Istri ke-7 - Bab 167 Mencarinya semalaman (1)

Claudius Chen berjalan menuju pintu kamar Juju Zhu, dia mengangkat tangan dan mengetuk pintu, setelah mendapatkan izin dia membuka pintu dan berjalan masuk.

Saat dia berjalan masuk, Claudius melihat Juju Zhu berbalik. Dia menghapus bekas air mata di matanya dengan cepat , lalu dia berbalik dan melihat Claudius: "Claudius, kenapa kamu yang datang?"

Matanya memerah, tidak ada air mata yang terlihat tapi jelas kelihatan tadi dia habis menangis.

Claudius Chen melihatnya, tatapan matanya tertuju pada kain kasa yang membungkus pergelangan tangan Juju. Nada suaranya penuh perhatian:"Katanya kamu terkena luka bakar? Apakah parah?" sambil berbicara, Claudius berjalan menghamprinya dan mengenggam tangannya yang terluka.

"Tidak apa-apa." Juju Zhu segera menarik kembali tangannya dari genggaman tangan Claudius. Wajahnya terlihat ketakutan: "Claudius, lebih baik kamu jangan datang ke kamarku, aku takut Josephine melihatnya."

Claudius Chen bertanya: "Kenapa bisa terluka?"

"Aku terluka karena tidak berhati-hati."

"Kata Maria Josephine yang melakukannya?"

Juju Zhu mengangkat kepala dengan kaget, melihat Claudius segera berkata: "Claudius, kamu jangan keliru, jangan salahkan Josephine, aku yang membuatnya marah terlebih dahulu."

"Bagaimana kamu membuatnya marah?"

"Aku bersikap sok akrab, dan terlalu semberono, jelas-jelas aku tahu beberapa hari ini suasana hatinya tidak baik aku masih menuangkan teh dan meminta maaf kepadanya, akhirnya dia. "

Dia tidak menyelesaikan perkataannya, dan bersikap seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan.

"Nona Zhu, kenapa kamu tidak berani berkata jujur kepada Tuan Muda?" Maria yang tidak tahan mendengarnya tiba-tiba berjalan masuk dari luar, dengan marah berkata: "Jelas-jelas Nona Muda yang mengajak temannya kemari untuk menghinamu, mengatakan kamu mempersembahkan pertunjukan untuk mencari pamor. Untuk menggoda Tuan Muda, dan mengataimu pelakor yang tidak tahu malu, memarahimu murahan, langsung pergi setelah menyiramimu dengan teh."

"Maria." Juju Zhu menatapnya dengan tidak senang.

"Memangnya bukan seperti itu? Nona Zhu meminta maaf dengan tulus, biarpun dia marah tapi dia juga tidak boleh menyiram orang dengan teh kan? Aku tidak berbicara sembarangan, jika Tuan Muda tidak percaya bisa memanggil Nona Muda untuk bertanya kepadanya."

Wajah Claudius Chen sangat marah dan menakutkan, dia berbalik dan ingin meninggalkan kamar Juju Zhu

Juju Zhu segera menarik ujung bajunya, dan berkata: "Claudius, kamu jangan pergi menyalahkan Josephine, aku yang salah, tidak seharusnya aku tinggal disini, jika dia salah paham ataupun marah itu sudah seharusnya. Sebenarnya tanganku tidak sakit lagi, aku hanya khawatir tanganku akan mempengaruhi pertunjukan tiga hari lagi. Hal lain tidaklah penting."

"Claudius, biarkan masalah ini berlalu, baik tidak?" Juju Zhu berkata sambil mengeluarkan air mata: "Kamu bantu aku carikan obat yang bagus untuk luka bakar, bisa jadi besok sudah tidak apa-apa."

Claudius kembali mengenggam tangan kirinya, melihat luka ditangannya sambil berkata: "Kamu tidak perlu khawatir, aku akan menyuruh orang mengantarkan obat untuk luka bakar yang paling bagus."

"Baguslah kalau begitu."Juju Zhu tiba-tiba tertawa.

"Ayo, turun untuk makan malam."

"Tidak, aku makan nanti saja." mendengarkan kata makan, wajah Juju Zhu terlihat ketakutan.

Maria yang berada di samping mengingatkan: "Nona Zhu, anda tidak perlu takut, Nona Muda sudah kembali ke kamar."

Juju Zhu merasa lega dan berjalan ke bawah bersama Claudius Chen.

Claudius Chen menemani Juju Zhu makan malam bersama, Sam datang mengantarkan obat untuk luka bakar.

Claudius Chen menyuruh Juju Zhu duduk di sofa, dan membantunya mengobati lukanya. Kain kasa dibuka selapis demi lapis olehnya. Luka yang membengkak dan kulit yang terkelupas muncul dihadapannya, Claudius Chen mengangkat tangan dan melihatnya, melihatnya menggigit bibirnya dengan kuat sambil menahan sakit, hatinya merasa sedih.

"Apakah sangat sakit?" Claudius berkata dengan lembut.

"Tidak sakit." Juju Zhu menggelengkan kepala, berkata: "Claudius, biarkan Maria yang membantuku saja."

"Kamu tahan sedikit." Claudius tidak mendengarkannya yang menyuruhnya berhenti membantunya mengoleskan obat, dia malah mengambil antiseptik dan membantunya membersihkan luka, lalu membantunya mengoleskan salep, dan membungkus lukanya dengan baik.

Setelah lukanya selesai diobati, Juju Zhu bangkit dari sofa dan sekali lagi memperingatkan Claudius Chen: "Claudius, jangan salahkan Josephine, kalian sudah bertengkar cukup lama, sudah saatnya kalian berbaikan, jika tidak aku tidak bisa tenang."

"Kamu tidak perlu merasa tidak tenang, anggap saja ini sebagai rumahmu sendiri." Claudius Chen berbicara dengan tenang.

Juju Zhu menganggukkan kepala, berbalik dan berjalan menuju kamarnya.

Tak lama setelah Juju Zhu pergi, Claudius Chen juga naik ke atas, dia tidak pergi ke ruang baca tapi membuka pintu dan masuk ke kamar Josephine Bai.

Josephine Bai sedang menggambar di sofa, sebelah tangannya menggenggam papan sketsa dan sebelah tangannya lagi menggenggam pensil, dia hanya asal menggambar, tanpa memiliki tema, .

Mendengar suara pintu yang terbuka, dia juga tidak mengangkat kepala dan berkata mengejek: "Ada apa, sudah selesai mendengar laporan dari cinta pertamamu, dan bersiap untuk menghabisiku?"

Claudius Chen terintimidasi dengan sikapnya yang tidak merasa bersalah, dengan cepat dia berjalan menghampirinya, lalu mengambil pensil di tangannya dan melemparnya ke lantai, memarahinya dengan dingin: "Tidak peduli bagaimanapun, tidak seharusnya kamu melukainya dengan menggunakan teh yang panas."

Telapak tangannya kosong, Josphine akhirnya melemparkan papan sketsanya kesamping, dia mengangkat kepala dan melihatnya: "Kalau begitu apa yang ingin kamu lakukan sekarang? Mengambil air panas untuk menyiramku balik? "

"Ada apa dengan sikapmu ini?" wajah Claudius Chen mengelap.

"Memangnya kenapa jika aku melukainya dengan teh panas? Memangnya kenapa jika aku memarahinya? Apakah tidak seharusnya dia dilukai dengan teh panas? Tidak seharusnya dimarahi? Apakah dia tidak sedang menggunakan berbagai cara untuk menggodamu? Aku beritahu kepadamu, aku melukainya dengan teh panas karena memberi muka kepadamu, saat aku tidak peduli dan membiarkannya melakukan sesukanya, maka kamu sudah harus memikirkan apa sebabnya."

"Bukankah dia sudah berjanji kepadamu tidak akan memiliki pemikiran lain terhadapku? Aku juga sudah berjanji kepadamu, kamu masih ingin bagaimana?"

"Aku ingin dia pergi dari sini."

"Kamu."

"Benar, aku memang tidak masuk akal, aku memang berpikiran sempit, aku iri dan benci kepadanya karena dia bisa naik ke atas pentas untuk mempersembahkan pertunjukkan oleh karena itu aku melukai tangannya, aku ingin agar dia tidak bisa naik ke atas pentas, aku."

"Josephine Bai!" Claudius Chen menggenggam lengannya dan menariknya dari sofa: "Kamu tenang sedikit!"

Josphine Bai terdiam, lalu menganggukkan kepala: "Baik, aku tenang, kamu interogasi aku pelan-pelan."

"Sebelum aku menginterogasimu, aku berikan satu kesempatan untuk kamu menjelaskan." Claudius Chen menggenggam tangannya semakin erat, menatapnya: "Lebih baik kamu berikan penjelasan yang masuk akal kepadaku, kenapa setelah menghina dan memarahinya kamu menyirami tangannya dengan teh."

Dalam ingatannya, Josephine Bai tidak pernah tega mencelakai orang, dan juga bukan orang yang kejam seperti ini.

Tapi tangan Juju Zhu terluka adalah kenyataan, dan lukanya sangat parah.

Josephine Bai melihatnya, menyeringai: "Bagimu, dia adalah orang yang menolongmu tanpa mempedulikan apapun, gadis suci yang dapat membuatmu menunggunya selama puluhan tahun. Sedangkan aku adalah wanita berdarah dingin yang telah membohongimu berulang kali, melukaimu berulang kali, apakah kamu akan mempercayai penjelasanku? Apakah penjelasanku ada gunanya?

Claudius Chen menatapnya, setelah beberapa saat dia berbicara: "Kamu bahkan tidak mencobanya, bagaimana kamu bisa tahu aku tidak mempercayaimu?"

"Baik, Susi memang mengatakan hal yang tidak enak di dengar itu, tapi seharusnya kamu juga tahu temperamen Susi yang meledak-ledak, teh itu juga di tumpahkan oleh Susi, tapi." Josephine Bai menggertakkan gigi: "Teh di dalam teko telah dibuat beberapa saat, dan lagi saat teh dituangkan ke cangkir tidak panas sama sekali. Dan juga setengah dari tehnya tertumpah di tangannya, dan setengahnya lagi tertumpah di kakiku."

Josephine Bai mengangkat baju tidurnya hingga ke pahanya, Josephine menunjukkan pahanya yang putih dan mulus: "Lihat, tadi mungkin sedikit memerah, tapi apakah sekarang ada kenapa-kenapa?"

Claudius Chen melihat permukaan pahanya, wajahnya masih terlihat dingin: "Bagaimana jika itu adalah teh yang panas mendidih?"

"Aku tidak ingin mengatakan permisalan itu, aku hanya ingin mengatakan kepadamu wanita itu sedang berpura-pura."

"Aku melihat sendiri luka di tangannya."

Josephine Bai membisu, mengenai hal ini, dia sungguh tidak dapat menjelaskannya.

"Tidak perlu membahas seberapa berat lukanya, sikap kalian terhadapnya dan cara kalian menangani masalah ini, bagaimana jika yang ada di cangkir itu adalah asam sulfat? Apakah kalian akan menyiraminya juga? "

"Jadi apa maksudmu sekarang?" Josephine Bai menatapnya tanpa takut sedikitpun: "Jika sekarang kamu menyalahkan aku menindasnya, aku tidak terima, jika kamu menyalahkanku gegabah dalam melakukan sesuatu aku bisa menerimanya, kelak aku akan memperhatikannya."

"Kamu sudah membuatnya terluka hingga seperti itu!"

"Aku sudah mengatakan dia sedang berpura-pura!" Josephine Bai dengan marah berteriak kepadanya.

Kelihatannya Claudius masih menyalahkannya, menyalahkannya melukai Nona Zhunya, Josephine merasa sangat kecewa.

"Maksudmu adalah, luka di tangannya adalah perbuatannya sendiri?"

"Bagaimana aku bisa tahu?" Josephine Bai mengangkat tangan dan mendorongnya mengingatkan, lalu dengan tidak senang berkat kepadanya: "Sekarang kamu sudah memarahiku, sudah memberikan pelajaran kepadaku, apakah kamu sudah bisa keluar?"

Claudius Chen mengenggam tangan kecilnya yang sedang mendorongnya :"Kenapa kamu bisa sedingin ini? Kamu bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun?"

"Karena aku tidak melakukan kesalahan." Josephine Bai mengedipkan kedua matanya, menahan air matanya untuk keluar, lalu dia menyeringai: "Aku sudah menjelaskannya kepadamu, dikarenakan kamu telah memilih untuk mempercayainya, maka teruslah percaya kepadanya, tidak ada yang bisa aku katakan lagi."

Claudius Chen menatapnya dengan geram, lalu berbalik dan berjalan keluar.

Novel Terkait

My Superhero

My Superhero

Jessi
Kejam
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
The Winner Of Your Heart

The Winner Of Your Heart

Shinta
Perkotaan
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu