Istri ke-7 - Bab 125 Hampir Ketahuan (2)

Shella mengira Claudius akan masuk dan membicarakan tentang anak itu dengannya, atau masuk untuk melihatnya, tapi ternyata tidak. Dia langsung masuk ke kamarnya sendiri.

Apakah Claudius sungguh tak berencana memaafkannya? Apakah dirinya mengacaukan segalanya?

Setelah ragu-ragu untuk waktu yang lama, Shella baru membuka pintu dan menuju ke kamar Claudius. Ia mengetuk pintu sebelum masuk ke sana.

Claudius sedang berganti pakaian. Ia mengamati Shella yang masih pucat. Hatinya diam-diam dipenuhi rasa iba, "Mengapa kau tak beristirahat?"

"Aku tak bisa tidur," Shella menatapnya dengan mata berkaca-kaca, "Urusan anak apakah sudah beres?"

"Sudah, tenanglah," Claudius mengaitkan kancing bajunya yang terakhir, lalu berjalan ke arahnya dan mengelus rambutnya, "Masalah anak sudah selesai sampai di sini, kau juga jangan terlalu sedih, jaga kesehatanmu."

Mendengar kata-kata Claudius, Shella tersentuh sampai menangis.

Dia masih mempedulikannya, jadi tidakkah itu menandakan kalau Claudius telah memaafkannya?

"Iya, kau juga jangan sedih, ya?" Shella memeluknya, "Kita masih muda, masih ada kesempatan untuk memiliki anak. Aku pasti akan melahirkan anak yang sehat untukmu."

"Ya, pasti," Claudius menepuk-nepuk pundak Shella, lalu berkata lembut di telinganya, "Sudah, kau cepatlah beristirahat, aku ingin tidur sebentar."

"Baik," Shella melepaskan pelukannya dan berkata dengan suara yang lembut juga, "Beristirahatlah, aku tak menganggumu lagi."

Setelah kembali ke kamarnya, Shella baru menghembuskan napas lega. Hatinya yang sudah tak tenang sejak pagi pun terbebas.

Dua hari ini ia menangis terlalu banyak sampai tak bisa merasakan apa-apa lagi. Masalah ini selesai dengan tak mudah, kini akhirnya ia bisa tidur dengan nyenyak.

Shella yang terbaring di ranjang dengan cepat terlelap, tidurnya sangat nyenyak, bahkan ia tak menyadari ketika Claudius meninggalkan villa dengan mobilnya.

Awalnya Claudius berencana tidur sejenak, hanya saja ketika ia memejamkan mata, yang tampak adalah peristiwa 2 hari ini, juga pemandangan Shella yang membekap mati anaknya.

Sebelum kejadian ini, ia sudah bisa merasakan perubahan pada diri Shella setelah melahirkan, tapi semuanya adalah perubahan kecil. Hingga saat ia mengetahui Shella membekap mati anak kandungnya sendiri, ia benar-benar terkejut. Perubahan pada diri seseorang, apakah bisa secepat dan sedrastis ini?

Kalaupun ia melakukannya demi anak, tidak seharusnya ia yang begitu baik dan menyukai anak-anak tega melakukan hal itu. Ia merasa asing dengan sosok Shella yang sekarang.

***

Sore hari sebelum pulang kerja, seorang perawat menyerahkan sebuah laporan evaluasi pada Sally sambil berkata, "Dokter Lin, ini laporan evaluasi teman Anda."

Sally yang perasaan hatinya sedang tak enak seharian ini melihat sekilas laporan itu, lalu segera berteriak murka, "untuk apa kau baru memberikannya padaku sekarang?"

Anak itu sudah tiada, untuk apa lagi ia membutuhkan laporan ini? Kalaupun ia menemukan masalah, mau bagaimana lagi? Siapa yang masih akan mempercayainya? Mungkin Nenek dan Claudius tidak hanya tidak percaya, mereka bahkan akan menganggapnya menyebabkan perselisihan dan mempermalukan putra keluarga Chen!

Perawat itu terkejut diteriaki seperti itu. Meski hatinya marah karena ini adalah masalah pribadi Sally, tapi mempertimbangkan posisi Sally sebagai tunangan Joshua, ia pun menjelaskan dengan hati-hati, "Dokter Lin, Anda baru memberikan detailnya kepadaku kemarin. Laporan sudah jadi hari ini termasuk sangat cepat."

Orang biasanya membutuhkan waktu minimal 3 hari, bukan begitu? Kalau bukan karena statusnya di sini, siapa yang akan membantunya?

Sally menyadari tindakannya yang keterlaluan, ia segera berkata, "Maaf, hari ini suasana hatiku buruk sekali. Bukan maksudku untuk marah padamu."

Ia menarik napas panjang, lalu mengambil laporan itu dan membukanya sampai halaman paling belakang.

Meski sudah mencurigai hubungan Shella dan bayi ini sejak awal, tapi begitu melihat hasil laporan bahwa mereka sama sekali tak memiliki hubungan darah, Sally tetap tercengang.

Anak itu sama sekali bukan anak Shella, lalu mengapa ia membawanya pulang? Di mana anak kandungnya berada? Apakah ia telah mati sehingga Shella mencari penggantinya? Demi masuk ke rumah keluarga Chen?

Wanita bernyali besar, tak disangka berani mengutak-atik darah keturunan keluarga Chen, benar-benar tak ingin hidup!

Sally menggelengkan kepala. Ia memasukkan laporan itu ke tasnya dan keluar dari kantor.

***

Setelah Susi pergi, Josephine kembali berpikir yang tidak-tidak. Ia selalu merasa bahwa anak yang mati itu adalah anaknya, bukan bayi buangan seperti yang dikatakan Susi.

Mungkin karena terlalu mengkhawatirkan anaknya, ia tak bisa tenang walaupun Susi telah meyakinkannya dengan berbagai cara bahwa itu bukan anaknya.

Melihat Josephine duduk di balkon sejak sore, tidak bicara, tidak minum, bahkan tidak makan, Rose pun mendekatinya, "Josephine, kau ini kenapa? Kau tidak mau mengatakannya pada ibu, ibu kan bisa membantumu menyelesaikannya."

"Bu, aku tidak apa-apa," geleng Josephine.

"Kalau tidak apa-apa mengapa kau seharian di sini, tidak makan, tidak minum? Apakah kau bertengkar dengan Vincent?"

"Mana ada aku tidak makan tidak minum. Aku juga tidak sedang bertengkar dengan Vincent."

"Kalau kau lelah cepatlah ke kamar dan tidur. Suasana hatimu pasti akan membaik setelah tidur," Rose mengamatinya lalu kembali berkata, "Atau kau mau aku menelepon Vincent dan menyuruhnya ke sini untuk menemanimu keluar?"

"Tidak, tidak perlu," cegah Josephine, "Vincent harus bekerja besok, ibu jangan ganggu dia."

Ia tak ingin berjumpa dengan Vincent sekarang. Ia hanya akan membuatnya tak senang denagn susana hatinya yang seperti sekarang ini. Apalagi ia kini sudah tak memiliki perasaan sedekat dengan Vincent dulu.

Josephine mendesah pasrah, "Bu, aku ingin di sini sebentar, kau tidurlah dulu."

"Kalau begitu aku tidak akan mempedulikanmu lagi," geleng Rose pasrah, lalu keluar kamar.

Rose kembali ke kamar. Ia melihat Justin yang berbaring di kasur sambil membaca komik, ia pun menepuk pantatnya, "Justin, suasana hati kakakmu sedang tidak baik, kau pergilah menghiburnya."

"Kakak pernah bilang, kalau setiap wanita akan mengalami perubahan suasana hati selama beberapa hari dalam setiap bulan, ia menyuruhku untuk mengabaikannya," kata Justin tanpa mendongak. Ia sudah lama menyadari ada yang tak benar dari kakaknya, ia juga sudah menghiburnya, namun malah dimarahi oleh Josephine.

Rose mengambil beberapa buku dan melemparkannya padanya, "Dia belum mengajarimu membaca dan menyanyi hari ini. Cepat suruh dia mengajarimu."

"Ng," Justin mengambil buku-buku itu lalu pergi ke balkon. Ia duduk di sisi Josephine, melambai-lambaikan tangannya, lalu berkata, "Kak, kau belum mengajariku membaca, dan belum bercerita untukku."

Josephine menarik napas dalam, katanya, "Sudah terlalu malam, besok saja, ya? Kau tidurlah dulu."

"Tapi aku tidak bisa tidur sebelum kau membacakanku cerita."

"Kau ingin dengar cerita apa?"

"Terserah Kakak," kata Justin sambil menyerahkan buku cerita.

Josephine membalik-balik halaman buku itu, akhirnya berhenti di halaman cerita Cinderella, "Kalau begitu Kakak akan membacakan cerita Cinderella, bagaimana?"

"Kata Ibu, hanya anak perempuan yang suka cerita Cinderella dan Putri Salju," ujar Justin.

"Tapi kau sudah sering mendengar cerita yang lain."

Justin berpikir sejenak, ia mengangguk, "Baiklah, Cinderella saja. Asal Kakak senang tidak apa-apa."

Josephine sama sekali tak perlu membaca buku untuk menceritakan kisah Cinderella. Ia menyandarkan pundak Justin di tubuhnya, lalu bercerita sambil memandang bintang-bintang yang berkerlip di angkasa.

Novel Terkait

Doctor Stranger

Doctor Stranger

Kevin Wong
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Cintaku Yang Dipenuhi Dendam

Renita
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Gaun Pengantin Kecilku

Gaun Pengantin Kecilku

Yumiko Yang
CEO
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu