Istri ke-7 - Bab 250 Tak Akan Membiarkannya (1)

Sekembalinya Henry ke rumah, seperti biasa ia selalu langsung mengunjungi kamar Susi.

Kamar masih termasuk rapi, sepertinya Susi sudah sepenuhnya kehilangan semangat menghancurkan barang.

Susi yang duduk di depan jendela memandangnya dengan datar, lalu langsung memalingkan wajah lagi.

"Hari ini Claudius datang mencariku," ujar Henry menghampirinya, lalu menariknya dari lantai, memaksanya duduk di kursi.

Susi perlahan mengangkat mata memandangnya. "Lalu?"

"Lalu? Lalu Claudius bilang padaku ia mau ke Inggris mencari Josephine. Benar-benar pria gila," kata Henry dengan nada mengolok.

"Gila lebih baik daripada hubungan yang busuk," kata Susi sambil memalingkan wajahnya lagi.

Henry menatapnya, hatinya dipenuhi api kemarahan. Tapi ia dengan cepat menghirup napas dan mengendalikan suasana hatinya, ia pun mengganti topik dan berkata, "Sudah lama kita tidak makan bersama, mari pergi, kutraktir kau makan."

Beberapa hari ini, Susi sudah dikurung di sini hingga mati rasa, ia juga tidak lagi ingin ribut dengan Henry seperti saat pertama dikurung, tidak lagi menghancurkan barang di kamar, malahan diam dan membiarkan Henry mengurungnya.

Sesuai dugaan, setelah ia diam beberapa hari, Henry mau mengajaknya keluar makan!

Ia bahkan hampir tidak berpikir, ia segera mengangguk dan berkata, "Baik, terima kasih."

Henry menatapnya dan berkata, "Tapi kuperingatkan kamu, tidak boleh aneh-aneh di depanku."

"Kalau kamu sudah mengajakku makan begini, kamu harus melihat trik yang sudah kupersiapkan," kata Susi lalu menuju ke lemari pakaian. Ia mengambil sepasang pakaian untuk keluar kemudian memakainya sambil berkata, "Pergi sekarang?"

Henry tersenyum, lalu maju dan merangkul bahu Susi. "Iya."

Kali ini, Susi tidak menemukan kesempatan untuk kabur dari cengkraman maut Henry, namun ia tak patah semangat, ia percaya suatu hari nanti pasti akan ada kesempatan.

Setelah selesai makan malam, saat mereka berdua akan meninggalkan restoran, Claudius masuk.

"Tuan Chen, kamu sudah keluar dari rumah sakit?" Tanya Susi sambil mengamatinya.

Claudius memandang mereka berdua, kemudian mengarahkan pandangannya pada Susi dan berkata, "Nyonya Susi, apakah aku boleh bicara sebentar denganmu?"

Ia hanya mendengar bahwa Susi telah kembali, namun terus menerus tidak bisa menghubunginya, hari ini baru akhirnya mendengar bahwa Susi keluar rumah, karena itu ia bergegas kemari.

Wajah Susi nampak terkejut, kemudian ia menoleh pada Henry.

Henry tertawa kecil dan berkata, "Claudius, akhir-akhir ini Susi diam di rumah terus, ia tidak tahu menahu tentang keberadaan Josephine."

"Aku dikurung oleh orang brengsek ini," ujar Susi menambahkan dengan kesal.

"Aku bukannya mau menanyakan keberadaan Josephine, namun mau membicarakan sesuatu denganmu," ujar Claudius lalu menoleh pada Henry dan menatapnya, "Kenapa? Kamu takut?"

"Aku takut apa?" Tanya Henry sambil mengangkat bahu dengan tidak terima, "Aku hanya tidak suka melihat kalian berduaan, hanya itu, tetapi karena kamu sampai menyusul kemari, aku akan beri kalian kesempatan bicara sekali ini."

Setelah mengatakannya, ia menoleh pada Susi, merangkul bahunya dan mencium keningnya, "Sayang. Aku tunggu di mobil, tidak boleh bicara terlalu lama, mengerti?"

Susi tidak mengindahkannya, Henry pun melepaskannya dan pergi.

Setelah Henry pergi, Claudius dan Susi pun kembali ke dalam, baru saja duduk, Claudius langsung bertanya, "Apakah kamu benar-benar tidak tahu di mana Josephine?"

"Aku sungguh tidak tahu," jawab Susi lalu berpikir sejenak, "Tapi aku tahu daerah tempat tinggalnya yang dulu, tetapi aku tidak tahu apakah sekarang mereka masih tinggal di sana," katanya lalu memberitahukan tempat tinggal Marco dulu pada Claudius, kemudian ia mengamatinya dan bertanya, "Kmu benar-benar mau mencari Josephine di Inggris?"

"Benar," jawab Claudius sambil mengangguk, lalu menatapnya dan berkata, "Aku mau minta bantuanmu untuk 1 hal lagi, aku ingin mengetahui keseluruhan proses tentang bagaimana dulu Henry menculik Jesslyn."

"Hal yang sudah lewat sekian lama ini, kenapa kamu masih mau tahu?"

"Henry melakukan hal sehina ini, apa kamu pikir aku akan melepaskannya begitu saja?"

"Apa yang mau kamu lakukan? Meminta pertanggung jawabannya secara hukum?"

"Apakah tidak seharusnya begitu?" Kata Claudius, "Atau kamu mau melindunginya? Tidak mau membantuku?"

"Aku..." Kata Susi terbata-bata, walaupun ia benci dan geram terhadap Henry, namun ia belum pernah berpikir mau memasukkannya ke penjara, ia menatap Claudius, ia tak pernah menyangka Claudius masih akan mencari tahu tentang masalah itu.

Claudius mengangguk dan berkata, "Tetapi kamu adalah istri Henry, wajar saja kamu melindunginya, kalau begitu aku tidak akan menyusahkanmu."

"Apakah harus begitu? Tanya Susi perlahan setelah menatapnya untuk beberapa saat.

"Tidak begitu juga tidak apa-apa, kecuali ia segera mengirim Josephine dan Jesslyn kembali ke sisiku," katanya, "Nyonya Susi, kalau kamu tidak membantuku bersaksi bahwa ia menculik bayi, kalau begitu tolong sampaikan padanya, aku akan memberinya waktu 1 hari, pertimbangkan untuk mengembalikan Josephine."

Setelah mengatakannya, Claudius berdiri dan berjalan ke pintu keluar.

Setelah Claudius keluar, Susi diam sebentar di tempat duduknya baru berdiri dan berjalan keluar.

Henry melihat ekspresinya tidak begitu baik, ia pun bertanya sambil tersenyum, "Ada apa? Pembicaraan apa yang memberatkan hatimu?"

Susi mengenakan sabuk pengaman, lalu menjawab dengan wajah datar, "Tidak ada apa-apa, ia minta aku menyampaikan padamu, ia memberimu batas waktu 1 hari untuk mengembalikan Josephine dan Jesslyn padanya, kalau tidak ia akan melaporkan bahwa kamu menculik bayi," katanya lalu menoleh dan menatapnya, "Demi Marco, apakah kamu mau melibatkan masa depanmu? Kalau tidak, cepat bawa Josephine dan Jesslyn kembali."

Henry menatapnya, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau ia mau melapor silakan saja, aku tak peduli."

"Kau..." Ucap Susi marah, "Apakah sesulit itu mengembalikan Josephine padanya?"

"Josephine sudah bersama dengan Marco, aku tidak bisa mengembalikannya pada Claudius," ujar Henry sambil mengelus pipi Susi dan tersenyum, "Anak pintar, jangan pedulikan urusan mereka lagi, urus saja dirimu sendiri."

Saat berbicara, sorot matanya turun ke perut Susi, ia berkata, "Yang paling kupedulikan sekarang adalah kapan perutmu membesar."

Membicarakan hal itu, Susi pun bertambah geram, namun ia sudah malas ribut dengannya, ia hanya memohon agar ia tidak begitu beruntung, agar tidak hamil secepat itu.

-----

Novel Terkait

Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
4 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
4 tahun yang lalu
Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
4 tahun yang lalu