Istri ke-7 - Bab 203 Aku Ingin Membunuhnya! (1)

Claudius melihat hasil tes DNA di atas mejanya, tangannya pun berhenti dan bergerak mundur, lalu menatapnya: "Kamu beritahu aku saja. Tuan muda Chen ingin mereka berdua berhubungan atau tidak?"

"Aku..." Claudius tersenyum pahit: "Aku berharap Josephine masih hidup, tapi aku tidak berharap dia menjadi istri orang lain, jelas-jelas ini tidak mungkin bukan?"

Dia pun membuka kembali laporan tes DNA itu.

"Tuan muda Chen, sudah sampai tahap ini, kamu tidak punya pilihan." Asisten Yan melihat eskpresinya berubah.

Menatap laporan itu, Claudius hanya merasa seketika jantungnya seperti diserbu oleh ribuan kuda, sakit sekali sehingga bernafas saja pun kesusahan.

Badannya mulai gemetaran, hingga kedua tangannya pun ikut gemetaran dan tidak bertenaga. Kertas laporan itu seperti daun-daun yang tertiup angin, kapan saja bisa terjatuh ke bawah.

"Tuan muda, kamu baik-baik saja?" Asisten Yan prihatin dan bertanya.

Dokter Zhang ada di bawah, dia yang telah mempersiapkannya, saat ini dia ragu apakah akan menyuruh dokter Zhang naik.

Laporan itu akhirnya terjatuh juga ke lantai, Claudius pun seperti telah mengerahkan semua tenaganya dan berteriak: "Henry Qiao! Aku pasti akan membunuhmu!"

Lalu, dia berjalan ke depan pintu dan ingin keluar.

"Tuan muda!" Asisten Yan pun panik dan menutup pintunya, menarik tangannya dan berkata: "Aku tidak ingin memberitahumu hasil ini karena aku takut kamu gegabah, aku tahu kamu ingin membunuh Henry Qiao, tapi apa gunanya kamu membunuhnya? Apakah bisa merebut nyonya kembali?"

Claudius bersandar di pintu, nafasnya sesak.

Saat ini bagaimana mungkin dia bisa tenang? Bagaimana mungkin dia bisa tenang?

"Tuan muda Chen, kamu ingin tidak nyonya baik-baik saja, kamu ingin tidak dia tidak terluka lagi? Kamu ingin dia bisa kembali padamu? Kalau kamu ingin ini semua lebih baik tenanglah dulu, oke?"

Perkataan asisten Yan membuatnya menjadi sedikit tenang, dia pun terduduk di lantai.

Asisten Yan melanjutkan: "Di luar banyak sekali orang yang melihat, apakah kamu tahu siapa-siapa saja mata-mata nenek atau nyonya? Kalau mereka melihatmu dan tahu kalau nyonya yang sebelumnya belum meninggal, apa yang akan mereka lakukan? Apakah kamu memikirkan ini demi nyonya?"

"Kalau tidak aku harus bagaimana? Membiarkan Josephine bersama dengan pria lain? Kakak adik keluarga Qiao itu sedang merebutnya dariku disaat dia hilang ingatan! Mereka...!"

"Apa yang mereka lakukan memang kejam, tapi sekarang masalahnya nyonya sudah hilang ingatan. Dia tidak ingat lagi denganmu, dia sudah mencintai tuan muda kedua Qiao, sekarang dia sangat bahagia. Kalau kamu tiba-tiba merebutnya, dia pasti juga tidak akan senang dan menentangmu.

Asisten Yan pun melanjutkan lagi: "Tuan muda, sekarang sudah berbeda dengan dulu, dulu nyonya rela dikurung, dipaksa untuk berada di sampingmu, itu karena dia mencintaimu. Tapi sekarang hanya ada tuan muda kedua Qiao di dalam hatinya, kalau kamu tiba-tiba merebutnya, ini tidak baik."

Claudius mengedip-ngedipkan matanya yang merah dan berkata: "Lalu aku harus bagaimana?"

Josephine sudah melupakanya, kenyataan ini begitu kejam.

"Pelan-pelan saja, kita jangan melakukan apapun dulu." Asisten Yan berkata: "Sekarang inti masalahnya ada pada nyonya, kalau dia tidak mengenalimu, maka semuanya akan sia-sia, apalagi sekarang kamu dan dia sama-sama sudah berkeluarga, kalaupun sudah merebutnya kamu bisa berbuat apa? Kamu tidak bisa memberikan apapun untuknya, malah memberikan bencana lagi untuknya."

Setiap perkataan asisten Yan sangat masuk akal, tapi tetap saja tidak bisa menenangkan Claudius, dia ingin bertemu dengannya sekarang, memeluknya dan bersamanya. Bukan bersama pria lain, memanggil pria lain itu sebagai suaminya, dan merawat anak orang lain.

"Tuan muda. Kamu jangan pikirkan yang tidak baik itu, kamu pikirkan saja sekarang nyonya masih hidup, dia tidak seperti yang kamu pikirkan dulu, tidak terbakar dan tidak mati, pikirkan saja hal yang lebih baik." Asisten Yan tersenyum: "Hal yang begitu baik bukannya kamu harus merasa senang? Kenapa malah harus memperhitungkan dia bersama siapa?"

Claudius menatapnya, hatinya pun menjadi sedikit lebih tenang.

Benar, tahu kalau dia hidup, tahu kalau dia bahagia bukannya seharusnya dia senang? Kenapa malah masih memperhitungkan masalah yang lain?

Tapi... setelah dia tahu dia mati, dia masih tidak bisa melupakannya, sekarang tahu kalau dia masih hidup, tentu saja dia semakin tidak bisa melupakannya, bagaimanapun juga dia harus merebutnya kembali!

"Tuan muda Chen, berdiri saja dulu." Asisten Yan memapahnya.

Saat ini Claudius seperti boneka yang kehilangan jiwanya, membiarkan asisten Yan memapahnya hingga duduk ke sofa.

Saat ini, terdengar suara ketukan pintu, lalu Juju pun berjalan masuk dan bertanya: "Claudius, kamu di dalam?"

Asisten Yan pun kaget melihatnya, lalu melihat Claudius yang frustasi dan melihat laporan tes DNA yang berjatuhan di lantai, dia pun kaget, lalu dia pun sengaja seperti sedang ketakutan dan menarik kembali tangannya dari Claudius dan memandang Juju: "Nyo... nyonya."

Juju pun menahan amarahnya melihat wajahnya yang memerah itu, dia pun tersenyum dingin: "Pagi-pagi begini, asisten Yan kok tidak bekerja diluar malah disini ngapain?"

"Maaf, aku akan keluar sekarang." Asisten Yan melihat Claudius sekilas, lalu mengambil kertas-kertas di lantai dan berjalan cepat menuju pintu.

"Tunggu sebentar." Juju pun memanggilnya dari belakang.

Asisten Yan menghentikan langkahnya lalu bertanya dengan sopan: "Ada apa nyonya?"

"Di tanganmu itu apa?" Juju melihat dokumen di tangannya.

Walaupun asisten Yan telah menggulungnya, tapi saat dia melihat kesana sepertinya dia melihat "Laporan tes DNA" beberapa kata ini, dia pun berjalan kesana dan ingin mengambil dokumen itu.

Asisten Yan pun memundurkan tangannya, menatapnya dengan sopan dan berkata: "Nyonya, ini rahasia perusahaan, kamu tidak boleh lihat."

"Dokumen rahasia?" Juju pun marah dan menunjuk dirinya: "Rahasia perusahaan tapi aku tidak boleh melihatnya?"

Juju pun mencoba merebutnya lagi, tapi asisten Yan menghindar, nada bicaranya pun menjadi serius: "Nyonya, kalau kamu ingin tahu minta izin dulu kepada tuan muda, kalau tidak maafkan aku tidak bisa memberinya kepadamu."

Meminta izin kepada Claudius? Juju pun memandang ke sofa, Claudius memejamkan matanya dan diam. Meminta izin kepadanya sama saja dengan mencari masalah!

Juju menarik nafasnya, menahan emosinya dan menatap asisten Yan: "Sepertinya Claudius sudah memanjakanmu, aku pun tidak bisa melebihimu."

"Nyonya sudah berlebihan, ini hanyalah tugasku." Asisten Yan pun tersenyum sopan.

Satu perusahaan saja menggosipkan dia dengan tuan muda Chen, nyonya saja sudah mengakui gosip ini, kalau begitu dilanjutkan saja terus, asalkan bisa mengalihkan perhatiannya. Asisten Yan berpikir dalam hati, lalu berjalan keluar dengan laporan tes DNA di tangannya.

Novel Terkait

His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Pergilah Suamiku

Pergilah Suamiku

Danis
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
The Serpent King Affection

The Serpent King Affection

Lexy
Misteri
4 tahun yang lalu