Istri ke-7 - Bab 196 Mendorongnya jatuh (1)

Setelah keluar dari kamar Claudius Chen, Juju Zhu terus berada dalam kondisi ketakutan, meskipun gigitan di punggungnya hanya membuat kulitnya sedikit terluka, tapi mengingat kejadian saat Claudius Chen memeluknya dan mengigitnya masih membuatnya merasa ketakutan.

Claudius Chen pernah memberitahunya, saat penyakitnya sedang kambuh dia sangat menakutkan, Juju mengira itu adalah alasan yang dia gunakan untuk menghentikannya, hari ini setelah mengalaminya sendiri, Juju akhirnya percaya Claudius tidak membohonginya, saat penyakitnya kambuh dia sungguh sangat menakutkan!

Mendengar suara ketukan pintu, tubuh Juju menjadi tegang dan gemetar, wajahnya menatap ke arah pintu dengan ketakutan.

Nenek Tua Chen berjalan masuk ditemani Pengurus He, dia melihat Juju yang terlihat pucat dan sedang berada di atas tempat tidur: "Lihat dirimu ketakutan, hingga wajahmu menjadi pucat."

"Nenek......" Juju Zhu meneteskan air mata dengan sedih.

"Sudahlah, sudah tidak apa-apa, setelah kamu tidur semua akan baik-baik saja." setelah mengatakannya Nenek Tua Chen berbalik dan bertanya kepada Sally Lin yang berada di sampingnya: "Bagaimana keadaan luka kakak ipar? Apakah parah?"

"Lukanya tidak parah. Tapi dia sangat ketakutan."

"Kalau begitu apa yang perlu di tangisi? Jika luka sekecil ini saja tidak bisa menahannya, kelak bagaimana kamu akan menjalani hidup bersama dengan Claudius?" Nenek Tua Chen menggelengkan kepala: "Lihat Josephine Bai, tangannya di gigit berkali-kali hingga terluka, tapi aku tidak pernah melihat dia menangis."

"Jangan mengungkit Josephine Bai di hadapanku!" Juju Zhu tiba-tiba berteriak.

Nenek Tua Chen diteriaki olehnya hingga terdiam, seumur hidupnya ini pertama kalinya dia diteriaki oleh orang yang lebih junior, tentu saja raut wajahnya tidak terlalu senang.

Tapi Juju Zhu menyadari hal ini dengan cepat, dia segera berbalik dan bersandar di atas ranjang sambil berkata kepada Nenek Tua Chen: "Maaf, nenek, aku bukan sengaja bersikap tidak sopan kepada anda, aku......"

"Aku mengerti, jangan bicara lagi, berbaring dan beristirahatlah." Nenek Tua Chen menggerakkan tangan untuk menenangkannya, melihat dia adalah jodoh yang ditakdirkan untuk Claudius Chen, melihat dia berguna bagi Claudius Chen, maka nenek hanya dapat memaafkannya.

"Maaf, aku hanya ketakutan..." Juju Zhu tetap meminta maaf.

Sally Lin tersenyum sambil berkata: "Kita adalah manusia baisa. Di buat kaget dan digigit oleh kakak sepupu pasti akan merasa ketakutan, kakak ipar jangan menyalahkan diri sendiri, bukankah nenek sudah memaafkanmu."

Juju Zhu melihatnya dengan ekspresi wajah berterima kasih, lalu dia melihat raut wajah Nenek Tua Chen, setelah itu barulah dia dapat berbaring dengan tenang.

*********

Keesokan paginya Claudius Chen sudah bangun pagi-pagi sekali, dia berdiri di hadapan jendela dan mengingat kembali semua kejadian semalam, kepingan ingatannya setelah dia kembali ke kamar sedikit demi sedikit menyatu dan muncul di dalam otaknya. Dia mendengarkan saran Henry Qiao dan Jessie untuk melepaskan masa lalu, dan menghargai orang yang ada di depan mata, oleh karena itu dia mencium paksa Juju Zhu.

Sebenarnya saat itu dia sudah merasa dirinya sangat sedih, hanya saja dia tidak dapat membedakan apakah pengaruh alkohol yang membuatnya sedih ataukah perasaan sakit hatinya, saat mendengar perkataan Juju Zhu yang mengatakan akan menunggumu pulang, dia merasa sedikit terharu.

Saat mengingat hal ini, raut wajah Claudius Chen sedikit berubah. Lalu dia berjalan menuju kamar seberang.

Saat dia berjalan masuk, Juju Zhu sudah bangun tidur, saat ini dia sedang duduk di atas tempat tidur dengan kedua matanya yang membengkak, pundaknya yang terbuka ditempel dengan kain kasa, dia terlihat sangat kasihan.

Saat melihat Claudius Chen, air matanya mengalir.

Claudius Chen berjalan menghampirinya. Wajah Claudius terlihat penuh penyesalan: "Apakah kamu baik-baik saja? Apakah kamu terluka karena aku? Apakah lukamu parah?" dia berbicara sambil duduk dan melihatnya: "Biar aku lihat bagian mana yang terluka. "

Juju Zhu mengangkat tangan dan menghapus air matanya, lalu melihat Claudius dan berkata dengan ekspresi wajah yang sakit hati: "Di mana lukaku tidaklah penting, aku juga tidak peduli, dan aku tidak mungkin meninggalkanmu karena hal ini. Claudius..... yang membuatku sedih adalah semalam saat kamu menggigitku hingga terluka, kamu malah meneriakkan nama Josephine Bai, apakah kamu dapat memahami perasaanku saat itu? Perasaan itu sungguh membuatku merasa lebih baik mati daripada hidup! "

Air matanya mengalir semakin deras, dia meneruskan mengeluh dengan sakit hati: "Sudah berapa kali aku katakan, aku bertanggung jawab atas kematian Josephine, tapi aku bukan melakukannya dengan sengaja, tapi kamu tidak mempercayaiku, kamu tidak bersedia mencintaiku. bahkan di saat kamu merasa sangat sedih kamu masih menyalahkan aku memaksa dia mati, Claudius..... apakah aku harus mati sekali dulu untuk menebus kesalahanku baru kamu bisa merasa puas? Baru bisa memaafkanku? "

"Benar, aku tidak bisa seperti Josephine Bai, di gigit berkali-kali olehmu tapi tidak meneteskan air mata sedikitpun, semalam saat kamu hampir mencekikku hingga mati, aku bahkan ketakutan hingga berteriak dan menangis, tapi bukankah ini respon yang seharusnya dimiliki manusia? Terutama seorang wanita lemah seperti diriku, jika kamu harus menggunakan standar ini untuk mengukur apakah wanita ini pantas dicintai atau tidak, maka dalam kehidupan ini kamu akan ditakdirkan sendirian selamanya, karena di dunia ini kamu tidak akan dapat menemukan Josephine Bai yang kedua. "

Benar, di dunia ini dia tidak akan dapat menemukan Josephine Bai yang kedua.

Claudius melihatnya, setelah beberapa saat Claudius menggelengkan kepalanya: "Tidak, aku tidak menggunakan standar ini untuk mengukurmu, juga tidak bermaksud menyalahkanmu, aku hanya merasa sangat menyesal." Claudius diam sejenak, lalu kembali berkata: "Juju, maaf, semalam aku tidak mengendalikan diriku dengan baik dan telah melukaimu, kedepannya aku akan memperhatikannya, tidak akan......"

"Claudius....!" Juju Zhu segera memeluknya, dan menggelengkan kepala di atas pundaknya: "Aku sudah mengatakan kepadamu aku tidak bermaksud menyalahkanmu, aku juga tidak akan takut kepadamu di karenakan hal ini, aku hanya berharap ada aku di dalam hatimu, kita dapat bergandengan tangan bersama-sama menghadapi masa depan, dan bersama-sama melalui malam yang penuh penderitaan itu, aku sudah merasa puas jika ada aku di dalam hatimu........"

Juju tidak boleh membiarkan Claudius mengatakan 'kedepannya menjauhlah dari dirinya', dia tidak bisa melepaskan semua yang ada di depan matanya dikarenakan sebuah pengalaman yang menakutkan. Juju yakin suatu hati nanti dirinya akan dapat memiliki hubungan yang baik dengan Claudius, sama seperti Josephine Bai dulu.

Jika Claudius Chen menjauhi dirinya seperti dulu dikarenakan tidak ingin melukainya, maka dia tidak akan memiliki kesempatan lagi.

Juju bersandar terlalu dekat dengannya, Claudius Chen bahkan dapat mencium aroma obat di pundaknya.

Hatinya juga bukan terbuat dari besi dan batu, setelah melukainya dapat bersikap sewajarnya. Claudius menarik nafas pelan, lalu menepuk pundaknya sambil berkata: "Maaf, kedepannya tidak akan seperti ini lagi."

"Benarkah?"

"Hmm." Claudius melepaskan Juju dari pelukannya, lalu melihatnya sambil berkata: "Kamu berbaring dan beristirahatlah."

Juju Zhu menganggukkan kepala, dan sedikit merasa tenang.

Dia takut Claudius Chen akan merasa kecewa saat Claudius tahu reaksinya semalam, dan akan membandingkannya dengan Josephine Bai sama seperti yang Nenek Tua Chen lakukan, untung saja Claudius Chen tidak berbuat seperti itu, Claudius bahkan cukup merasa bersalah atas lukanya, melihat Claudius Chen seperti ini akhirnya dia dapat merasa tenang

*********

Josephine Bai menelepon Asisten Yan, Josephine bertanya kepadanya apakah hari ini Claudius Chen memiliki waktu untuk melihat sketsa desainnya, Asisten Yan menjawab Claudius tidak masuk kerja karena tidak enak badan.

Tidak enak badan? Bukankah jelas-jelas semalam saat Claudius mengantarnya pulang tengah malam, Claudius masih baik-baik saja?

"Ada apa dengan Tuan Muda Chen?" Josephine bertanya karena merasa khawatir.

"Semalam penyakitnya kambuh, pagi ini dia akan beristirahat dirumah, dia akan datang ke kantor sore ini."

"Penyakitnya kambuh? Dia sakit apa?" Josephine Bai bertanya karena penasaran, jelas -jelas Claudius Chen terlihat sangat sehat.

Jika dulu, Josephine tidak akan banyak bertanya, tapi sejak semalam setelah Josephine memahami permasalahannya, Josephine mulai memperhatikan masalah pribadinya. Tapi Asisten Yan yang berada di balik telepon malah terdiam, sangat jelas Asisten Yan tidak ingin memberitahukan kepada Josephine mengenai penyakit Claudius Chen.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Ten Years

Ten Years

Vivian
Romantis
4 tahun yang lalu
Cutie Mom

Cutie Mom

Alexia
CEO
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Istri Direktur Kemarilah

Istri Direktur Kemarilah

Helen
Romantis
3 tahun yang lalu
Kisah Si Dewa Perang

Kisah Si Dewa Perang

Daron Jay
Serangan Balik
3 tahun yang lalu