Istri ke-7 - Bab 101 Candlelight Dinner (1)

"Tunggu dulu, aku belum selesai berurusan denganmu!" Josephine menarik lengannya.

Angie menghela napas dan memutar bola matanya, "Kukira masalah ini sudah berlalu, baiklah. Aku tahu aku salah, aku berjanji untuk selanjutnya tak akan mengkhianatimu lagi, oke? Apapun yang dia katakan, aku tak akan berkhianat."

Melihat Josephine tak menanggapinya, Angie pun mengeraskan muka, "Jadi apa maumu?"

"Temani aku makan hotpot nanti malam."

"Gampang, asal kau tak takut uap panasnya."

"Aku tidak takut," Josephine menggelengkan kepalanya. Ketika tadi ia mendengar Sally ingin makan hotpot, tiba-tiba ia juga ingin makan, lagipula sudah setengah tahun ia tidak makan hotpot.

"Baik, kebetulan aku juga sedang ingin makan," kata Angie sambil tertawa, lalu menggandeng Josephine keluar dari ruangan.

***

Belinda kembali ke kantor setelah selesai mengurus pekerjaannya, kebetulan saat itu jam makan siang. Saat melewati sekretariat, para sekretaris menyapanya dengan hormat.

Setelah menganggukkan kepala pada mereka, Belinda melanjutkan langkahnya ke arah kantor. Namun, baru berjalan beberapa langkah, ia berhenti, ia mendatangi seorang wanita di antara gerombolan itu.

"Asisten Yan, ada apa?" tanya Sekretaris Lin saat melihat Belinda berjalan ke arahnya. Ia buru-buru bangkit dari kursinya.

Biasanya Belinda tidak akan berbicara dengannya jika tak ada kepentingan, apalagi ini jam makan siang.

Belinda berdiri di hadapannya, tersenyum tipis, "Aku ingat kalian waktu itu pernah membaca sebuah majalah tentang ibu hamil, apakah majalahnya masih ada?"

Sekretaris Lin tak mengerti mengapa Belinda tiba-tiba menanyakan hal itu, ia menjawab dengan hati-hati, "Masih ada...Tapi kami tidak membacanya selain saat jam makan siang."

"Bisakah kau meminjamkannya padaku?" tanya Belinda.

Sekretaris Lin agak terkejut. Belinda yang biasanya sangat cermat dan bahkan tidak pernah membuang waktu untuk membaca koran itu tiba-tiba bertanya tentang majalah busana ibu hamil padanya? Lagipula, majalah busana ibu hamil?

"Baiklah, saya akan mencarikannya untuk Anda," jawab Sekretaris Lin sambil membungkuk, lalu mengambil majalah itu dari dalam rak buku dan memberikannya pada Belinda.

"Terima kasih," kata Belinda sambil menerima majalah itu. Ia melihat perut Sekretaris Lin yang mulai membesar itu sambil tersenyum, "Aku akan bicara pada Tuan Chen dan meminta tambahan cuti melahirkan selama 2 bulan untukmu."

"Terima kasih, Asisten Yan," kata Sekretaris Lin dengan wajah sumringah.

Dibandingkan dengan perusahaan lain, masa cuti melahirkan di Perusahaan Besar Chen lebih lama 3 bulan. Kalau ia mendapatkan tambahan 2 bulan lagi, bukankah ia bisa segera pulang dan menunggu masa kelahiran?

"Melihat wajahnya yang sangat bangga itu, dia tidak mungkin sedang hamil darah daging Tuan Chen dan bersiap menuju puncak kan?" sindir Sekretaris Liu yang tidak terbiasa melihat perubahan pada diri Belinda.

"Hati-hati dengan ucapanmu," kata Sekretaris Lin sambil menunjuk pipi Sekretaris Liu, "Mulutmu harimaumu, tahu, kan, akibat dari asal bicara?"

Melihat Belinda mencari majalah ibu hamil, Sekretaris Liu yakin dia pasti sedang mengandung anak Tuan Chen, ia makin iri, "Semua orang di perusahaan ini, siapa yang tidak tahu kalau Asisten Yan dan Tuan Chen..." gumamnya sinis.

"Sstt..." Sekretaris Lin mengisyaratakan dengan jarinya agar ia berhenti bicara, "Kalau kau ingin bergosip tentang hal ini carilah orang lain, aku tidak ingin mendengarnya."

"Jangan cari aku juga. Aku tidak ingin dipecat," kata 2 orang yang lain menunjukkan sikapnya.

Mana ada bos yang tidak jalan dengan sekretaris atau asistennya. Lagipula, Belinda memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, menawan, dan bentuk tubuhnya pun bagus, kalaupun ia memiliki hubungan dengan Tuan Chen, itu juga bukan hal yang aneh.

Tidak mudah untuk mencapai posisi ini, sekarang mereka hanya menginginkan kebutuhan perut mereka terjamin, dan untuk menjamin kecukupan kebutuhan perut mereka, prasyaratnya adalah banyak kerja sedikit bicara.

***

Belinda mengetuk pintu kantor Claudius dan masuk. Ia menyerahkan map dokumen di tangannya lalu berkata, "Tuan Chen, ini revisi kontrak yang terbaru, silakan dilihat apakah ada masalah."

"Letakkan saja," kata Claudius tanpa menoleh. Ia sedang membaca sebuah dokumen.

Belinda meletakkan kontrak itu, namun ia tidak segera pergi seperti biasanya, melainkan menatap Claudius, "Tuan, bolehkah saya meminta waktu sebentar?"

"Ada apa?" katanya tetap tanpa menoleh.

"Lihat ini," Belinda menyerahkan majalah busana itu di hadapan Claudius, nadanya tetap sopan dan hormat.

Claudius meletakkan dokumennya. Ia mengamati majalah itu, lalu memandang Belinda dengan alis berkerut. Ia tampak terkejut dan bingung, bisa-bisanya ia membawa majalah busana di kantor, dan bahkan sampai berbagi dengannya.

"Kau memintaku memilih pakaian untukmu?" tanya Claudius heran.

"Tuan, barusan saya melihat Nyonya Muda di kafe. Saya mendapati kalau baju yang dikenakan Sekretaris Lin lebih bagus daripada baju Nyonya Muda. Apa Anda pikir seperti ini layak?" ujar Belinda.

Saat melihat Josephine di kafe tadi, sekilas saja sudah terlihat kalau baju yang dikenakannya sama sekali tidak cocok, padu padannya juga kacau sekali.

"Kau melihatnya di kafe?"

"Benar."

"Dia bersama siapa?"

"Putra kedua keluarga Lin." Begitu melihat wajah Claudius yang berubah suram seketika, Belinda pun menyunggingkan senyumnya, "Lihat, Anda tidak menjaganya baik-baik namun juga tak membiarkan pria lain menjaganya, inilah kelemahan pria-pria kaya seperti Anda."

"Jadi dia bersama siapa?"

"Seseorang, kudengar dia ada janji bersama teman," Belinda menunjuk gambar yang tercetak di atas majalah itu, "Saya telah menandai beberapa set pakaian yang lumayan, silakan Anda lihat apa ada masalah, kalau tidak ada saya akan membantu Anda memesannya."

Claudius sekali lagi mengamati pakaian ibu hamil di majalah itu, semuanya bagus, hanya saja..."Apakah kau sedang memaksaku untuk membelikannya pakaian?" Claudius mendongak menatap Belinda.

"Tuan, ini hanya saran, bukan paksaan."

"Tidak perlu," Claudius menutup majalah itu, "Dia punya kartu kredit. Dia bisa beli sendiri kalau kekurangan baju."

Membelikannya baju atas inisiatif sendiri? Ia masih sangat marah dengan kejadian pagi tadi.

Ia telah mengajaknya makan malam dengan tulus, namun ternyata Josephine menolaknya dengan wajah tak enak. Dia yang mengurusnya, dia pula yang berniat baik, apalagi yang diinginkannya?

"Tuan, Anda yakin tidak mau?" tanya Belinda.

"Yakin," jawab Claudius tak sabar.

Belinda mengangguk. Ia mengambil majalah itu lalu keluar dari ruangan.

Novel Terkait

Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
3 tahun yang lalu
Jalan Kembali Hidupku

Jalan Kembali Hidupku

Devan Hardi
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kamu Baik Banget

Kamu Baik Banget

Jeselin Velani
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu