Istri ke-7 - Bab 269 Tamat 12 (2)

Asisten Yan pun mengangguk nangis: "Aku takut! Aku ingin ditemani...!"

Mereka bertiga yang tidak pernah mengalami hal ini, sejak masuk ke dalam rumah sakit mereka pun sudah tidak tahu harus berbuat apa. Melihat Belinda Yan yang kesakitan, mereka tentu ingin menanggung sedikit bebannya, lalu saat mendengarnya ingin ditemani, Marco Qiao pun berjalan maju ke depan, tapi dokter malah berteriak ke Claudius: "Sini, anggota keluarga yang temani."

Dokter mengingat tadi Claudius yang menggendongnya keluar dari mobil, tentu saja dia mengira ayah dari anak ini adalah Claudius.

Claudius dan yang lainnya sama-sama sudah bingung dan menjadi bego, mendengar perintah dokter dia juga tidak berani membantah, lalu melangkah kesana.

Belinda Yan melihat Claudius pun langsung berteriak: "Claudius... Anggota keluarga yang menemani, kamu ngapain kesini? Ah... Marco kamu hilang kemana...!"

Marco pun berjalan kesana dan memegang tangannya yang dingin: "Aku disini, aku pikir kamu tidak mau aku menemanimu..."

"Dasar kalian idiot...!" Belinda Yan pun berteriak pasrah.

Disaat penting seperti ini, semuanya malah jadi bego!

"Dasar, keluarga yang menemani kamu ngapain semangat begitu?" Josephine pun pasrah dan menarik Claudius.

"Dokter yang memanggilku." Claudius menjawabnya dengan ekspresi polos.

"Itu karena dokter tidak tahu, kamu juga tidak tahu?"

"Aku... Ehem... tiba-tiba kebingungan." Claudius pun merasa malu dan berpura-pura batuk.

Mereka berdua melihat Belinda Yan masuk kedalam ruang persalinan di temani Marco, saat itu juga mereka pun merasa lega

Setelah Belinda masuk, Claudius dan Josephine saling bertatapan lalu duduk di atas kursi, setelah beberapa saat Josephine berkata: "Ada apa ini sebenarnya? Kenapa setengah tahun tidak bertemu asisten Yan hamil, kaki Marco juga sudah sembuh, dan mereka berdua bisa bersama?"

Mengenai ini, dia sangat penasaran!

Claudius menoleh kepadanya: "Kenapa? Melihat kaki Marco sudah sembuh, kamu menyesal meninggalkannya?"

"Apaan sih? Aku meninggalkannya juga bukan karena kakinya cacat." Josephine pun menjulingkan matanya, sudah sampai saat ini, pria ini masih saja cemburu seperti ini.

Claudius pun tersenyum dan merangkulnya, sebenarnya dia juga hanya bercanda saja, saat ini bagaimana mungkin dia mencurigai kesetiaannya?

Dia terdiam sejenak lalu berkata: "Waktu memang bisa mengubah segalanya, aku juga penasaran kenapa mereka berdua bisa bersama."

Dia melanjutkan lagi: "Tapi setiap kali mengingat asisten Yan yang tidak tertarik dengan pria manapun tapi malah menikah dengan Marco yang cacat, aku merasa tidak adil untuknya!"

"Cacat apanya? Kamu tidak lihat kaki Marco sudah sembuh?"

"Itu bukannya akhir-akhir ini?" Claudius tiba-tiba seperti mengingat sesuatu, lalu berdiri dari kursinya: "Jangan-jangan demi merestui kita berdua, asisten Yan memilih untuk mengorbankan dirinya dan membawa Marco pergi darimu?"

"Mana mungkin?" Josephine tertawa.

"Kenapa tidak mungkin? Dulu asisten Yan demi membantuku melawan Aldo Shen, dia jadi mata-mata di perusahan Far & Wide, kalau tidak bagaimana mungkin aku bisa secepat itu mengalahkan perusahaan Far & Wide?"

Josephine menatapnya lalu berkata: "Sepertinya hubungan kalian lebih dalam dari hubunganku denganmu, dia mengorbankan semuanya untukmu, kamu pun menerjang ke ruang persalinan untuknya."

Claudius mendengar itu pun langsung menoleh dan tersenyum kepadanya: "Kenapa? Sekarang gantian kamu yang suka ngomong sembarangan ya?"

"Memangnya aku salah?" Nada Josephine masih sedikit tidak senang.

Claudius pun mengusap kepalanya lalu tersenyum dan berkata: "Aku dan asisten Yan... bisa dibilang, aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri."

"Benar hanya sebagai adik?"

"Tentu saja, kalau tidak apa?" Claudius tertawa: "Kalaupun aku menganggapnya sebagai yang lain, kamu dan Marco juga tidak akan setuju bukan?"

"Benar juga." Josephine mengangguk.

Setelah menunggu sejam, pintu ruang persalinan akhirnya terbuka, Marco Qiao menggendong seorang bayi dan berjalan keluar.

Josephine melihatnya yang menggendong anak pun langsung berdiri dari kursi dan menyambutnya: "Bagaimana? Anak laki-laki atau perempuan? Asisten Yan baik-baik saja kan?"

Mereka berdua baik-baik saja, anak perempuan, lebih lucu sedikit dari Jesslyn." Marco Qiao tersenyum, dan sedikit merasa sombong.

"Benar? Ibu dan anak baik-baik saja? Selamat ya." Josephine pun mengulurkan tangannya: "Sini, aku gendong sebentar."

"Tidak boleh." Marco Qiao menyampingkan badannya: "Aku baru gendong saja sebentar.

Claudius pun mendekati mereka dan memanjangkan lehernya menatap bayi itu, lalu dia pun berkata: "Memang lumayan lucu, tapi sepertinya juga tidak lebih lucu dari Jesslyn?"

Josephine pun memukul lengannya: "Marco hanya bercanda saja."

"Aku juga bercanda saja." Claudius menaikkan bahunya.

Saat ini, seorang dokter berjalan keluar dari ruan persalinan dan berkata: "Tuan, kenapa kamu menggendongnya keluar? Kami masih mau membawanya untuk dibersihkan."

Setelah itu dia pun menggendong bayi itu dari tangannya, lalu tersenyum: "Kamu ini tidak sabaran ya?"

"Dia tidak sabar ingin memamerkan kepada kami." Claudius menambahkan.

Dokter membawa bayi itu ke ruang perawatan, Josephine baru saja ingin menanyakan keadaan asisten Yan, lalu asisten Yan pun didorong keluar oleh perawat.

"Belinda, kamu baik-baik saja kan?" Marco berjalan kesana dan memegang tangannya.

Belinda seperti baru saja keluar dari dalam kolam air, rambutnya basah semua, sekujur tubuhnya sangat lemah, tenaga untuk membuka matapun hampir tidak ada lagi. Dia mencoba membuka matanya dan memandang Marco: "Mana bayiku? Dimana...?"

"Sudah digendong perawat ke ruang perawatan." Marco Qiao pun mengusap rambutnya, dan berkata lembut: "Pasti sudah capek ya? Kalau capek pejamkan matamu dan tidurlah, aku akan menjagamu."

"Oke, aku tidur ya, kamu jaga dengan baik anak kita..."

"Tenang saja." Marco Qiao pun mendekatkan dirinya dan mencium dahinya.

Ini adalah pertama kalinya dia menciumnya lagi setelah malam mabuk itu, ciumannya begitu natural.

Belinda Yan pun merasa sedikit malu lalu memejamkan matanya. Setelah itu dia pun diantar perawat ke kamar pasien.

Marco Qiao pun mengikutinya, menggendongnya ke atas ranjang dan menyelimutinya, lalu berjalan keluar setelah dia tertidur.

Di depan pintu, Claudius dan Josephine yang penasaran dan melihat mereka berdua yang saling perhatian itu pun pelan-pelan percaya bahwa tidak ada yang menjahati mereka satu sama lain, tapi mereka memang saling menyukai.

Melihat mereka berdua yang masih belum pergi, Marco pun menatap mereka dan bertanya: "Sudah malam begini kalian masih belum pulang?"

Claudius menatapnya dan tidak sungkan lagi: "Kami sedang menunggu penjelasanmu."

"Penjelasan apa?" Marco Qiao pura-pura bego.

"Menurutmu? Claudius menatapnya: "Dulu jelas-jelas kamu sudah menghamili Belinda Yan, tapi kamu masih ingin membawa Josephine dan Jesslyn keluar negeri, bisa dibilang... sambil merebut Josephine, lalu sambil beraksi terhadap Belinda? Apa maksudmu melakukan ini?"

"Saat aku membawa Josephine dan Jesslyn keluar negeri, aku tidak tahu kalau Belinda hamil." Marco melihat mereka berdua: "Hal ini memang perlu kujelaskan kepada Josephine, duduklah disini."

Marco pun berjalan ke ruang istirahat.

Josephine melihat Marco, lalu melihat Claudius, dan menariknya berjalan mengikuti Marco.

Novel Terkait

The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Someday Unexpected Love

Someday Unexpected Love

Alexander
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milyaran Bintang Mengatakan Cinta Padamu

Milea Anastasia
Percintaan
4 tahun yang lalu