Istri ke-7 - Bab 271 Ending 14(1)

Setelah Marco mengembalikan si bayi ke kasur bayi, dia pun membantu menaikkan kasur Belinda, kemudian mengambil makanan bernutrisi di meja yang sudah dia siapkan dari pagi dan berkata: "Makanan ini adalah makanan bergizi khusus dibuat untuk ibu yang baru melahirkan, aku khusus mencari seorang ahli nutrisi untuk membuatkannya, kamu coba apakah cocok dengan seleramu."

"Aku makan sendiri saja." Belinda bukan melahirkan caesar, dia tidak begitu lemah sampai harus disuapi oleh orang lain.

Namun Marco menghindari tangan Belinda, berkata: "Lagipula aku tidak ngapa-ngapain."

"Kamu tidak ngapa-ngapain boleh pergi bermain dengan si bayi."

"Si bayi tidak memedulikanku, sudah tidur." Marco melirik sejenak bayi yang ada di kasur bayi.

Belinda melihat Marco bersikeras mau menyuapinya, dia akhirnya membuka mulutnya.

"Enak?"

"Tidak seenak buatanmu." Belinda berkata dengan jujur.

"Tapi aku tidak bisa membuat makanan khusus postnatal." Marco tertawa berseri: "Aku pulang belajar dulu dengan ahli gizi, harusnya belajar sebentar saja sudah bisa."

"Tidak usah, sebenarnya bukan buatan ahli gizi tidak enak, hanya saja aku tidak suka sayur-sayur ini." Belinda menunjuk kuah di mangkuk.

"Tapi sekarang kamu baru saja melahirkan, harus makan makanan bergizi untuk menutrisi tubuhnya agar tidak terkena penyakit post-natal."

"Oh...Aku tahu." Belinda menjawab.

Dia tentu saja tahu perempuan yang baru melahirkan harus makan makanan yang bergizi, oleh karena itu meskipun makanannya tidak enak dia tetap memakannya.

Setelah selesai menyuapi Belinda, Marco menatapinya dan bertanya: "Oh iya, kamu berencana kapan memberitahu paman dan bibi?"

"Masalah ini...." Belinda berpikir, kemudian berkata: "Nanti aku telepon mereka, semoga saja mereka tidak akan terkejut."

"Lihat ekspresi Claudius dan Josephine kemarin saja sudah tahu, paman dan bibi pasti juga akan terkejut." Marco bercanda: "Apa yang harus kulakukan? Aku akan merasa sangat tegang."

"Kamu juga ada saat-saat dimana kamu merasa tegang?"

"Tentu saja, aku takut mereka langsung mengambil sebuah pisau dan membunuhku." Marco menarik kasur bayi ke arahnya, menatapi bayi kecil yang tertidur lelap: "Semoga paman dan bibi akan mengampuniku dan menerimaku setelah melihat bayi kecil ini."

Belinda tertawa sambil berkata: "Kamu tenang saja, ayah dan ibuku sudah hidup di luar negeri begitu lama, pemikiran mereka sangat terbuka."

Dulu dia malah khawatir ayah dan ibunya akan tidak setuju dengannya, tidak berani memberitahu mereka. Tapi sekarang kaki Marco sudah sembuh, dia juga sudah melahirkan, dia percaya ayah dan ibunya seharusnya tidak akan menentang.

"Ingat katakan beberapa kata baik tentangku." Marco berkata sambil tersenyum.

"Baik." Asisten Yan tersenyum, kalaupun dia menjelek-jelekkan Marco, dia juga tidak tahu harus mulai dari mana.

*****

Karena Belinda melahirkan alami, dia pun sudah boleh pulang setelah rawat inap selama 3 hari.

"Beberapa hari tidak ketemu, dia sepertinya membesar sedikit." Josephine berkata sambil mengamati si bayi yang dibungkus kain.

"Kelihatannya seperti membesar sedikit." kata Belinda.

"Tante Yan, apakah aku boleh menggendongnya sebentar?" Jesslyn bertanya dengan wajah berharap, dia dari awal sudah sangat ingin mencoba menggendong si bayi.

Josephine berkata: "Tidak boleh, Jesslyn masih kecil, bagaimana kalau sampai si bayi jatuh ke lantai?"

"Aku akan menggendongnya dengan erat, tidak akan jatuh." Jesslyn menjamin dengan wajah serius.

"Kalau kamu menggendongnya dengan erat, si bayi tidak akan bisa bernafas, mengerti?" Josephine tertawa dan mengelus rambut Jesslyn: "Kamu harus menurut, kalau tidak lain kali ibu tidak akan membawamu datang melihat si bayi lagi."

"Oh." Jesslyn mengangguk.

Belinda melihat wajah Jesslyn yang penuh dengan kekecewaan, dia pun menyuruhnya kemari: "Sini, Jesslyn gendong si bayi di atas kasur, tante Yan bersama denganmu menggendongnya, dia pun tidak akan jatuh."

"Benarkah?" Jesslyn berseru gembira, segera naik ke atas kasur.

Belinda membiarkan Jesslyn duduk di atas kasur, dengan hati-hati menaruh si bayi di atas kaki Jesslyn, dengan suara lembut berkata: "Sini....Sayangku, kakak Jesslyn menggendongmu sebentar, tumbuh besar dan imut seperti kakak Jesslyn."

Jesslyn dan Belinda memeluk bayi secara bersamaan, meskipun si bayi masih belum bisa tertawa, berbicara, tapi Jesslyn tetap sangat gembira. Dia pun mendongak dan bertanya kepada Belinda: "Tante Yan, si bayi sangat imut, apakah aku boleh menjadi kakak perempuannya?"

Belinda dan Josephine bertatapan sejenak, kemudian tersenyum: "Tentu saja boleh, seterusnya Jesslyn adalah kakak perempuan si bayi, kakak perempuan harus menjaga adik, menyayangi adik, mengerti?"

"Mengerti, aku pasti akan menyayanginya dan menjaganya dengan baik."

Belinda tiba-tiba menyarankan: "Bagaimana kalau Jesslyn dijadikan anak angkat aku dan Marco? Lagipula Marco juga sangat menyukai dia."

“Baik, aku tentu saja setuju, tidak tahu apakah Marco setuju atau tidak." kata Josephine.

"Aku tentu saja setuju." Marco yang memasak untuk Belinda di dapur berjalan masuk ke kamar, setelah meletakkan sup ayam yang ada di tangannya di atas meja, mengelap tangannya dengan tisu, kemudian menepuk kepala Jesslyn: "Jesslyn begitu imut, aku tentu saja setuju."

"Hmm, dulu tidak tahu siapa yang berkata Jesslyn tidak seimut si bayi." Josephine berkata sambil berpaling ke arah Belinda: "Apakah kamu tahu apa yang dia lakukan ketika kamu masih di ruang persalinan? Dia mengambil kesempatan ketika dokter tidak memperhatikan dan menggendong si bayi keluar, kemudian berkata kepadaku dan Claudius 'ini adalah putriku, sedikit lebih imut dari Jesslyn', ekspresinya....benar-benar sangat angkuh."

Belinda Yan tertawa, berkata: "Kamu tahu apa yang dia katakan ketika di dalam ruang persalinan? Ketika dokter memperlihatkan si bayi kepadanya, dia dengan sangat semangat berkata kepadaku 'Ini adalah putriku, aku akhirnya punya putri milikku sendiri' perawat-perawat yang ada di dalam ruangan semua tertawa, mengingatkan dia kalau ini adalah anak perempuan, bukan anak lelaki, dia berkata dia memang menginginkan seorang anak perempuan."

"Ternyata kamu juga ada saat-saat dimana kamu segila itu?" Josephine mengejek Marco.

Marco mendeham, kemudian berkata: "Aku sudah sangat menahan diri."

"Ibu, ayah Qiao tidak salah, si bayi memang sedikit lebih imut dariku, bukan, lebih imut banyak dariku." kata Jesslyn.

Mereka tertawa keras mendengar perkataan Jesslyn.

Belinda mengoreksi perkataan Jesslyn sambil tersenyum: "Jesslyn di kemudian hari tidak boleh memanggil ayah Qiao, harus panggil ayah angkat."

"Ayah angkat." Jesslyn menurut dan mengubah cara panggilnya.

"Sekalian coba panggil ibu angkat." Belinda berkata dengan lembut.

"Ibu angkat."

"Anak pintar." Belinda tersenyum berseri, berkata: "Kalau Tuan muda Chen tahu Jesslyn kali ini keluar menjual dirinya, tidak tahu apa yang akan dia rasakan?"

"Masalah kecil seperti ini biasanya aku yang menentukan, terlebih lagi dia sudah menganggapmu seperti adik perempuannya, apakah masih tidak rela Jesslyn jadi anak angkatmu? Kalau Marco, Jesslyn suka dengannya, Jesslyn sendiri yang menentukan." Josephine memeluk Jesslyn: "Benarkan, sayang?"

"Benar, ayah sangat menyayangiku." kata Jesslyn. Tangan kecil menepuk punggung si bayi dengan ringan, dan berkata: "Ibu angkat, kamu tidak memberitahuku, siapa nama si bayi?"

"Oh iya, sudah beri nama?" Josephine juga bertanya, kemudian melihat ke arah Marco dan Belinda.

Belinda dan Marco bertatapan, kemudian Belinda berkata: "Sebelum si bayi lahir, kita sudah memikirkannya, kalau anak perempuan maka diberi nama Chloe Qiao."

"Chloe Qiao?"

"Benar."

"Oh, nama ini bagus, sangat cantik dan bermakna."

Marco tersenyum: "Dua kekasih kecilku."

"Kalau begitu apakah aku boleh memanggil adik Chloe?" Jesslyn bertanya.

"Benar, seterusnya panggil Chloe." kata Belinda.

Setelah Marco selesai memberi makan Belinda, dia melihat jam tangannya, kemudian berkata: "Aku ke bandara dulu, kalian terus mengobrol."

"Masih terlalu pagi, selesai makan siang juga masih sempat."

"Tidak bisa seperti itu, kalau sampai telat maka kesan pertamaku langsung buruk." Marco berkata sambil tersenyum.

"Untuk apa ke bandara?" Josephine bertanya.

"Menjemput orang tuaku."

"Orang tuamu pulang kesini?"

"Benar, mendengar aku disini sudah menikah dan melahirkan, awalnya sama sekali tidak percaya, kemudian setelah menyuruh kerabat datang melihat, mereka baru bergegas kembali kesini." membicarakan reaksi orang tuanya, Belinda tidak bisa menahan tawa.

Josephine tertawa dan berkata: "Jangankan orang tuamu, aku dan Tuan muda Chen juga dibuat kaget oleh kalian berdua, baru sadar kembali setelah sekian lama."

"Kita memang sengaja mengejutkan kalian, benar,kan?" Belinda mendongak melihat Marco, Marco pun mengangguk dan tertawa.

Setelah Marco keluar, Josephine dan Jesslyn juga bermaksud pulang, sebelum pergi Jesslyn berkata dengan wajah tidak rela: "Ibu angkat, Chloe sudah jadi adik perempuanku, kalau begitu apakah aku boleh membawanya pulang selama beberapa hari? Aku pasti akan mengembalikannya."

"Jesslyn, Chloe itu manusia, bukan peliharaan." kata Josephine.

Belinda tertawa berseri dan mengelus kepala Jesslyn: "Kalau kamu begitu menyukainya, kenapa tidak suruh ayah ibumu melahirkan seorang adik perempuan untukmu?"

"Ayah ibu selalu membohongiku, sudah setuju mau melahirkan seorang adik laki-laki untukku, tapi belum juga ada." Jesslyn mengadu dengan tidak senang.

Josephine mengangkat tangan dan menepuk bahu kecil Jesslyn, wajahnya memerah: "Kamu sembarangan bicara apa."

"Aku tidak sembarangan bicara." Jesslyn menatapi Josephine dengan wajah tidak berdosa, dia jelas-jelas tidak berbohong.

Novel Terkait

Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu