Istri ke-7 - Bab 191 Pertemuan yang Kebetulan (5)

"Tunggu," panggil Claudius yang sama melamunnya.

Josephine tertegun, ia menoleh memandangnya, lalu berkata, "Tuan, ada apa?"

Claudius sangat terkejut, juga sangat bingung. Pandangannya terus diarahkannya pada Josephine dan Jesslyn, kenapa wanita di depan matanya itu terlihat begitu familiar? Ternyata itu adalah wajah di ingatannya itu. Ibu dan anak di depan matanya ini, dilihat-lihat sepertinya jelas anak kandungnya, karena mereka begitu mirip.

Melihatnya, ia tiba-tiba menjatuhkan semua kecurigaannya, anak kecil bernama Jesslyn ini tidak ada hubungannya dengan Juju, ibunya saat ini juga berada di depa matanya! Sampai-sampai ia tidak perlu menyelidiki kehidupan Juju di luar negeri.

"Tuan, ada apa denganmu?" Tanya Josephine melihat wajahnya yang bertambah pucat sedikit demi sedikit, ia pun menjadi khawatir. Apakah karena dalam kecelakaan kecil barusan ini Jesslyn tidak apa-apa, tetapi terjadi sesuatu padanya?

Claudius menenangkan otaknya yang kacau, lalu berkata, "Nona, maaf, bolehkah aku tahu nama Anda? Karena kau sangat mirip dengan seorang temanku."

Josephine diam-diam merasa lega, ternyata ia merasa dirinya familiar sehingga memanggilnya.

Ia mengamati Claudius yang berada di depannya itu, lalu berusaha keras mengingat apakah ia pernah mengenal pria ini, namun dipikir selama apapun ia tetap tak mengingatnya, malah sebaliknya kepalanya mulai sakit karena mengingat kembali ingatan yang telah samar. Ia memutuskan untuk tidak mengingat-ingatnya lagi, ia pun tersenyum dan berkata, "Margaku Yi. Siapa nama teman Anda?"

"Namanya..." Ujar Claudius dengan canggung, namun setelah cukup lama ia tak bisa menjawab.

Bagaimana ia harus menjawab? Wanita ini sedikit mirip dengan sosok Nyonya Jing, juga mirip dengan sosok Juju saat masih kecil, pokoknya adalah sosok seseorang di dasar ingatannya itu.

Josephine menghilangkan senyumannya, dengan kehabisan kata-kata ia berkata, "Tuan, cara berbasa-basi seperti ini sekarang sudah tidak populer."

Kemudian, ia menggandeng tangan Jesslyn dan pergi, meninggalkan Claudius yang tetap diam di tempat dengan canggung.

Jesslyn yang digandeng oleh Josephine itu tiba-tiba menoleh, lalu melambai pada Claudius dan berkata, "Sampai jumpa, paman!"

Wajah Claudius akhirnya dihiasi oleh senyuman, ia pun balas melambai pada Jesslyn.

Benar kata Asisten Yan, anak bernama Jesslyn ini sungguh sangat imut, sangat cantik dan ceria, hanya bertemu sekali saja, ia langsung tanpa sadar menyukainya.

***********

Begitu sampai di rumah, Josephine langsung menceramahi Jesslyn, Jesslyn tahu dirinya salah, ia pun menunduk dan berkata dengan tatapan memelas, "Ibu, jangan marah lagi, lain kali Jesslyn tidak akan asal lari-lari. Maaf yah."

"Kalau saja mobil barusan itu jalannya sangat cepat apa yang akan terjadi padamu? Bukankah kamu akan tertabrak sampai terpental?" Ujar Josephine tetap dengan nada tidak senang, "Untunglah karena jam pulang sekolah semua mobil mengurangi kecepatan, kalau tidak..."

Ia tidak melanjutkan perkataannya, juga tidak berani memikirkan akibatnya.

Charlie mengelus kepala Jesslyn dan berkata, "Ibumu hanya mengkhawatirkanmu, maafkanlah dia."

"Aku tahu," jawab Jesslyn mengarahkan kepala ke telinga Marco, "Tetapi ibu terlihat sangat galak."

"Serius sedikit, jangan bisik-bisik!" Kata Josephine marah.

Jesslyn menyusutkan kepalanya, lalu membuat gerakan seolah dihukum setrap.

Marco tertawa dan menenangkannya, "Jessie, Jesslyn kan sudah minta maaf, juga sudah tahu dirinya salah. Maafkan saja dia."

Josephine menghela napas, ia juga bukannya sengaja segalak ini, hanya saja kalau sekarang tidak galak terhadapnya, ke depannya kalau ia masih akan asal lari tanpa melihat keadaan jalan, mungkin saja tak akan seberuntung hari ini.

"Sebenarnya siapa yang menyetir tidak pakai mata dan menabrak Jesslyn-ku ini?" Tanya Marco.

"Tidak kenal," jawab Josephine asal sambil meletakkan batang bambu di atas meja.

"Seorang paman yang tampan," ujar Jesslyn tak tahan ingin menjawab.

"Oh? Seberapa tampan?"

"Sama tampannya dengan ayah, ia bahkan berbasa-basi dengan ibu loh."

Josephine melirik Jesslyn dengan marah, Jesslyn pun kembali menyusutkan tubuhnya ke sudut dinding.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Ujar Marco mengangkat dagu Josephine, "Siapa pria yang tak takut mati itu, beraninya menggoda istriku? Apa kau memberikan nomormu padanya?"

"Tentu saja tidak," kata Josephine sambil menggeleng, "Ia hanya bilang aku mirip dengan seorang temannya, lalu menanyakan namaku, aku hanya memberitahunya bahwa margaku Yi, aku tidak mengatakan apa-apa lagi."

"Apakah ia mengatakan siapa nama temannya?"

"Tidak," kata Josephine lalu tiba-tiba dengan wajah penasaran ia bertanya, "Marco, apa kau merasa ia mungkin orang yang dulu aku kenal? Karena pertama kali aku melihatnya aku juga merasa familiar, tetapi aku sama sekali tidak ingat siapa dia."

Mendengar perkataannya, Marco berpikir sejenak lalu menggeleng, "Sepertinya tidak, orang yang kau kenal di Jakarta tidak banyak."

Setelah berkata demikian, Marco berpikir keras.

Sosok Josephine yang sekarang sama sekali tidak sama dengan 2 tahun lalu, seharusnya tidak akan ada orang yang mengenalnya, bagaimana bisa ada orang berkata padanya ia mirip dengan seorang temannya? Apakah itu hanya alasan untuk basa-basi?

***********

Paginya, setelah Asisten Yan selesai melaporkan pekerjaannya, ia menatap Claudius dan berkata, "Tuan Chen, sekarang aku kira-kira memahami kehidupan nyonya muda di luar negeri dulu, aku bertanya pada teman sekolah dan tetangganya di luar negeri dulu, rata-rata semua mengatakan ia tak pernah punya pacar, apalagi hamil."

Claudius mengangguk, Asisten Yan melanjutkan, "Atau aku selidiki hal lain lagi..."

"Tidak perlu," ujar Claudius memutusnya.

"Tidak perlu? Kenapa?" Kata Asisten Yan terkejut.

"Anak itu bukan anaknya."

"Tuan, mengapa Anda tiba-tiba seyakin ini?"

"Karena aku sudah bertemu dengan ibu anak itu."

"Kalau begitu... Kenapa Anda tiba-tiba yakin ia adalah ibu kandung Jesslyn?"

Claudius terdiam beberapa detik, lalu berkata, "Karena Jesslyn sangat mirip dengan ibunya, pasti adalah anak kandungnya." Memikirkan wanita yang nampak familiar itu, Claudius merasakan perasaan yang janggal.

Setelah Josephine meninggal, hatinya juga ikut mati, selama 2 tahun ini ia tak pernah sekalipun merasakan perasaan apapun terhadap lawan jenis, bahkan melirikpun tak ingin. Hanya kali ini, wanita yang tiba-tiba muncul di luar negeri ini!

Asisten Yan menghela napas lega, lalu tersenyum dan berkata, "Sepertinya hanya wajahnya mirip, tidak ada hubungannya dengan nyonya muda, Tuan Chen, Anda bisa tenang sekarang."

"Iya," kata Claudius sambil mengangguk.

************

Sebangun tidur, Juju berjalan ke teras dan melihat nenek sedang minum teh di taman.

Ia menggigit bibir, lalu masuk dan berganti baju, kemudian mengambil cincin di dalam laci dan memakainya di jari manis, lalu keluar dan turun.

Mungkin karena dulu ia meninggalkan Claudius, nenek tidak menyukainya. Dua tahun ini, demi mendapatkan hati nenek, Juju terus berusaha sebisa mungkin membuat nenek menyukainya, untunglah hasilnya tidak buruk, sikap nenek kepadanya jelas telah berubah lebih baik.

"Nenek, kau sudah bangun dari tidur siang?" Sapa Juju sambil tersenyum lebar dan duduk di sebelah nenek, kemudian ia menuangkan teh untuk nenek, dan menuang teh bunga untuk dirinya.

Nenek hanya mengiyakan, lalu mengamatinya dan berkata, "Kenapa wajahmu kesal begitu? Kau tidak tidur dengan baik?"

Juju mengelus wajahnya sendiri, lalu menggeleng, "Tidak kok, aku hanya baru bangun."

"Apakah kau bertengkar dengan Claudius?" Tanya nenek lagi.

Juju menggeleng lagi, "Tidak, Claudius tidak akan pernah bertengkar denganku."

Hubungannya dengan Claudius sangat damai bahkan tidak pernah bertengkar, memikirkannya ia merasa gagal.

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu