Istri ke-7 - Bab 220 Malam ini kita lalui bersama (4)

Asisten Yan menghentikan mobilnya di depan pintu gerbang keluarga Qiao, dia membungkuk untuk melihat kedalam pekarangan rumah, saat melihat ada lampu yang menyala dia baru mengendarai mobilnya dan masuk kedalam.

Dari kursi belakang dia mengambil sebuah kue yang besar, lalu dia mengangkat tangan dan menekan bel rumah, dari dalam rumah muncul bayangan seseorang. Pas sekali adalah Marco Qiao yang sedang menunggu kepulangan Josephine Bai, saat dia meljhat wanita yang berdiri di depan pintu bukan Josephine Bai melainkan Asisten Yan, wajahnya langsung terlihat kecewa.

Asisten Yan mendorong pintu dan masuk ke dalam rumah, saat sampai di hadapan Marco Qiao dia tersenyum: "Tuan Muda Kedua Qiao, aku datang untuk mengantarkan kue ulang tahun untuk anda."

"Hmm.... Selamat ulang tahun." Asisten Yan kembali menambahkan.

"Terima kasih, tapi Nona Yan tidak perlu repot-repot." wajah Marco Qiao sudah kembali tenang, dan dia berkata dengan sopan.

"Tuan Muda Qiao, anda baik-baik saja kan." Asisten Yan merasakan kekecewaannya, lalu bertanya dengan penuh perhatian.

Marco Qiao melihatnya, tatapan matanya tertuju pada kue di tangan Asisten Yan:" Apakah Nona Yan datang kemari untuk mewakili Tuan Muda Chen anda pamer?"

"Tuan Muda Qiao salah paham." Asisten Yan segera menggelengkan kepala:"Hari ini saat Nona Bai pergi ke Sunshine Garden Hotel untuk mengambil kue kebetulan bertemu dengan Tuan Muda Chen yang sedang di kerumuni orang, dikarenakan menolongnya, akhirnya mereka berdua terjebak di.....sebuah ruang VIP."

Dia tidak berani memberi tahu Marco Qiao Claudius Chen dan Josephine Bai terjebak di dalam kamar hotel karena takut dia akan berpikiran yang bukan-bukan.

"Nona Bai sangat ingin pulang, tapi dia tidak bisa keluar dari hotel, oleh karena itu dia memintaku mengantarkan kue kemari." Asisten Yan berjalan masuk kedalam rumah, saat masuk ke dalam rumah dirinya terpikat oleh suasana yang hangat di dalam rumah, dia melihatya dengan kagum sambil berdiri di sisi pintu.

"Semua ini di hias oleh Josephine Bai." Marco Qiao berbalik, lalu dengan perlahan menggerakkan kursi rodanya

"Dia menghiasnya dengan sangat indah." Asisten Yan tertawa, setelah meletakkan kuenya dia kembali melihat sekeliling, tatapannya tertuju pada meja bar yang berada di dapur, diatas meja tersusun bahan makanan dan mie panjang umur.

"Kamu belum makan malam?" Bellinda Yan bertanya dengan kaget.

Marco Qiao tidak menjawab pertanyaannya, tapi berkata:"Terima kasih atas kue Nona Yan."

Maksud dari perkatannya adalah dia sudah boleh pergi.

Asisten Yan melihatnya, di rumah yang sangat besar ini hanya ada dia sendiri, dan dia juga tidak dapat bergerak dengan leluasa . Juga tidak tahu apakah dikarenakan merasa simpati kepadanya, Bellinda Yan berkata:"Aku akan pergi setelah membuatkan makan malam untukmu."

"Tidak perlu, terima kasih" Marco Qiao menolak.

"Yang terlalu ribet aku juga tidak bisa memasaknya, aku akan memasakkan mie ulang tahun untukmu." Asisten Yan berkata tidak mempedulikan penolakannya, lalu dia mengambil mie panjang umur yang berada di atas meja bar.

Asisten Yan tidak memiliki talenta dalam memasak, tapi memasak mie dia masih bisa, dan juga dengan sangat cepat dia sudah selesai memasak mienya.

Dia menghidangkan mie di hadapan Marco Qiao, lalu berkata sambil tersenyum:"Ini pertama kalinya aku memasakkan mie untuk seorang pria, mie buatanku mungkin tidak seenak buatan Nona Bai, kamu jangan keberatan. "

"Wanita karir yang hebat seperti dirimu, bisa memasak mie sudah sangat hebat." Marco Qiao melihat mie di dalam mangkok, lalu berterima kasih lagi kepadanya.

Asisten Yan menancapkan lilin di kue yang berada di atas meja tamu sambil berkata:"Aku akan menjadi orang baik sampai akhir, dan menemanimu meniup lilin ulang tahun."

Marco Qiao melihat kue yang indah yang berada di hadapannya, kuenya sangat bagus, tapi bukan kue yang dipilihkan oleh Josephine Bai. Nyala lilin menari-nari, dia mendengar Asisten Yan menyuruhnya membuat permohonan, tapi dia merasa antusias sedikitpun untuk merayakan ulang tahunnya.

Dia tidak mengucapkan permohonan, dia mengangkat tangannya dan dan mengambil lilin yang berada di atas kue lalu menggoyangkannya untuk memadamkannya kemudian membuangnya ke tempat sampah.

"Tuan Muda Qiao.....kamu baik-baik saja kan...." Asisten Yan melihat tangannya yang terkena luka bakar, tapi dia bahkan tidak mengedipkan mata sedikitpun.

Marco Qiao mengangkat wajahnya dan melihatnya:"Lebih baik Nona Yan menjadi orang baik sekali lagi, temani aku minum sedikit." setelah mengatakannya, Marco membungkukkan badan lalu mengeluarkan sekotak bir dari bawah meja tamu, dia mengambil beberapa botol bir dan meletakkannya di atas meja kemudian melihatnya:"Tapi tidak tahu Nona Yan sudah bertahun-tahun mengikuti Tuan Muda makan dan minum enak, dapat terbiasa meminum bir."

Asisten Yan melihat bir yang berada di atas meja, mengikuti Claudius Chen selama bertahun-tahun memang telah belajar banyak hal, tapi kemampuan minum bir tidak dia pelajari dengan begitu baik.

"Ada apa? Tidak bisa meminum minuman beralkohol yang seperti ini? Apakah ingin menggantinya dengan arak luar negeri?"

"Setiap minuman beralkohol memiliki ciri khasnya masing-masing, tidak ada yang tidak bisa diminum." Asisten Yan mengangkat tangan dan mengambil bir itu, setelah membuka tutupnya.dengan pembuka botol dia menyerahkannya kepada Marco, lalu membuka satu lagi untuk dirinya, kemudian dia mengangkat botol bir itu kearah Marco:"Mari, yang penting Tuan Muda Qiao senang."

"Terima kasih." Marco Qiao mengambil botol bir dan bersulang dengannya lalu dia menengadahkan kepalanya dan meminumnya.

"Tunggu, kamu makan dulu, hati-hati melukai lambungmu." Asisten Yan mendorong mie ke hadapannya.

Melihat mie di dalam mangkok, Marco Qiao tersenyum pahit:"Menurutmu kenapa Josephine Bai tidak mengkhawatirkan aku makan malam atau tidak?"

Asisten Yan menghiburnya dengan suara lembut:"Tuan Muda Qiao, Nona Bai bukan tidak khawatir, tapi ini diluar kemauannya, sebenarnya dia sangat ingin pulang menemanimu merayakan ulang tahun, jika tidak dia tidak akan memintaku mengantarkan kue kemari. "

"Tapi dia malah bersama dengan Claudius Chen...."

"Mungkin dia...." Asisten Yan berpikir sejenak, lalu menghiburnya:"Mungkin sebentar lagi dia akan pulang."

"Tidak akan." Marco Qiao menggelengkan kepala:"Jika ada Claudius Chen dia tidak mungkin pulang, bagaimana mungkin Claudius Chen akan membiarkannya pulang?"

"Tuan Muda Chen....."

"Sudahlah, kamu tidak perlu menghiburku lagi." Marco Qiao mengangkat botol birnya:"Mari, minum...."

Asisten Yan awalnya berpikir ingin membantu Claudius Chen menjelaskan sedikit, tapi saat melihat ekspresi wajahnya akhirnya dia menyerah, dia mengambil botol bir dan bersulang dengannya kemudian menengadahkan kepala dan meminumnya.

----

Mungkin dikarenakan kelaparan terlalu lama, Claudius Chen dan Josephine Bai menghabiskan kue hingga hanya tinggal setengah.

Dikarenakan minum anggur merah, Josephine yang sudah kenyang mulai sedikit lelah, dia merenggangkan pinggangnya yang malas lalu mendorong lengan Claudius Chen:"Kamu pergi lihat mereka sudah pergi atau belum."

Claudius Chen mengikuti perkataannya dan berdiri dari karpet dan berjalan kearah pintu, setelah melihat dari lubang pengintip dia menggelengkan kepala, wajahnya terlihat lugu:"Kelihatannya malam ini kita harus menginap disini."

"Aku tidak mau."

"Apakah disini tidak baik, coba kamu lihat ada arak dan kue." Claudius Chem duduk di sebelahnya lalu mengambilkan sepotong kue dan menyuapinya:"Ini, makan sedikit lagi, cream akan menambah lemak."

"Aku tidak mau menambah berat badan."

"Sedikit gemuk lebih enak di pegang." Claudius Chen tiba-tiba tertarik akan hal ini, lalu meletakkan garpu kembali keatas meja, kedua tangannya dia letakkan di wajah mungil Josephine untuk memaksanya menatapnya:"Apakah Marco Qiao pernah menyentuhmu? Menciummu? Melakukan hal itu kepadamu?"

Ditanyai hal ini oleh Claudius Chen membuat wajahnya memerah, dengan tidak senang Josephine mendorongnya:"Apa hubungannya denganmu?"

"Bagaimana mungkin tidak ada hubungannya denganku?" Claudius Chen berkata:"Seingatku Marco Qiao menderita paraplegia akut, seharusnya dia tidak memiliki kemampuan untuk itu kan?"

Saat mengatakan hal ini, tak disangka dia merasa sedikit senang dengan sangat tidak tahu malu, dulu dia tidak pernah kepikiran hal ini, dia merasa sakit hati dan menderita dalam waktu yang lama dengan sia-sia.

"Claudius Chen, apakah kamu merasa sangat senang diatas penderitaan orang lain?" Josephine Bai menjadi marah.

"Awalnya aku cukup kasihan kepadanya, masih sangat muda tapi mengidap paraplegia akut, tapi tak disangka dia malah datang untuk berebut istri denganku, sekarang aku tidak hanya tidak kasihan kepadanya, aku bahkan sangat ingin memcekiknya hingga mati." Claudius Chen menggeretakkan gigi, wajahnya penuh amarah dan kebencian:" Biarpun dia tidak dapat melakukan hal itu kepadamu, tapi dia pasti pernah menciummu dan menyentuhmu, benarkan? "

"Dasar gila.....!" Josephine Bai marah lalu mengambil sepotong kue dan melemparnya ke wajah Claudius.

Claudius Chen kaget saat merasakan sesuatu yang dingin wajahnya , dia mengangkat tangannya dan menyentuh cream di wajahnya, wajahnya yang tampan langsung berubah menjadi wajah penuh warna warni.

Karena tidak pernah melihatnya selucu ini, Josephine Bai tidak dapat menahan diri dan tertawa.

Novel Terkait

Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Japanese Girlfriend

My Japanese Girlfriend

Keira
Percintaan
4 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
5 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu