Istri ke-7 - Bab 89 Pencemburu (2)

Josephine sedikit gugup, tak disangka Claudius menyadarinya.

"Tentu saja, aku kan dari dulu suka anak kecil," jawabnya sambil tertawa, ia memandang Claudius dan berkata dengan hati-hati, "Maukah kita juga…"

Ia belum menyelesaikan kata-katanya, wajah Claudius berubah tegang, terpaksa ia mengubah nada bicaranya. "Lupakan, aku tahu kau tidak akan setuju."

"Kalau sudah tahu aku tidak akan setuju selamanya jangan dibahas lagi," kata Claudius.

"Baik," kata Josephine sambil memalingkan muka.

Ia masih sekeras itu, tidak ada keinginan untuk melunak sedikitpun, Josephine pasrah dan tertawa pahit dalam hati.

Claudius merasakannya, namun tak berkata apapun, ia hanya menyalakan mesin mobil dan mengemudi.

Suasana hati yang awalnya baik itu hilang begitu saja karena ucapan Claudius, Josephine mulai mengkhawatirkan masa depannya dan anaknya.

Sesampainya di rumah, Josephine kembali ke kamar dan mandi, lalu ia merasa agak lapar, ia pun keluar dan akan bertanya pada Claudius apakah ia mau makan cemilan malam, tapi ia mendengar suara mobil di luar.

Ia dengan cepat berjalan ke balkon, kebetulan ekor mobil Claudius sedang berjalan dan menghilang dari gerbang.

Bukankah barusan ini ia kecapekan? Kenapa ia pergi lagi?

Tetapi dari awal Claudius tak pernah melapor padanya masalah apapun, dan tidak akan menerima ia mempedulikan Claudius pergi ke mana.

Josephine meninggalkan balkon, ia pergi ke dapur mencari sesuatu untuk dimakan, untungnya saat itu pula Pengurus He keluar dari kamar nenek, melihat Josephine mencari makanan, ia segera bertanya, "Nyonya muda lapar ya? Aku akan membuatkan cemilan malam."

Josephine terkejut, ia menggeleng. "Tidak perlu, aku akan mencari biskuit saja sudah cukup."

Meskipun sejak ia hamil, sikap Pengurus He dan nenek terhadapnya tetap baik, tetapi bagi pembantu yang telah berpuluh-puluh tahun bekerja di keluarga Chen ini, ia masih sedikit menakutkan.

"Biskuit tidak bernutrisi, aku akan membuatkanmu mi telur," kata Pengurus He sambil mengambil bahan dari kulkas.

Melihatnya bersikeras, Josephine terpaksa berterima kasih padanya.

Mi telur jadi dengan sangat cepat, Josephine melihat di sebelahmya, tanpa sadar ia bertanya, "Pengurus He, Claudius malam-malam begini pergi ke mana?"

"Katanya ada temannya kembali dari luar negeri."

"Teman?"

Pengurus He memandangnya, nada bicaranya menjadi serius, "Tuan muda memimpin perusahaan yang begitu besar, kadang pergi keluar wajar saja bukan?"

"Bukan, maksudku… Claudius ternyata juga bisa mencari teman, hehehe," kata Josephine sambil tertawa.

Seingatnya ponsel pribadi Claudius hampir tak pernah berbunyi, ia juga tak pernah mendengarnya membahas tentang teman siapapun, ia kira Claudius hanya alat penghasil uang, setiap hari hanya kerja, kerja, dan kerja.

Mendengar itu Pengurus He terdiam, agak lama baru menimpali, "Tuan muda dari kecil memang tak punya teman, kecuali yang satu ini…"

Lalu ia tak melanjutkan lagi, ia mengangkat mi itu dari panci dan menuangnya ke mangkuk. "Nyonya muda duduklah di luar, akan kubawakan ini untukmu."

Meski Josephine masih ingin mendengarnya kelanjutannya, tetapi Pengurus He jelas tidak mau melanjutkan topik itu, terpaksa ia pura-pura puas.

Memang, Pengurus He adalah orang yang serius bekerja, ia adalah wanita yang tak pernah banyak omong, hari ini ia bisa mengatakan beberapa kalimat itu pun sudah tak seperti biasa.

Josephine duduk di meja makan, Pengurus He meletakkan mangkuk mi di hadapannya dan berkata, "Nyonya muda setelah makan biarkan mangkuknya di sini, istirahatlah lebih awal."

"Kau juga istirahatlah lebih awal," jawab Josephine, setelah melihatnya keluar dari ruang makan ia baru mulai makan.

Selesai makan, Josephine kembali ke kamar, ia berbaring di ranjang namun malah tak bisa tidur.

Hatinya kacau, semakin dipikir semakin pusing, ia melihat sudah jam 2 subuh, dan Claudius belum kembali.

Entah orang macam apa yang bisa berteman dengannya? Malam ini apakah mereka akan minum-minum? Apakah ia akan mabuk? Apakah ia bisa pulang…?

Setumpuk pertanyaan, setumpuk kekhawatiran, membuatnya semakin tak bisa tidur.

Dan saat ini di sebuah bar elite, Claudius dan Henry memang sedang minum-minum, tapi tujuan mereka bukan hanya asal minum, mereka minum dengan terkontrol.

Saat Claudius melihat jam, baru saja ia bermaksud untuk pergi, pintu ruangan terbuka dan masuk seorang gadis muda. Gadis itu cantik dan menarik, postur tubuhnya sangat seksi, begitu masuk ia langsung berlari ke arah Claudius. "Tuan Chen, lama tak jumpa."

Segera setelahnya, gadis itu melangkahkan kaki panjangnya yang indah ke sebelah Henry, setelah ia duduk ia menempelkan bibir merahnya pada bibir Henry, mereka berciuman dengan heboh.

Claudius menyilangkan tangannya di depan dada, ia bersandar di sofa dan memandang mereka. "Kalian masih sembunyi-sembunyi?"

"Jangan dikatakan dengan jelek begitu Tuan Chen," kata perempuan itu sambil melepaskan Henry. "Tuan Chen masih tidak biasa melihatku, sedihnya."

"Kukira Nona Fanny dari dulu sudah diurus oleh istri Henry," kata Claudius mengejeknya, terhadap seorang selingkuhan yang menghancurkan rumah tangga orang, ia merasa tidak malu.

Membahas istri, wajah tampan Henry menjadi tegang, lalu ia tertawa dan memeluk erat Fanny di sebelahnya.

Senyuman Fanny bertambah genit, bahkan ia mengeluarkan ekspresi sombong, "Tuan Muda Qiao sudah cerai dengan Susi saat pulang kali ini."

Claudius tidak  mempedulikannya lagi, ia dari awal sudak muak mendengar masalah Henry dan Susi yang bagaikan kisah pilu pasangan suami istri yang saling menyerang dan membunuh.

Ia bangkit dari sofa. "Kalian mengobrollah, aku pulang dulu."

"Baik, lain kali ketemu lagi,"  kata Henry sambil tersenyum, "Nanti jangan lupa bawa istrimu agar kami bisa melihat wajah cantiknya,"

Begitu Henry selesai bicara, Fanny langsung menanggapi, "Benar… Aku di luar negeri mendengar bahwa kau menikahi istri barumu, dan lagi…" katanya, ia tak berani bilang 'dan lagi ia secara misterius bisa bertahan hidup', sehingga ia berhenti sejenak baru melanjutkan, "Aku sangat penasaran bagaimana rupanya, lain kali Tuan Chen harus membawanya dan memperkenalkan pada kami."

Claudius tersenyum. "Untuk menghindari yang tidak-tidak, tunggu sampai aku menemukan wanita yang sebenarnya saja."

Pernikahannya dengan putri keluarga Bai entah bisa bertahan lama atau tidak, bahkan ia sendiri tak tahu, apakah harus membawanya dan memperkenalkan pada mereka?

Fanny yang berani melakukan apapun, dan berani mengatakan apapun ini, mendengar itu langsung bertanya, "Apakah maksud Tuan Chen nantinya masih akan menikah terus?"

"Mungkin?" Claudius menunjuk toilet. "Aku ke toilet sebentar."

Claudius baru berdiri, ponsel yang ia letakkan di meja pun berdering, Fanny melihatnya tertawa gembira dan bertanya pada Henry, "Tuan Muda Qiao, menurutmu siapa ini?"

"Semalam ini, selain istri siapa lagi?" Kata Henry tanpa sadar melihat ponselnya sendiri.

Ia juga orang yang beristri, tetapi tak peduli semalam apapun, Susi tak akan meneleponnya, lebih tak akan menanyainya ia sedang bersama siapa, di mata Susi, ia lebih tak terlihat daripada orang yang transparan.

Fanny melihat ke arah kamar mandi, lalu melihat lagi ke arah ponsel Claudius, ia pun segera meraih dan mengangkat telepon dan berkata, "Halo."

Mendengar suara itu, Josephine kaget hingga terduduk di ranjang, ia melihat nomor di layar ponselnya, jelas-jelas tidak salah sambung.

"Anu… Aku mencari Tuan Chen," kata Josephine dengan ragu-ragu, sebenarnya apa yang terjadi? Tengah malam begini bagaimana bisa ada suara perempuan menerima telepon?

Novel Terkait

The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
4 tahun yang lalu
Be Mine Lover Please

Be Mine Lover Please

Kate
Romantis
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
4 tahun yang lalu
Love and Trouble

Love and Trouble

Mimi Xu
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu