia saja". Menunjuk satu orang, seroang laki-laki muda tampan yang duduk tidak jauh dari tempat mereka.

Wajah Claudius Chen menjadi murung dan tidak senang.

Pelayan itu menjadi ternganga, tidak tahu bagaimana harus menjawab, dia baru pertama kali berhadapan dengan keadaan seperti ini. Tadinya karena melihat pasangan laki-laki tampan dan wanita cantik ini sehingga dia menawarkan mengumpulkan ciuman mesra, siapa sangka ternyata laki-laki ini tidak setuju.

"Ini.....memang tidak ada peraturan yang bilang tidak boleh, tapi........"

"Kalau boleh ya sudah". Josephine Bai menjawab :"Aku lihat sepertinya dia orangnya baik, harusnya tidak mungkin hal kecil seperti ini saja dia tidak mau menolong? kamu tolong saya........"

Kata-kata Josphine Bai belum selesai, Claudius Chen menggunakan satu tangannya memegang pundak Josephine Bai untuk membalikan badannya, dan tangan satunya mengambil topi Josephine Bai yang diletakan diatas meja dan memakaikan ke kepalanya, lalu dari sela-sela giginya keluar satu kata :"kamera".

Pelayan tersebut terpaku sebentar, lalu dia tersadar, sampai beberapa kali berkata "Oo" baru mengambil kamera yang tergantung di lehernya dan membidik dua orang tersebut.

Josephine Bai di dalam hati tertawa, dia tahu orang seperti Claudius Chen yang tidak mau kalah mana mungkin rela istrinya berciuman dengan laki-laki lain!

Dia membetulkan topi yang ada di atas kepalanya, lalu tersenyum dan menutup mata.

Bibir Claudius Chen menyentuh bibirnya, dan dia mencium seperti sedang menghukum, bahkan sengaja menggigit bibir Josephine Bai.

"OK! bagus". Pelayan tersebut berkata dengan sangat puas, dan memperlihatkan layar kameranya kepada kedua orang tersebut :"lihat, ciuman yang sangat bagus".

Kedua orang di dalam foto terlihat berciuman dengan sangat mesra, bahkan karena Claudius Chen memakai kacamata hitam dan Josephine Bai mengenakan topi, bila tidak melihat dengan seksama maka tidak akan ada orang yang akan mengenali mereka berdua.

"Silakan meninggalkan alamat kalian di sini, kami akan mengirim hadiah dan foto ini, terima kasih sekali lagi". Pelayan tersebut memberikan buku utuk meninggalkan pesan, setelah berterima kasih dia membalikan badan dan meninggalkan mereka dengan sangat puas.

Setelah pelayan tersebut pergi, Josephine Bai melihat air muka Claudius Chen yang tidak begitu bagus, lalu terbayang bagaimana tadi dia menggigit bibirnya, dia mengangkat tangan dan menyentuh bibir merahnya yang tadi di gigit olehnya, tiba-tida dia merasa malu

Novel Terkait

Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu