Istri ke-7 - Bab 210 Bagian Penting 1 (3)

"Aku juga beritahu kamu sekali lagi, aku tidak menyentuh nona Yi sedikit pun." Juju langsung menutup teleponnya.

Claudius marah, panik dan pasrah, dia meninjukan tangannya ke dinding.

Sejak berkelahi dengan Marco, sebelumnya dia sudah memeriksa orang-orang yang berkaitan dengan Josephine. Vincent Lee sudah tidak ada perasaan ke Josephine, beberapa tahun ini dia hanya fokus menjalankan perusahaannya. Shella Bai menikahi seorang pria tua, setiap hari pergi ke salon dan bermain kartu, melewati hidup yang berkecukupan, dua orang ini sudah menjadi masa lalu.

Sekarang kemungkinan yang utama hanya Sally Lin dan Juju, tapi yang Sally Lin fokuskan hanyalah perusahaan dan penyakitnya, dia sama sekali tidak peduli dengan kehidupan pribadinya. Kalau dihitung-hitung, yang bisa berniat jahat kepada Josephine hanya Juju seorang.

Bisa bertindak sejahat ini, sepertinya dia sudah tahu identitas asli Josephine?

Kalau dia tahu itu Josephine, apa yang akan dia lakukan? Dia pasti akan langsung menghabisinya...

Claudius semakin takut, lalu dia pun meninjukan tangannya di atas meja polisi dan menatapnya: "Apa yang sudah kalian tanyakan?"

Polisi itu pun kaget, tapi tetap bersabar dan menjelaskan: "Orang ini juga tidak bisa menghubungi temannya, lalu mengaku kalau mereka kenal dengan nona Yi, ingin membawa mereka makan, tidak ada niat jahat."

"Bagaimana mungkin tidak ada niat jahat, aku bisa menjamin nona Yi tidak kenal dengan mereka."

Tuan muda Chen, kamu jangan panik, kami sedang melacak keberadaan nona Yi, sebentar lagi pasti akan ditemukan."

"Sebentar lagi..." Claudius tertawa dan menggelengkan kepalanya: "Kalau tunggu lagi, nona Yi sudah tidak bernyawa!"

"Tuan muda Chen, kamu panik juga tidak ada gunanya, lebih baik tenang dan bantu kita pikirkan cara, apakah ada cara lain untuk mengetahui keberadaannya sekarang."

Claudius terdiam, tapi dia pun kembali kekursinya dan memaksa diri untuk tenang.

Dulu, dia pasti akan memasang GPS di dalam hp Josephine, tapi sekarang Josephine bukan miliknya lagi, dia pasti tidak bisa melakukan ini. Tiba-tiba dia mengingat Marco Qiao, akhir-akhir ini dia pasti dekat dengannya, seharusnya dia bisa menjaga Josephine dengan lebih baik.

Walaupun tidak ingin berhubungan dengannya, tapi demi keselamatan Josephine, dia pun meneleponnya.

Saat meneleponnya, Marco sedang menunggu Josephine dan baru menelponnya, tapi teleponnya tidak terhubungi.

Mendengar suara Claudius, dia pun terdiam sejenak: "Kamu lagi yang membawa pergi mereka?"

Nada bicara Claudius pun memburuk: "Tuan muda Qiao bukannya bilang bisa melindungi Josephine? Kenapa sekarang Josephine diculik orang, tuan muda Qiao malah tidak tahu sama sekali?"

"Kamu bilang apa?" Marco kaget: "Josephine diculik?"

"Benar, sekarang polisi pun tidak bisa menemukannya." Claudius berkata serius: "Aku percaya tuan muda Qiao pasti memasang GPS di tubuhnya? Kalau ada, tolong beritahu aku lokasinya."

Marco Qiao pun terbata-bata dan bertanya: "Itu... Josephine dalam bahaya tidak? Lalu... Jesslyn? Jesslyn dimana?"

"Aku akan mengantar Jesslyn pulang kepadamu, tapi kalau kamu tidak ingin Josephine dalam bahaya cepat beritahu aku apakah kamu bisa mencarinya."

"Bisa... Bisa... di kalungnya ada GPS, aku sekarang langsung cari..." Marco Qiao pun panik dan mencarinya, lalu mengirimkan alamat itu ke hp Claudius, dia pun cemas: "Claudius, tolong selamatkan Josephine."

"Josephine itu istriku, tentu saja aku akan menolongnya." Lalu Claudius pun menutup teleponnya.

Walaupun Marco Qiao panik, tapi karena kakinya tidak bisa berjalan, dia pun hanya bisa mondar-mandir di dalam kantor.

Kali ini dia sekali lagi membenci kedua kakinya, dan sangat membenci dirinya yang tidak mampu, tidak mampu hingga orang yang paling disayanginya dalam keadaan bahaya pun dia hanya bisa di dalam rumah, apapun tidak bisa dilakukannya.

Melihat lokasi di dalam aplikasi hpnya, hatinya sakit sekali.

Dulu saat Claudius merebut Josephine, dia panik, lalu saat Josephine kembali dia pun memasangkan GPS ini di kalungnya, dia pikir jika nanti tidak bisa menemukan Josephine, tidak perlu seperti seekor lalat yang kehilangan arah dan tidak tahu harus mencari kemana.

Tidak disangka hari ini benar-benar terpakai, dan memang dipakai dalam keadaan begini...

---------------------

Nenek melihat muka Jesslyn yang kotor, di dahinya pun ada sedikit luka lecet, lalu dia pun menyuruh Sam mengambil kotak P3K dari bagasi mobil.

Kakak He mulai membantu Jesslyn membersihkan debu dan luka di wajahnya, lalu menenangkannya: "Anak kecil, jangan nangis, lihatlah wajahmu jadi jelek."

"Aku khawatir dengan ibu..." Jesslyn berkata pelan.

"Bukannya ada pak polisi membantu mencari ibu? Tenang saja, ibu akan segera pulang."

"Pak polisi bisa menolong ibu?"

"Tentu saja, pak polisi sangat hebat." Kakak He menggunakan tissue mengusap debu dan air mata di wajahnya, wajah Jesslyn pun semakin terlihat jelas, kulitnya halus dan cerah...

Kakak He melihat wajah Jesslyn dan merasa seperti mengenali wajahnya, lalu dia pun berhenti, menatapnya, lalu berkata kepada nenek: "Nenek, kamu lihat wajah anak ini..."

Sejak dulu nenek tidak suka berdekatan dengan anak kecil, dia pun tidak tertarik dengan anak kecil ini, tapi mendengar perkataan kakak He, dia pun akhirnya melihat Jesslyn.

Melihat sekali saja, dia dan kakak He sama-sama kaget melihat wajahnya, dan mulai menatapnya.

Wajah ini, jelas-jelas mirip dengan Juju saat kecil!

"Kamu lihat apakah mirip dengan nyonya?" Kakak He bertanya.

"Memang sangat mirip." Nenek pun kaget, tiba-tiba dia mulai tertarik dengan Jesslyn, menatapnya dan bertanya: "Anak kecil, siapa ayah dan ibumu? Namanya siapa?"

Jesslyn pun melihatnya dan menggeleng: "Ayah dan ibu bilang, tidak boleh memberitahu nama dan nomor hp mereka."

Nenek pun pasrah dan menunjuk diri sendiri: "Tapi aku bukan orang jahat, aku nenek paman Claudius, lihatlah sekarang aku sedang membantumu."

"Makasih nenek."

"Salah, kamu harus memanggilku nenek buyut."

"Makasih nenek buyut."

"Sekarang kamu sudah boleh beritahu nama ibumu bukan?" Nenek terus bertanya.

Jesslyn berpikir sebentar lalu akhirnya menjawabnya: "Nama ibuku Jessi, nama ayahku Marco."

"Anak kandung?"

Melihat wajah Jesslyn yang kebingungan, Kakak He pun tertawa: "Nenek, jangan-jangan kamu curiga kalau anak ini anak nyonya?"

"Siapa tahu, wanita itu, mungkin saja melahirkan anak di luar sana kita juga tidak tahu."

"Tidak mungkin, waktunya tidak pas."

"Nenek buyut salah, aku anak kandung ibuku, aku sangat-sangat mirip dengan ibuku." Jesslyn tidak suka identitas dibicarakan orang lain, dia pun menentang.

Ekspresinya yang memurungkan mulutnya sangat lucu, nenek pun tertawa dan mengelus kepalanya: "Lihatlah kamu kok marah, nenek buyut hanya bercanda saja."

Jesslyn pun diam.

"Anak ini serius juga." Nenek tertawa, dan mulai menyukai Jesslyn.

"Anak zaman sekarang memang begitu." Kakak He tersenyum.

Mobil pun berhenti di depan pintu rumah, Jesslyn digendong turun oleh kakak He, dia menatap rumah besar yang asing ini, tidak berani berjalan kesana.

"Ini rumah paman Claudius, kenapa?" Nenek menggandeng tangannya, lalu tersenyum: "Jangan takut, ada aku, tidak ada orang yang jahat padamu."

"Ini benar rumah paman Claudius?" Jesslyn bertanya.

"Iya." Nenek mengangguk: "Tidak pernah datang kesini ya?"

"Tidak pernah." Jesslyn pun mengikutinya masuk.

Nenek menggandengnya masuk, kakak He mencarikan makanan untuk Jesslyn dan mulai menyuruh pembantu dapur mempersiapkan makanan.

Novel Terkait

Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love From Arrogant CEO

Love From Arrogant CEO

Melisa Stephanie
Dimanja
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cintaku Pada Presdir

Cintaku Pada Presdir

Ningsi
Romantis
4 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu