Istri ke-7 - Bab 253 Sekeluarga bertiga(2)

Tangan Claudius Chen mulai menanggalkan pakaian tidurnya dan naik ke atas tempat tidur, kemudian dia masuk ke dalam selimut Josephine Bai dan memeluk tubuhnya: “Tidak perlu pakai lagi, aku ingin tidur dengan memeluk kamu.”

“Kamu yakin bisa tidur?” Josephine Bai tersenyum nakal.

Tangannya mulai gelisah, tubuhnya mulai bereaksi, Josephine Bai tidak percaya dia bisa tidur.

Claudius Chen juga tidak yakin dirinya bisa tidur, kemudian dia mengeksplorasi kembali seluruh tubuh Josephine Bai hingga dia benar-benar puas dan lelah atas segalanya, setelah itu dia tertidur pulas sambil memeluknya.

-----

Keesokan paginya, samar-samar Josephine Bai mendengar suara tangisan Jesslyn, dia mendadak membuka kedua matanya yang dari dulu sangat rentan mendengar suara tangisan Jesslyn.

Dia melihat ke sekeliling kamar dan menyadari bahwa dia tertinggal sendiri di atas tempat tidur besar ini, Claudius Chen dan Jesslyn tidak ada didekatnya.

Dia berusaha mengumpulkan seluruh kesadarannya, kemudian mendengar suara Jesslyn yang sedang menangis dari balkon, Claudius Chen sedang menghiburnya dengan penuh kesabaran.

Dia mendengar suara Jesslyn yang habis menangis mengatakan: “tapi aku tidak tega meninggalkan Ayah Qiao, Ayah Qiao juga tidak tega meninggalkan aku dengan Ibu, jika kami pergi, Ayah Qiao akan sangat sedih.”

“Tapi Ayah juga tidak tega meninggalkan Jesslyn, apakah Jesslyn tega melihat ayah sedih?” Claudius Chen sengaja bertanya menggunakan suara yang sangat menyedihkan.

“Tapi kaki Ayah Qiao tidak bisa berjalan, dia butuh aku dan ibu untuk menjaganya.”

“Iya ... tetapi kondisi kesehatan Ayah juga kurang baik, apakah kamu ingat waktu itu Ayah hampir meninggal dunia? Ayah juga membutuhkan perawatan dari kamu dengan Ibu.” Claudius Chen terus berpura-pura sedih, Jesslyn semakin bingung melihat kesedihan Ayahnya.

Josephine Bai yang masih berbaring di atas tempat tidur tersenyum melihat tingkah laku mereka, Claudius Chen bukan hanya profesional dalam bidang bisnis, namun dalam waktu singkat dia juga sudah bisa merebut hati Jesslyn.

Jesslyn mewarisi sifat ibunya, baik hati dan tidak tega melihat orang di sekitarnya sedih ataupun menderita.

“Jesslyn, kamu adalah buah hati Ayah dan Ibu, jadi kamu seharusnya tinggal bersama Ayah dan Ibu, mengerti ya? Ayah Qiao juga akan memiliki anak sendiri dan hidup bersamanya, karena mereka merupakan satu keluarga.”

Jesslyn menatapnya kemudian melihat Josephine Bai, dia bertanya pada ibunya: “Ibu, apakah memang begitu? Apakah Ayah Qiao akan memiliki anak sendiri nantinya?”

“Tentu saja.” Josephine Bai mengangguk, kemudian berjongkok di hadapannya: “Kemarin sebelum Ibu datang kesini, Ayah Qiao menitipkan pesan pada Ibu, pesannya adalah kamu pulang dulu, sayang dan taat pada orang tua, Ayah Qiao akan sering berkunjung ke rumah kita.”

“Jadi Ayah Qiao sendirian disini?”

“Bagaimana mungkin Ayah Qiao bisa sendirian saja? Ada Paman Liu, ada juga Rossi dan Jack.

Setelah mendengar penjelasan ibunya, dia mengangguk.

Josephine Bai membelai kepalanya: “jadi hari ini kita pulang dulu ya?”

“Baiklah.” Jesslyn menyetujuinya.

Josephine Bai dengan Claudius Chen saling melirik, keduanya akhirnya mendengus lega.

Claudius Chen tersenyum kepada Josephine Bai: “pergi cuci muka dan ganti baju, setelah itu kita turun ke bawah untuk sarapan.”

Josephine Bai bertanya: “Apakah kita akan pulang hari ini?”

Claudius Chen mengangguk: “Iya, kita akan naik pesawat pukul dua sore nanti, kenapa? Kamu ingin tinggal beberapa hari lagi disini?

“Tidak.” Josephine Bai menggeleng: “Lebih cepat pulang lebih baik, perusahaan membutuhkan dirimu.”

Claudius Chen tersenyum pasrah, perusahaan sungguh membutuhkan dirinya, dia juga telah meninggalkan perusahaannya cukup lama, kemungkinan akan semakin sulit untuk merebutkan kembali perusahaannya.

-----

Pesawat berangkat tepat waktu pada pukul dua siang, ini merupakan pertama kalinya sekeluarga bertiga naik pesawat, Josephine Bai merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang amat dalam.

Dia teringat saat pertama kali kesini, dia sangat putus asa dengan kehidupannya, dia berpikir bahwa selamanya tidak akan pernah kembali ke Jakarta lagi, tidak bisa kembali ke sisi Claudius Chen lagi.

Dia tidak menyangka hanya dalam waktu satu bulan yang singkat, dia bisa kembali naik pesawat ini bahkan bersama dengan Claudius Chen dan Jesslyn.

Pesawat mendarat di Bandara Internasional Jakarta, Sam telah menunggu di depan pintu gerbang bandara.

Dalam perjalanan pulang ke rumah, Claudius Chen terus menceritakan bagian Keluarga Chen pada Jesslyn, Jesslyn sangat tertarik dengan ceritanya sehingga responnya adalah mendengar sambil bertanya.

Josephine Bai bahkan tidak pernah mendengar cerita yang sedang diceritakan oleh Claudius Chen.

Dia akhirnya bertanya: “sepertinya kamu tidak pernah menceritakan masa kecil kamu padaku.”

Claudius Chen tersenyum kepadanya: “aku pernah memberitahumu hal terpenting pada masa kecilku, tapi kamu sama sekali tidak ingat, apakah kamu tahu aku sangat sedih karena kamu melupakannya?

Josephine Bai tersenyum dengan malu-malu, dia tahu yang dikatakan Claudius Chen adalah saat dia menyelamatkannya di Surabaya.

Benar, jika ingatannya lebih tajam, maka dia dengan Claudius Chen tidak akan melewati banyak rintangan dalam hubungan mereka.

“Jangan khawatir, kita masih punya banyak waktu, aku akan menceritakan semuanya padamu.” Terdengar suara Claudius Chen yang penuh kehangatan di samping telinganya.

Josephine Bai mengangkat kepala menatapnya, kemudian saat itu juga Claudius Chen mendaratkan bibirnya pada bibir Josephine Bai.

"Jangan ...." Josephine Bai menunjuk Jesslyn dengan canggung, mengingatkannya untuk mengontrol diri.

Claudius Chen refleks memeluk Jesslyn dan menutup wajahnya menggunakan tangannya dan sengaja mencium Josephine Bai sekali lagi: “Begini boleh ya?”

Jesslyn yang berada dalam pelukannya mengeluh: “Ayah, jangan menutup mataku, aku tidak bisa melihat apa-apa.”

Claudius Chen mengangguk dengan puas, menghadap Josephine Bai: “anak kecil memang sangat polos.”

Mobil belum berhenti sempurna di depan rumah, Nenek Tua Chen telah keluar dari rumah menyambut mereka, menatap lekat pada mobil dan bertanya: “apakah semua sudah pulang? Sudah pulang?”

“Semuanya telah pulang, Nenek Tua Chen.” Pengurus He tersenyum.

Claudius Chen menggendong Jesslyn keluar dari mobil, Josephine Bai juga turun dari mobil.

Begitu Nenek Tua Chen melihat Jesslyn, dia langsung menyambutnya dengan gembira, kemudian menurunkan Jesslyn dari pelukan Claudius Chen sembari menatapnya dan bertanya: “sayang, apakah kamu merindukan Nenek Buyut? Nenek Buyut sangat rindu padamu.”

"Aku juga rindu.” Jesslyn mengangguk.

“Biarkan aku menggendongmu dulu ya?” Nenek Tua Chen ingin menggendongnya.

Pengurus He bergegas menghalanginya: “Nenek Tua Chen bisa kewalahan, lebih baik jangan gendong.

“Siapa yang bilang aku kewalahan, aku masih sangat kuat.” Nenek Tua Chen berkata pada Claudius Chen dan Josephine Bai: “Jangan mendengar perkataannya, aku masih sehat seperti sebelumnya.”

Claudius Chen tersenyum pasrah dan berkata: “Nenek, mari kita masuk ke dalam rumah.”

Meskipun semua orang tidak memberitahunya mengenai bagaimana Nenek Tua Chen mengalami kecelakaan dan bagaimana lukanya, namun dia mengetahui dengan pasti setelah Nenek Tua Chen mengalami kecelakaan, kondisi kesehatannya menurun drastis, ingatannya juga berkurang.

Novel Terkait

Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Cute Wife

My Cute Wife

Dessy
Percintaan
4 tahun yang lalu