Istri ke-7 - Bab 61 Harus bagaimana?

Fransiska melihat Josephine telah datang, ia tertawa sambil berdiri dari kursi yang didudukinya "Josephine, kamu sudah datang."

Josephine melihat sekitarnya, selain Fransiska tidak ada siapa-siapa lagi di dalam ruangan itu, ia tidak tahu tempat apa yang ia masukki, dan tidak berpikir untuk menebak-nebak. Josephine lalu menatap perempuan itu dengan dan berkata dengan datar "Ibu Fransisca, jangan anda tersenyum kepada saya, karena senyumanmu itu menandakan ada hal buruk yang akan terjadi, bila ada masalah lebih baik anda langsung bicara, satu lagi, dimana ibu dan adik laki-lakiku?"

Awalnya Fransisca juga tersenyum saat menemukan Josephine, ia berbaik hati untuk membantu kehidupan ibu dan kedua anaknya ini, ia juga masih berbaik hati untuk membawa adiknya yang terkena penyakit jantung bawaan untuk berobat ke luar negeri.

Tidak disangka tanpa menunggu lama, Josephine malah dijebaknya untuk menikah dengan seorang dari keluarga Chen, lalu ibu dan adiknya yang berada di luar negeri tidak bisa kembali.

"Josephine, kamu jangan berkata seperti itu, hari ini aku benar-benar merencanakan pertemuanmu dengan ibu dan adikmu." kata Fransisca sambil mengeluarkan handphonenya, dan menyambungkan videocall, lalu memberikan handphonenya itu ke hadapan Josephine.

Melihat muka adiknya yang pucat dari layar handphone itu, Josephine menjadi lemas, ini adalah kali pertama ia melihat adiknya yang berasal dari suami kedua ibunya, setelah ia ditipu oleh Fransisca pada waktu itu.

"Kalian ngobrol saja dulu, aku pergi membuat bon." Fransisca berdiri dari kurisnya, saat berjalan pergi tidak lupa ia berkata pada Josephine "Oh ya, itu adalah nomor milik temanku."

Maksudnya adalah ia tidak perlu repot mencari nomor dan lokasi keberadaan ibu dan adiknya, karena tidak ada gunanya.

Setelah Fransisca pergi, Josephine berkata kepada adiknya yang ada di layar handphone itu "Justin, apa sekarang kamu baik-baik saja? kalian ada dimana?"

"Kak, aku ingin bersama kakak, aku masih ingin makan paha ayam."

Hati dan pikiran Josephine tersayat mendengarnya, ia berkata "Mereka tidak memberimu makan paha ayam?"

"Ya."

"Justin, cepat berikan teleponnya." kata seseorang membawa handphone itu, wajah di layar handphone itu seketika berubah menjadi wajah ibunya, Justin masih di sampingnya dan merengek "Aku ingin bicara dengan kakak, aku mau..."

"Biarkan mama bicara dulu." kata ibunya dengan kesal dan sedikit berteriak, saat kembali melihat Josephine mukanya tersenyum lagi, raut mukanya menjadi serius "Josephine, kamu jangan mendengarkan kata Justin, tetap tinggal di Kota C, kamu harus menuruti apa kata ayahmu dan perempuan itu, mengerti?"

"Ma.."

Ibunya menyela perkataannya lalu berbicara "Tidak peduli apapun yang mereka perintahkan, jangan kamu melawannya, anggaplah kamu melakukan ini demi adikmu, mengerti?"

"Aku mengerti." Kata Josephine sambil mengambil napas dalam-dalam, ia tidak ingin bicara apa-apa lagi.

Ibunya memang seperti itu, di dalam hatinya hanya ada Justin, tidak pernah memikirkan perasaannya, saat ia membawanya untuk pergi operasi plastik, ia sudah sakit hati.

Setelah Ibunya berkata panjang lebar, Josephine hanya membalasnya dengan menjawab "Ya", di sela-sela perkataan ibunya ia bertanya "Ma, beritahu aku sekarang kalian ada dimana? aku akan membawa kalian pulang."

"Tidak perlu, kami sekarang dalam kondisi yang sangat baik, kamu tenang saja." Kata Rose menolak.

"Tapi aku harus mengetahui keberadaan kalian, aku tidak tenang." Kata Josephine, ia tidak percaya Fransisca akan memperlakukan Ibu dan adiknya dengan baik, wanita beracun!

"Ayahmu pernah berkata akan merawat Ibu dan Justin."

"Ma..."

"Sudah segini saja, Ibu matikan ya." videocall itu terputus, lalu Josephine memanggil-manggil ibunya beberapa kali, lalu melihat layar handphone itu sudah mati, ia hanya bisa melempar handphone itu ke atas meja.

Ia tidak mengerti mengapa ibunya tidak memberitahukan keberadaannya, masa ia masih percaya dengan perkataan manis ayah yang mengatakan ia akan pergi mengobati penyakit jantung yang diidap Justin?

Dari awal Fransisca tidak benar-benar meninggalkan ruangan itu, tapi ia berdiri di depan dan mendengarkan pembicaraan Josephine dengan Ibunya di telepon, setelah mendengar Josephine mematikan teleponnya, ia langsung masuk ke dalam ruangan itu.

"Katakan, kamu ingin bagaimana?" kata Josephine sambil menatap perempuan yang berdiri di hadapannya.

Fransisca tersenyum kecil "Aku datang untuk memberitahu dirimu sebuah kabar baik, sebentar lagi kamu sudah bisa meninggalkan keluarga Chen."

Josephine terkejut "Apa maksudnya?"

"Maksudnya adalah kamu sekarang harus mengembalikan posisimu sebagai istri muda kepada kakakmu." kata Fransisca.

Raut wajah Josephine perlahan berubah, kedua tangannya perlahan mengepal.

"Mulai besok, kamu harus mulai menulis buku harian, kamu harus menuliskan apa saja yang kamu lakukan dan kamu katakan selama berada di keluarga Chen, lalu berikan kepada Shella Bai untuk ia pelajari. Sesudah tiga bulan, kamu dan Shella bertukar posisi lagi, Shella akan tinggal di rumah keluarga Chen, dan kamu....." Fransisca lagi-lagi tertawa kecil "Kamu tenang saja, aku akan mengaturkannya untukmu, aku melihat Vincent Lee lebih menyukaimu ketimbang Shella, kalau kamu mau melanjutkan bersamanya juga boleh, aku akan membuatkan pesta pernikahan yang besar untuk kalian. Kalau kamu tidak ingin dinikahkan dengannya juga tidak masalah, kamu masih bisa memilih untuk ke luar negeri dan tinggal bersama dengan ibu dan adikmu, seluruh biayanya akan ditanggung oleh ayahmu."

Josephine tahu sejak awal bahwa tidak akan ada hal baik bila bertemu dengan wanita ini, wajah Josephine menjadi pucat.

Awalnya saat ia percaya saat mendengar bahwa Claudius yang jelek dan berpenyakit lalu selalu membawa sial bagi istrinya, keluarga ini berusaha memasukkannya ke dalam keluarga Chen dengan berbagai cara, menyakitinya saat berada di rumah keluarga Chen lalu menyusahkan serta memperlakukannya dengan tidak adil. Tetapi sekarang ia telah melihat wujud Claudius yang sebenarnya, tubuhnya kuat, dan tidak membunuh istrinya seperti apa yang dikatakan orang-orang, tetapi malah memaksanya untuk memberikan posisinya pada orang lain?

Adakah yang lebih egois lagi dibanding ibu dan anak ini?

Bila ia mengatakannya kemarin, mungkin saja Josephine masih akan berubah pikiran, tapi itu adalah hari ini.

Ibu dan anak itu benar-benar tidak tahu malu, Josephine sudah mendarah daging dengan Claudius, ia telah mengandung anak darinya, apakah disaat seperti ini masih harus pergi meninggalkannya?

"Kalau aku tidak setuju?" tanya Josephine dengan wajah dingin.

"Mengapa tidak setuju?" Kata Fransisca yang tetap mempertahankan senyumannya "Aku rasa dua pilihan ini sangat baik untukmu, lagipula Claudius dari awal memang miliki Shella Bai, kamu sekarang hanya mengembalikan barang yang memang kepunyaan Shella sejak awal, bukankah ini semua sangat normal?"

Fransisca menatapnya dan terkejut "Tidak mungkin kamu menyukai laki-laki itu kan? dia adalah pasangan hidup Shella, Guru Besar sudah berkata ia tidak bisa hidup tanpa Shella."

Menyukainya?

Di dalam hati Josephine menyangkal perkataan itu, bagaimana ia bisa menyukai orang dingin dan sombong itu, apalagi pria itu memiliki orang lain di hatinya.

Jadi apa penyebab ketidak relaannya itu? Apakah karena anak di dalam perutnya yang belum terbentuk? atau dirinya yang belum bisa menerima pikiran egois Fransisca? Atau... khawatir Claudius benar-benar tidak bisa hidup tanpa Shella?

Ia tidak percaya tahayul, tapi ia terpaksa mempercayai hal yang berhubungan dengan nyawa seseorang, saat pertama menikah dengannya, Claudius sakit terus menerus, Nenek Tua Chen yang marah hampir mengusirnya dari rumah keluarga Chen. Apakah ini ada hubungannya dengan kepercayaan pasangan hidup? Masa Claudius hanya ditakdirkan menjadi milik Shella?

DI saat ini, bahkan dia sendiri tidak tahu.

Akhirnya ia tahu tujuan Fransisca memintanya untuk datang dan memberinya waktu untuk berbicara dengan ibunya, di hadapannya hanya ada satu pilihan, yaitu mengikuti rencana Fransisca.

Josephine menutup matanya, tidak mungkin bila kembali pada Vincent Lee, bila dapat meninggalkan rumah keluarga Chen lalu tinggal menjaga ibu dan adiknya, dan dapat membuat Claudius sembuh dari penyakitnya, lalu didampingi Shella hingga ia dapat hidup lebih dari 30 tahun, cukup bagus juga!

Hanya saja... telapak tangannya mengusap-usap perutnya, ia harus melakukan apa padanya? membunuhnya? terlalu kejam. tapi kalau diam-diam melahirkannya, maka nasib anak ini akan sama seperti dia dan Justin, yang dari kecil hidup tanpa kasih sayang seorang ayah dan hanya memiliki seorang ibu.

Novel Terkait

Chasing Your Heart

Chasing Your Heart

Yany
Dikasihi
3 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu