Istri ke-7 - Bab 211 Bagian Penting 2 (5)

"Diam, siapa yang percaya dengan orang selicik kamu!" Pria itu pun menendang tangannya hingga terlepas dari kakinya.

"Kakak, kita cepat selesaikan urusan ini dan lari, kalau polisi datang akan repot." Pria di sampingnya pun mendesaknya.

Pria itu menoleh ke belakang: "Kamu telepon dia dan memastikan apakah akan dilakukan, kalau iya suruh dia langsung transfer uangnya."

"Baik." Pria itu pun mengaktifkan hpnya, lalu dengan cepat menelepon sebuah nomor.

Setelah telepon diangkat, dia pun langsung bertanya: "Nona Zhu, anak itu kabur, sekarang nona Yi ada di tangan kami, apakah kamu mau kami melakukannya?"

Saat itu dia sedang menemani Jesslyn bermain di pinggir kolam, sambil memegang hp sambil memegang Jesslyn, mengelus-ngelus wajahnya. dia menundukkan kepalanya dan melihat Jesslyn, berkata dingin: "Anak ini aku sendiri yang turun tangan, satunya lagi... tolong segera diberesin."

"Bisa, tapi sisa uangnya?" Pria itu bertanya.

"Sekarang aku langsung transfer." Juju menutup telepon, lalu mulai menekan hpnya.

Setelah mentransfer, dia pun melihat Jesslyn sedang curiga melihatnya. Lalu dia pun tersenyum dan mengusap rambutnya: "Ayah bilang di jalan sedikit macet, sebentar lagi sampai, kita tunggu lagi sebentar ya."

Jesslyn pun mengangguk.

-----------------------

Josephine sepertinya mendengar apa yang dikatakan wanita itu, dia pun menjadi semakin panik.

Bagaimana ini? Sepertinya mereka sedikitpun tidak menakut-nakutinya. Kelihatan jelas ingin membunuhnya. Kalau dia masih tidak memikirkan cara untuk melarikan diri, maka dia akan mati.

Menunggu uang ditransfer, dia pun berkata: "Aku ingin pergi ke toilet."

Tidak ada cara lain lagi, dia hanya bisa mengundur waktu.

"Tidak boleh." Pria itu berkata kejam.

"Ini permintaan terakhirku sebelum mati, kalian pun tidak mengizinkannya? Kalian tidak takut setelah aku menjadi setan aku akan mencari kalian?" Josephine mengancam.

"Jangan takut-takuti aku, aku tidak percaya dewa ataupun setan, aku hanya dengan percaya diriku sendiri.

Pria satu lagi pun gemetaran dan berkata: "Biarkan dia pergi sebentar, lagipula dia tidak bisa melarikan diri."

Pria itu pun terpaksa melepaskan tali di kakinya, dan mendorongnya ke dalam toilet.

Josephine masuk ke dalam toilet dan langsung mengunci pintunya, dia bersandar di pintu dan mulai melihat ke sekitar.

Lalu terdengar suara: "Wanita sialan, aku peringati kamu jangan macam-macam, di luar jendela itu dinding yang penuh dengan paku, kalau kamu berani meloncat pasti akan mati menggenaskan. Lalu, kalau kamu meminta tolong, aku akan memerkosamu dulu baru kubunuh..."

Kalimat-kalimat ancaman yang mengerikan itu masuk ke dalam telinganya, Josephine sangat panik dan tidak tahu harus bagaimana.

Dia pun berusaha keras menggigit tali di pergelangan tangannya, lalu memanjat ke atas jendela, melihat di bawah semuanya adalah dinding yang penuh dengan paku, kalau dia meloncat mungkin akan tertusuk mati atau jatuh ke atas lantai dan mati.

Dia menutup mulutnya, panik dan tidak tahu harus bagaimana.

Lalu terdengar suara: "Kakak, uang sudah diterima, kita cepat bereskan ini dan lari."

"Tunggu dia keluar kita langsung bereskan dia."

Mendengar ini, Josephine semakin takut, dia berpikir walaupun terjatuh dan mati juga tidak boleh sampai dibunuh mereka, lalu dia pun memanjat ke atas.

Jendela di toilet sangat kecil, dia memaksakan diri baru bisa keluar. Saat ini, dia melihat di bawah sudah ada beberapa orang, diantaranya ada Claudius. Melihat sosok yang dikenalinya, dia seperti melihat sebuah harapan, air matanya pun mengalir.

Claudius pun melihatnya, melihatnya ingin meloncat, dia pun panik dan melambaikan tangannya: "Josephine, cepat kembali, jangan loncat..."

Josephine menutup mulutnya dan menangis, dia tidak berani bersuara, hanya bisa menangis tanpa bersuara, dan meminta tolong.

"Jangan takut, aku pasti akan menolongmu... percayalah..." Claudius pun langsung menerjang ke pintu, menarik pintu gedung itu, ternyata sudah dikunci, dia panik dan kembali keluar, melihat ke sekitar dan akhirnya memilih memanjat dari gedung sebelah.

"Tuan muda Chen, bahaya..." Salah satu polisi mencegahnya.

Claudius tidak peduli lagi, dia hanya ingin cepat-cepat sampai ke atas, membawa Josephine lari sebelum pelaku tahu, kalau mereka sudah tahu, Josephine pun akan sangat bahaya.

Pria yang bertanggung jawab mengawasi sekitar lokasi melihat banyak orang di bawah pun langsung berlari ke dalam dan berkata: "Kacau, di bawah ada banyak sekali orang."

"Kamu bilang apa?" Dua pria itu pun berlari ke balkon dan melihat ke bawah, ternyata di bawah memang banyak orang.

Mereka kaget, lalu salah satu pria pun berjalan menuju toilet dan berkata: "Segera bereskan dia lalu lari dari atas."

Dia pun menendang pintu toilet itu, menarik Josephine turun, lalu mengeluarkan sebuah pisau dari kantongnya.

Josephine pun kaget melihat pisau di tangannya, dia menjerit lalu bergerak mundur.

"Kakak, apakah kita masih bisa lari setelah membunuhnya? Kita bawa dia ke atas dulu sebagai sanderaan." Kata pria satu lagi.

Josephine pun ketakutan dan berkata: "Kalian jangan bunuh aku... Membunuh akan mendapat hukuman mati... kalau kalian sekarang menyerah paling hanya akan dipenjara..."

"Diam...!" Pria itu ingin memukulnya lagi.

Josephine pun langsung menutup wajahnya dengan cepat.

Pria itu tidak memukulnya, menariknya keluar dari toilet, dan berjalan ke atas dan memerintah dua pria lainnya: "Cepat, ke atas."

Lokasi ini hanya mereka yang paling tahu, memang ada jalan untuk melarikan diri di lantai atas ini, mereka pun membawa Josephine ke atas, saat ingin meloncat ke gedung samping tiba-tiba bertambah satu orang.

Mereka menghentikan langkah kakinya, melototi Claudius yang meloncat dari gedung samping.

"Tuan muda Chen..." Josephine berteriak, air matanya pun mengalir.

"Kalau tidak ingin mati menjauhlah!" Pria itu memerintah, lalu menekan leher Josephine dengan pisau, lalu memberi isyarat kepada temannya untuk membereskan Claudius.

"Ini yang seharusnya aku katakan kepada kalian, kalau tidak ingin mati cepat lepaskan dia." Claudius melototinya, dan berjalan kedepan.

Dua pria lainnya maju dan menyerangnya, Claudius pun dengan cepat memukul salah satunya hingga terjatuh ke lantai, tapi tangannya sudah terluka karena sayatan pisau oleh pria lainnya, darahnya pun mengalir menembus kemejanya.

Melihatnya terluka, Josephine pun menjerit dan panik: "Tuan muda Chen, kamu jangan urusi aku lagi, mereka banyak, kamu tidak akan bisa mengalahkan mereka..."

Claudius menutup lukanya dengan tangannya, menatapnya dan berkata: "Josephine, kamu dengar baik-baik, kalau mereka membunuhmu, aku akan membunuh mereka dulu lalu mati bersamamu."

"Tidak..." Josephine menangis dan menggeleng: "Kamu tidak perlu ikut mati bersamaku, aku tidak mencintaimu... aku tidak butuh..."

Dia tidak menyangka Claudius akan mengatakan ini di saat yang berbahaya seperti sekarang ini, itu bohong kalau dia tidak terharu, tapi dia benar-benar tidak berharap dia terluka karenanya, mengorbankan nyawanya untuknya. Lagi pula, sekarang dia sudah menjadi istri orang lain, kalau memang dia pernah menjadi istrinya, dia juga tidak mungkin lagi kembali kepadanya.

Dia ditarik oleh pria itu selangkah demi selangkah menuju pagar, dia tidak meminta tolong, tapi malah menatap Claudius dan berkata: "Tuan muda Chen, maaf, mungkin kita dulu pernah saling mencintai, tapi aku sudah menikah dengan Marco Qiao, kamu tidak perlu berkorban seperti ini, kalau aku berhutang padamu, aku akan mengembalikannya kepadamu di kehidupan mendatang, tolong pergi dari sini... Jangan lawan mereka lagi..."

"Tidak, di kehidupan ini aku yang berhutang kepadamu, aku ingin menggunakan sisa hidupku sekarang dan yang akan datang untuk membayarnya, oleh karena itu aku tidak akan membiarkanmu mati..." Claudius berjalan ke depan dan memandang pria itu: "Dengar tidak, kalau kalian membunuhnya, aku akan membuat kalian membayarnya dengan... nyawa kalian!"

"Perkataan yang benar-benar bagus!" Pria itu sudah sampai di pagar, lalu memanjat ke atas dan menarik Josephine naik ke atas juga.

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Half a Heart

Half a Heart

Romansa Universe
Romantis
3 tahun yang lalu
You Are My Soft Spot

You Are My Soft Spot

Ella
CEO
4 tahun yang lalu