Istri ke-7 - Bab 257 Terjebak dalam peran (1)

Keesokan harinya pagi-pagi sekali, saat Josephine Bai turun kebawah dia melihat Nenek Tua Chen sedang menggenggam sebuah apel sambil tertawa, nenek berkata: "Apel yang sangat bagus ini lebih baik diberikan kepada siapa ya? Berikan kepada Claudius.... kesehatan Claudius tidak baik, tapi Jesslyn yang paling kecil, hmm, seharusnya di berikan kepada Jesslyn...."

Josephine Bau menarik Pengurus He yang berjalan keluar dari dalam dapur lalu bertanya dengan suara pelan: "Ada apa dengan nenek?"

Pengurus He melihat sebentar Nenek Tua Chen yang masih sedang berbicara sendiri, lalu berkata sambil tersenyum: "Mungkin dia sedang berlatih."

Josephine Bai mengangukkan kepala, lalu melihat Nenek Tua Chen, ekspresi dan gerak-gerik itu benar-benar sangat mirip dengan orang yang sedang mengalami gangguan jiwa.

Josephine tersenyum sambil berjalan menghampirinya lalu duduk di sebelah Nenek Tua Chen sambil berkata: "Nenek, selamat pagi."

Nenek Tua Chen kaget lalu mengangkat kepala dan melihat Josephine: "Kamu siapa?"

"Nenek, aktingmu benar-benar mirip." Josephine Bai tertawa lalu mengambil apel di tangannya dan meletakkannya di atas meja: "Ayo, kita sarapan."

"Hati-hati jangan sampai kamu menjatuhkan apelku, apel ini untuk Jesslyn." Nenek Tua Chen segera mengambil kembali apel itu dan memeluknya.

"Bukanlah disini masih banyak." Josephine Bai menunjuk satu keranjang apel yang berada di tengah meja.

Nenek Tua Chen mengatakan 'oh', lalu meletakkan apel itu kembali keatas meja, kemudian dia melihat Josephine: "Josephine, kenapa kamu bangun pagi sekali?"

"Aku dibangunkan Jesslyn, dia tidur lebih awal jadi dia bangun lebih awal." Josephine Bai membantu nenek berdiri dari sofa, lalu memapahnya ke ruang makan.

"Jesslyn dimana? Kenapa masih belum turun?" Nenek Tua Chen melihat keatas.

"Dia bilang dia ingin menunggu ayahnya untuk turun bersama."

"Anak itu ingin ayahnya mengendongnya turun lagi, benarkan?" Nenek Tua Chen berkata sambil tertawa.

Nenek Tua Chen baru selesai mengatakannya, dari lantai dua sudah terdengar suara tawa yang bahagia milik ayah dan anak itu, Jesslyn digendong Claudius di samping tubuhnya, Jesslyn merentangkan kedua tangannya, lalu dia tertawa sambil berkata: "Ayah.... aku ingin turun naik pesawat , aku ingin terbang tinggi."

"Baik, terbang tinggi .....!" Claudius Chen membalikkan tubuh kecilnya, sebelah tangannya menopang tubuh bagian atas Jesslyn sebelah tangannya lagi menopang kedua lutut Jessslyn, Cladius mengangkatnya dengan tinggi lalu ‘terbang’ kebawah.

"Hati-hati jangan sampai Jesslyn terjatuh." Nenek Tua Chen melambaikan tangan kearah ayah dan anak itu dengan khawatir.

Josephine Bai juga dibuat sangat ketakutan saat melihat gerakan yang dilakukan Claudius, tapi melihat gerakannya yang santai, menggendong Jesslyn seperti menggendong boneka yang sangat ringan, dan tak lama dia sudah menurunkan Jesslyn di lantai dengan mantap, akhirnya Josephine diam-diam merasa lega.

Pantas saja Jesslyn ingin menunggu ayahnya untuk turun bersama!

-----

Sore hari petugas yang bertanggung jawab terhadap kasus ini datang untuk mendapatkan bukti dari nenek saat dia menandatangani surat pengalihan saham itu.

Sejak petugas itu datang Nenek Tua Chen mulai berbaring diatas tempat tidur dan berpura-pura sakit, setiap pertanyaan yang ditanyakan kepada nenek menjawab pertanyaan itu dengan tidak nyambung.

Melihat akting Nenek Tua Chen yang sangat mirip, Josephine Bai tidak bisa menahan diri dan merasa salut kepada nenek, Josephine mengangkat kepala dan melihat Claudius Chen, Claudius Chen merangkul pundaknya, Claudius juga merasa salut kepada nenek.

Jesslyn yang disuruh Josephine Bai pergi bermain di taman saat ini berjalan masuk, dia mengenggam sebuket bunga melati yang harum di tangannya, sambil berkata: "Nenek buyut. Lihat, bibi Vina membawaku pergi memetik bunga melati, sangat harum dan cantik, bagaimana kalau kita letakkan bunga ini di kamarmu?"

Saat melihat Jesslyn, Nenek Tua Chen langsung tertawa sambil menunjuknya lalu berkata kepada petugas: "Ini adalah cucu buyutku, dia sangat-sangat patuh, dia bahkan memberikan bunga untukku..."

Setelah mengatakannya nenek turun dari tempat tidur, lalu berlari dengan terhuyung-huyung ke hadapan Jesslyn, kemudian dia menerima bunga dari Jesslyn dan menciumnya: "Harum sekali, terima kasih sayangku, sayangku....bagaimana kalau nenek buyut menemanimu bermain petak umpet?"

"Baik, tapi disini ada tamu." Jesslyn berkata sambil melihat semua orang.

"Tidak apa-apa, kita tidak menganggu mereka, kita pergi bermain di taman." Nenek Tua Chen menggandeng Jesslyn dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Nenek, hati-hati." Josephine Bai berjalan kedepan untuk memapahnya.

"Aku tidak apa-apa, aku sangat sehat." Nenek Tua Chen melepaskan tangannya dari genggaman Josephine lalu pergi ke taman bersama Jesslyn, untuk menemaninya bermain petak umpet.

Melihat Nenek Tua Chen yang merangkak di atas rerumputan seperti anak kecil, Kedua petugas itu dan berbalik melihat Claudius Chen sambil berkata: "Kelihatannya kejiwaan Nenek Tua Chen memang sedikit terganggu."

Claudius Chen tersenyum tapi tidak mengatakan apa-apa

Josephine Bai berkata:"Kejiwaan Nenek Tua Chen sudah lama terganggu, jika tidak dia pasti tidak akan menanda tangani surat pengalihan saham itu begitu saja."

"Tapi dengan hanya berdasarkan perkataan kalian tidak cukup untuk membuktikan tanda tangan Nenek Tua Chen tidak berlaku."

"Bukankah.... sudah ada laporan psikotes nenek? "

"Benar, tapi Direktur Shen meminta Nenek Tua Chen melakukan psikotes yang terbuka sekali lagi, dia memilki hak untuk mengajukan hak ini, oleh karena itu.... " dia tertawa: "Bagaimana hasilnya harus melihat hasil psikotes yang kedua."

"Ternyata seperti itu..." Josephine Bai memaksakan tertawa lalu menganggukkan kepala: "Kalau begitu tunggu setelah psikotes selesai dilakukan baru kita bicarakan lagi."

Novel Terkait

Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
4 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu