Istri ke-7 - Bab 266 Ending 9

Belinda Yan menatap wajah lembutnya yang sedang serius mengelus dirinya, tiba-tiba dia merasa malu, jadi dia berkata, "Bukannya kamu mengatakan bahwa wanita hamil tidak bisa sering mengelus perut sendiri? Karena mudah mengalami kontraksi? Jadi kenapa kamu masih mengelusnya? "

Sejak dia hamil, dia sendiri tidak pernah berpikir tentang mempelajari beberapa buku tentang pengetahuan bersalin. Marco Qiao malah membeli banyak buku dari internet dan mempelajari pengetahuan bersalin sambil melakukan rehabilitasi.

Ada suami yang sangat perhatian, dia juga jauh lebih tenang.

"Apa yang ingin kamu makan nanti?" Setelah Marco Qiao menarik kembali tangannya, dia merasa sedikit malu, kemudian dia mengubah topik pembicaraannya.

"Setelah melihat hasil kerja kerasmu, bagaimana jika aku yang traktir kamu makan?"

Marco Qiao berpikir sejenak: "Bagaimana jika kita masak sendiri di rumah, bersih dan bergizi lagi, lebih cocok untuk kamu dan anak kita."

"Tapi masakanku tidak enak."

"Aku saja yang masak."

"Kelihatannya ... tidak begitu baik?" Belinda Yan melirik kakinya.

"Kamu seperti tidak pernah makan masakan aku saja."

"Maksudku, selalu menyuruhmu masakin untukku, sepertinya tidak bagus?" Kata Belinda Yan.

Meskipun Belinda Yan tidak pintar memasak, namun dia sudah terbiasa dengan rasa masakannya sendiri. Hanya saja Marco Qiao yang tidak ingin dia masak, dia mengatakan bahwa wanita hamil sebaiknya tidak mendekati asap dapur, di dalam hatinya berpikir, apakah ini alasan Marco Qiao untuk menolak memakan masakannya?

"Tidak ada apa-apa, perlahan-lahan kamu juga akan terbiasa." Marco Qiao memainkan telapak tangannya: "Yuk, mari pergi beli bahan untuk masak."

Keduanya membeli banyak bahan makan malam di pusat perbelanjaan terdekat, ketika membayar di kasir, Belinda Yan menemukan bahwa hampir semua bahan masakan adalah makanan kesukaannya, dia menatap Marco Qiao yang sedang membayar, dan meras sangat tersentuh.

Waktu itu ketika dia melihat bahwa dia begitu perhatian pada Josephine Bai dan Jesslyn, dia mengira dia begitu karena dia terlalu mencintai mereka, namun tak disangkanya adalah sekarang giliran dirinya yang merasakan kelembutan dan perhatian yang dalam darinya.

Dia tidak tahu apakah setelah melahirkan anak, dirinya akan terus begitu baik padanya atau tidak?

Dapur di rumah mereka bersifat terbuka, Belinda Yan bertanggung jawab untuk mencuci sayur-sayuran, lalu berdiri di dekat pintu melihat Marco Qiao memasak sembari mempelajari beberapa pengalaman.

"Sudah selesai kah?" Belinda Yan memandang daging sapi yang ada di piring sembari bertanya.

"Sudah."

"Ini terlihat sangat lezat." Belinda Yan berjalan dan mengambil sepotong dan memasukkannya ke dalam mulut, lalu mengangguk: "Umm .......Enak sekali, rasanya mirip dengan masakan restoran!"

Setelah memakan sepotong, dia melanjutkannya lagi dan lagi, lalu dia tidak bisa berhenti.

"Tidak heran jika kamu adalah seseorang yang membuka restoran, masakanmu benar-benar lezat daripada yang lain." Belinda Yan menoleh kearahnya, "Oh ya, mengapa kamu memilih untuk membuka restoran pada waktu itu? Apakah karena kamu hobi memasak?"

"Sebenarnya, aku lebih suka medis, tetapi karena kakiku lumpuh jadi aku tidak bisa menjadi dokter, terakhir aku hanya bisa membuka restoran." Marco Qiao menggunakan sumpit untuk menyodorkan sepotong daging ikan kepadanya: "Coba ini."

Belinda Yan membuka mulutnya dan kemudian mengangguk, "Enak, lebih enak daripada ikan kukus yang kamu buat kemarin."

"Baguslah jika kamu menyukainya."

Belinda Yan sambal khawatir sambil memasukkan makanan ke dalam mulutnya: "Apa yang harus aku lakukan? Jika terus-terusan makan begini aku pasti akan gendut."

"Gendut bukan masalah utama, kesehatanmu adalah yang paling penting." Marco Qiao menoleh dan meliriknya, "Aku melihat kamu yang gendutan sekarang juga jauh lebih cerah dari sebelumnya."

"Ini semua berkatmu." Belinda Yan menekan-nekan pipinya yang semula ramping dan kini membulat: "Tidak, setelah bayi kita lahir, aku bertanggung jawab untuk memasak dan kamu bertanggung jawab untuk mencuci piring."

"Kenapa begitu?"

"Karena hanya dengan begitu aku tidak akan bisa memakan dan meminum sepuasnya seperti sekarang." Belinda Yan mengatakan sembari mengambil sepotong daging sapi lain dimasukin ke dalam mulut dan sama sekali tidak bisa mengendalikan tangannya.

"Kamu menjadi gemuk karena kamu sedang hamil sekarang, dan kamu akan perlahan pulih setelah melahirkan."

"Bagaimana jika aku tidak bisa pulih?" Tanya Belinda Yan cemas.

Nantinya, Tuan muda Qiao yang tampan akan mencari wanita lain, dan dia hanya bisa menggendong anak, dan mecari pakaian dengan ukuran lebih besar dari semula untuk dipakai. Belinda Yan menggelengkan kepalanya. Apa yang dia pikirkan? Kenapa dia berpikir sampai ke sana?

"Tidak masalah jika kamu tidak bisa pulih, aku akan memberimu gaun pengantin yang lebih besar," kata Marco Qiao itu serius.

Belinda Yan mengangkat tangannya dan mendorong lembut bahunya: "Benci ah, kamu ini sedang memanjakanku untuk terus makan dan minum!"

Marco Qiao juga tersenyum: "Kalau tidak, apa yang harus aku katakan? Jika kamu tidak dapat pulih kembali, maka aku akan melarikan diri dari rumah ini, dan meninggalkan kamu dan anak kita."

"Hei .... Jika kamu berkata begitu, aku mungkin masih bisa mengontrol mulutku," Belinda Yan mengangguk.

"Sudahlah, cuci tanganmu dan pergi makan," Marco Qiao tersenyum.

“Ya, siap.” Belinda Yan berjalan ke bagian depan keran dan membersihkan tangannya yang penuh minyak, dan mengambil makanan di atas kompor kemudian berjalan keluar.

Mengetahui bahwa dia memiliki nafsu makan yang cukup besar baru-baru ini, Marco Qiao secara khusus membuat lebih dua hidangan lagi, dan masakannya terlihat bagus dan lezat di atas meja, Belinda Yan yang selalu berkata ingin menurunkan berat badan pun tidak sanggup menolak masakannya, dan hanya bisa membiarkan tubuhnya tumbuh semakin ke samping.

Tapi Marco Qiao merasa sangat puas melihat dirinya yang semakin lama semakin gemuk, dan kelihatan lebih berenergi lagi dari sebelumnya.

-----

*Kota Yan = Surabaya

----------------------

Di ruang tunggu bandara, penerbangan ke Kota Yan masih belum menaiki pesawat. Jesslyn menatap Josephine Bai dan dengan penuh rasa ingin tahu berkata, "Bu, apakah nenek adalah seseorang yang galak? Mungkinkah dia tidak menyukaiku?"

Josephine Bai tersenyum dan menyentuh kepalanya: "Nenek tidak galak, nenek juga akan menyukai Jesslyn."

"Benarkah?"

"Tentu saja, semua orang sangat menyukai Jesslyn, jika kamu tidak percaya coba bertanya pada Ayah," kata Josephine Bai.

"Ayah, apakah aku imut?"

"Imut." Claudius Chen mengangguk, "Sangat imut ketika sedang nurut, namun disaat tidak nurut , imutnya berkurang."

"Aku selalu nurut kok."

"Ya, tapi kamu tidak nurut ketika kamu ribut ingin tidur dengan ibu dan ayah," kata Claudius Chen.

“Itu karena kalian berbohong”

"Apa maksudmu kita berbohong?" Tanya Josephine Bai.

"Kalian mengatakan bahwa selama aku tidak tidur dengan kalian, kalian akan memberiku adik laki-laki, tapi sudah lewat begitu lama, kalian masih belum memberiku adik laki-laki."

"Pertanyaan ini ...." Josephine Bai memikirkannya dan mengangkat jarinya ke Claudius Chen: "Semua salah ayahmu."

"Hmmm...." Claudius Chen berbalik dan mengatakan sesuatu dengan canggung: "Kenapa kamu menyalahkanku? Jelas-jelas aku sudah berusaha keras."

"Dokter mengatakan bahwa itu karena kamu bekerja terlalu keras, jadi membuahkan hasil yang terbalik." Josephine Bai berkata: "Ingin memiliki adik laki-laki perlu memperhatikan metodenya, mengerti?"

"Mengerti, aku akan mencoba yang terbaik untuk menahannya, dan mencoba untuk melakukannya seminggu sekali," Claudius Chen tersenyum dan berkata.

“Kamu telah mengatakannya tiga bulan lalu,” kata Josephine Bai.

"Hmmm ......." Claudius Chen terus berkata: "Sebenarnya ... aku merasa belum hamil juga baik. Kamu lihat betapa baiknya sekarang, bisa kemana saja yang ingin dipergiin, dan juga bisa makan apa saja yang ingin dimakan, betapa bebasnya. Oh ya, aku akan membawa kamu ke Kota Provence pada bulan Juli nanti, tempat dimana aku pernah janji akan membawamu ke sana. "

"Benarkah?" Wajah Josephine Bai akhirnya tersenyum.

"Nah, sekarang kamu tahu keuntungan tidak hamil kan?"

“Apakah kamu benar-benar akan membawaku ke sana?” Josephine Bai mengguncang-guncang lengannya.

Kota yang penuh dengan bunga, serta kenangan indah yang pernah dilewati bersama Claudius Chen di sana, hingga saat ini pun tidak bisa terlupakan olehnya.

"Tentu saja itu benar," Claudius Chen mengangguk.

"Di mana Kota Provence? Aku juga mau pergi," Jesslyn yang berada di sebelahnya berbicara.

Claudius Chen berpikir sejenak dan berkata, "Itu tempat yang sangat jauh dan jauh, tunggu kamu sudah besar baru membawa mu ke sana, oke?"

"Hmm, Ayah dan Ibu ingin melewati dunia berdua tanpa menghiraukanku lagi. "

Claudius Chen dan Josephine Bai saling memandang dan tersenyum dan berkata: "Nenek telah mengajarkanmu hal yang tidak baik."

Josephine Bai mengulurkan tangan menyentuh kepalanya dan tersenyum dengan nyaman. "Jangan sedih dong, kamu lihat bukannya ayah dan ibu telah membawamu main ke kota Yan sekarang? Kamu akan menyukainya."

"Benarkah?"

"Ya." Josephine Bai mendongak dan memandang waktu itu: "Ayuk, kita akan segera menaiki pesawat."

Claudius Chen juga melihat jam dan kemudian mengandeng Jesslyn: "Ayo, mari kita terbang tinggi menggunakan pesawat terbang"

Josephine Bai mengambil tas dari kursi dan mereka sekeluarga bertiga berjalan ke arah gerbang pintu.

Novel Terkait

Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu
The Richest man

The Richest man

Afraden
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Asisten Wanita Ndeso

Asisten Wanita Ndeso

Audy Marshanda
CEO
3 tahun yang lalu
Adieu

Adieu

Shi Qi
Kejam
5 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu