Istri ke-7 - Bab 147 Mengenai IQ (3)

Jarang-jarang bisa sepi pada makan siang, hanya ada Nenek Chen, Claudius dan Josephine bertiga.

Mungkin juga karena kejadian tadi pagi, suasana hati suami-istri ini sangat tertekan, Nenek Chen saja bisa merasakannya.

Nenek Chen akhirnya tidak tahan lalu melirik mereka dan bertanya, “Ada apa? Kalian bertengkar ketika sedang ada festival begini?”

Claudius tidak berkata apa-apa.

Josephine mengangkat kepalanya dan tersenyum kearah Nenek Chen, “Tidak, Nenek.”

“Baguslah kalau tidak.” Nenek Chen menundukkan kepalanya dan melanjutkan makannya.

Setelah selesai makan, Josephine membaca majalah di kamarnya dan kemudian tidur.

Hingga hampir jam 5, dia baru dibangunkan oleh Vina untuk membereskan hotelnya.

Josephine terbangun dari kasur, lalu sambil meremas matanya, dia bertanya, “Dimana Tuan Muda?”

“Tuan Muda sudah ada dilantai bawah.”

“Dia tidak istirahat siang?”

“Aku tidak tahu.”

Josephine bergegas mengganti pakaian dan turun, lalu dia melihat Nenek Chen dan Claudius sudah menunggu di lantai bawah, dia mempercepat langkahnya dan sambil meminta maaf, “Maafkan aku, aku tidur kesiangan.”

“Tidak kesiangan juga, lagi pula juga tidak perlu pergi terlalu pagi.” Kata Pengurus He.

Nenek Chen bangkit dari sofa, “Ayo jalan.”

Josephine melirik Claudius, lalu bergegas mengandeng Nenek Chen dan mengantarkannya keluar.

Ketika makan malam tetaplah orang-orang itu, Keluarga Chen, Keluarga Shen, Keluarga Lin.

Hanya saja tetap tidak terlihat sosok Vincent, Josephine takut Claudius curiga dan banyak berpikir, dia tidak berani melirik kearah keluarga Lin sama sekali.

Malah Nenek Chen bertanya, “Dimana Vincent? Dia masih belum pulang?”

“Masih belum, dia bilang belakangan ini tidak berencana untuk pulang.”ketika Nyonya Lin berkata seperti itu, tatapannya tanpa sengaja melirik Claudius dan Josephine.

“Nenek, kakak, Kakak Ipar, cobalah kue bulan toko ini.” Sally memberikan sepiring kue bulan yang sudah dipotong kehadapan ketiga orang itu, sambil tersenyum dia melanjutkan, “Ada banyak varian, rasanya lumayan enak semuanya.”

“Benarkah? Aku coba dulu.” Kata Nenek Chen.

Josephine bergegas mengambil garpu dan memberikan sepotong kue bulan kepada Nenek Chen lalu juga memberikan sepotong kue bulan kepada Claudius.

Claudius tidak tertarik dengan makanan yang manis-manis, dia mengelengkan kepalanya dan menolak, “Tidak perlu.”

“Bulan purnama musim semi, memang sudah tradisinya untuk makan kue bulan.” Josephine langsung menyuapinya, kue bulannya ditaruh di samping mulut Claudius, Claudius hanya bisa menerimanya.

Sally tersenyum dan berkata kepada Joshua, “Kamu lihat kakak ipar begitu baik terhadap kakak, aku juga mau kamu menyuapiku.”

“Apa susahnya menyuapimu makan? Hanya takut kamu tidak mau makan saja.” Joshua memberikan sebuah kue bulan kepada Sally.

Mereka berdua lalu makan saling menyuapi.

Josephine melirik Claudius, dia berpikir bahwa Claudius pasti tidak akan bisa melakukan hal seperti ini seumur hidup.

Setelah mencoba kue bulan, berbagai masakan dihidangkan.

Setelah makan malam, Tuan Muda Lee langsung membiarkan anak-anak muda untuk langsung menuju ke KTV lantai 6, Claudius sudah pernah menolaknya sebelumnya, kali ini dia susah untuk menolaknya, dia hanya bisa menyanggupinya.

Claudius memang tidak banyak berhubungan dengan Tuan Muda Lee, setelah minum sedikit didalam ruang KTV, dia sudah merasa bosan.

Tuan Muda Lee merasa Claudius lah yang membantu dirinya memperoleh hak waris perusahaan Lee, dia sangat berterima kasih kepadanya, dia sangat ingin mengajak Claudius minum untuk menunjukkan rasa terima kasihnya. Ketika dia mengangkatkan gelasnya lagi, Josephine akhirnya tidak tahan dan berkata, “Tuan Lee, jangan biarkan Tuan Muda minum beer lagi, badannya kurang sehat.”

“Bagaimana bisa? Aku lihat kondisi badan Kakak sangatlah bagus.” Tuan Muda Lee yang sudah sedikit mabuk berkata, “Aku sangatlah menghormati kakak dari kecil, dulu karena kakak tidak pernah mau bertemu dengan kami, sekarang sudah mendingan, akhirnya aku punya kesempatan untuk minum dengannya, aku senang......!”

“Tapi Tuan Muda sudah benar-benar tidak boleh minum lagi.”

“Minumlah, bukankah memang untuk minum makanya kita kesini?”

“Jika tidak aku menggantikan Tuan Muda minum gelas ini, namun ini adalah yang terakhir, ok?” Josephine akan mengulurkan tangan untuk mengambil gelas Claudius, namun tangannya dihalang oleh Claudius.

“Hanya minum segelas beer saja, aku masih tidak membutuhkan bantuan wanita.” Claudius mengangkat gelasnya dan menyentuh gelas Tuan Muda Lee.

Namun Josephine langsung merebut gelas Claudius dan meminumnya hingga habis.

Rasa pedas melewati tenggorokkannya, Josephine mengerutkan keningnya, dia merasa lambungnya seakan-akan terbakar.

Claudius melihat muka nya mengerut, ekspresinya menyindir, jelas-jelas tidak bisa minum dan masih keras kepala.

“Kakak ipar memang hebat!” Tuan Muda Lee ingin menuangkannya lagi.

Joshua akhirnya mencegatnya, “Kakak Lee, aku yang minum dengan kamu saja, kakak sudah tidak boleh minum lagi.”

Tuan Muda Lee sama sekali tidak memandang Joshua, dia hanya merasa Joshua adalah seekor anjing peliharaan keluarga Chen, dia sama sekali tidak bernafsu minum dengannya, bahkan dia sedikit marah dengan ikut campurnya.

Namun dia tidak mengutarakan ketidakpuasannya, melainkan tersenyum, “Baiklah, kita istirahat dulu baru minum.”

“Tidak minum lagi, aku ingin pulang.” Josephine berdiri dari sofa dan berkata seperti itu.

“Mengapa pulang sepagi ini? Apakah kamu baik-baik saja? Kakak ipar?” Tuan Muda Lee bertanya kepada Josephine.

Josephine menganggukkan kepalanya, lalu berkata sedikit merasa bersalah, “ maafkah aku, aku sedikit tidak enak badan, aku ingin pulang dulu.”

“Begitukah, kita masih akan pergi melihat bulan nanti.” Tuan Muda Lee masih belum puas minum, dia masih tidak rela pergi.

Disaat Josephine tidak tahu harus bagaimana, Claudius tiba-tiba bangkit dari sofa dan berkata, “Kami pulang dulu.”

Kalimat ini bukan meminta persetujuan dari Tuan Muda Lee, melainkan memberitahunya dengan jelas bahwa mereka akan pulang.

Setelah Claudius berkata dengan serius seperti begitu, Tuan Muda Lee juga tidak berani menyuruhnya menetap.

Sebelum Tuan Muda Lee berkata, Claudius sudah berjalan kearah pintu kamar.

Melihat Claudius pergi, Jospehine bergegas mengikutinya, dan berjalan kearah pintu.

Lokasi mereka berada di sebuah kawasan VIP, orang yang bisa main disini semuanya adalah orang kaya, koridornya sama bagusnya seperti dalam ruangan, disaat melewati sebuah ruangan, pintu ruangan tebuka, sepasang lelaki dan perempuan terjatuh keluar kearahnya.

Meskipun orang itu yang menabraknya, tapi untuk tidak membuat onar, Josephine tetap meminta maaf kepada mereka sambil menundukkan kepalanya, “Maaf.”

“Minggir, jangan menghalangi jalan.” Terdengar sebuah suara yang familiar.

Josephine tercengang, dia menatap kearahnya, ternyata itu adalah Shella!

Shella yang berada dihadapannya memakai sebuah rok hitam pendek yang seksi, dengan mengenakan makeup yang terang, saat ini dia sedang dipeluk oleh seorang lelaki paruh baya yang gendut dan mempunyai jumlah rambut yang sedikit. Lelaki itu tidak merasakan kejanggalan, sambil mencium pipinya, dia sambil tersenyum mesum dan berkata, “Sayangku......aku sudah tidak sabaran untuk memilikimu, cepat bawa aku kedalam kamar......cepat......”

Josephine menatapi mereka berdua, dia sangatlah terkejut.

Novel Terkait

My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Istri kontrakku

Istri kontrakku

Rasudin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu