Istri ke-7 - Bab 211 Bagian Penting 2 (6)

"Maaf, wanita ini sudah pasti mati hari ini." Pria itu mendengar suara langkah kaki dari bawah, dia tahu kalau pintu bawah pasti sudah didobrak mereka. Dia pun panik dan mendorong josephine ke arah luar pagar, dia sendiri pun meloncat ke gedung samping dan melarikan diri.

"Ah...!" Josephine berteriak, tubuhnya jatuh ke bawah, dia pun memegang sebuah pipa air di bawah pagar itu.

"Josephine...!" Claudius kaget, lalu menyerbu kesana ingin menariknya.

Tapi karena tubuh Josephine semakin jatuh ke bawah, Claudius sama sekali tidak bisa menyampai kepadanya

Josephine pun kaget dan menangis kencang.

"Josephine, kamu harus bertahan!" Claudius pun memanjati pagar itu dan berdiri di bagian luar, membungkukkan badannya ke bawah, dan akhirnya tangannya sampai di tangan Josephine, dia pun menggenggamnya erat.

"Josephine, pegang erat tanganku." Claudius menutup mulutnya dan berusaha sekuat tenaga untuk menariknya ke atas.

Luka di tangannya pun mengeluarkan darah karena tertarik terlalu kencang, darah itu mengalir deras dan jatuh ke tubuh Josephine.

Sakit yang luar biasa pun dirasakannya, dia tidak bisa mengeluarkan tenaganya.

"Tanganmu..." Josephine menjerit: "Tanganmu akan cacat."

"Tidak usah pedulikan tanganku." Claudius menahan sakit dan berkata.

Polisi yang naik ke atas pun sibuk mengejar pelaku, hanya ada satu orang yang datang membantu, lalu karena keadaan ini, dia tidak bisa membantu apapun.

Claudius melihatnya tidak melakukan apa-apa, dia pun panik dan menjerit: "Cepat lepas bajumu."

"Oh." Polisi yang sama sekali tidak berpengalaman itu pun mulai melepas kancing kemejanya.

Karena darah sudah mengalir banyak, dahi Claudius pun berkeringat dingin, tenaganya semakin kecil. Josephine bisa merasakan tubuhnya sudah mulai goyang, sudah jelas tidak bisa bertahan, kalau dia masih tidak melepaskannya, kemungkinan mereka berdua akan jatuh bersama.

Dia pun mulai melepaskan tangan yang memegangnya.

"Baju datang, nona Yi cepat pegang..." Saat polisi itu melepas bajunya dan melempar ke bawah, tubuh Josephine pun sudah jatuh ke bawah..."

"Josephine...!" Claudius bengong, dia melihat tubuhnya jatuh dan terhempas di atas papan di antara kedua gedung itu.

Tubuhnya goyah.

"Tuan muda Chen... bertahan!" Polisi itu pun menahan tubuhnya dan menariknya ke atas.

Claudius terduduk bengong di atas lantai, Setelah beberapa saat dia pun beranjak naik, kakinya gemetaran, dia mencoba menyeimbangkan tubuhnya dan berlari ke bawah.

Saat tiba di bawah, sudah banyak orang yang datang melihat, ada yang jongkok dan melihat Josephine, ada yang menelepon ambulans.

Claudius menerjang kesana, melihat Josephine yang terbaring di atas darah, kakinya pun melemah dan terjatuh ke lantai, dia berlari ke samping tubuh Josephine, dia ingin menggendongnya tapi tidak berani sembarangan menyentuhnya, dia pun menjulurkan kedua tangannya yang gemetaran, memegang kepalanya yang berdarah.

"Josephine..." Dia meneriakkan namanya, tapi Josephine seperti tidak mendengarnya dan tidak mempedulikannya.

"Josephine... Kamu bertahan oke? Asalkan kamu bertahan sekali lagi, asalkan kamu bisa sembuh. Aku sumpah tidak akan mengganggumu lagi, tidak muncul di depanmu lagi, dan tidak memaksamu melakukan apapun..." Claudius menangis, dia memohon: "Claudius... dulu kecelakaan yang parah itu kamu pun bisa bertahan, kali ini juga harus bertahan oke... Kalau kamu mati begitu saja, aku juga akan menemanimu, apakah kamu rela..."

Josephine pun menggerak-gerakkan kelopak matanya, mencoba membuka matanya pelan-pelan.

Dia melihat wajah Claudius yang sedih dan matanya yang menangis, hatinya... juga ikut sakit.

Dia ingin menjulurkan tangannya, tapi dia tidak bertenaga, terpaksa dia hanya bisa berkata pelan: "Claudius..."

Claudius langsung memegang erat tangannya lalu berkata panik: "Josephine kamu sudah bangun, kamu harus bertahan jangan sampai ketiduran oke?"

"Claudius..." Josephine pun menangis, lalu bersusah payah mengatakan: "Jesslyn... Dia..."

"Jesslyn sekarang sangat baik, kamu tenang saja." Claudius menenangkannya.

Mendengarnya, Josephine tiba-tiba tersenyum dan berkata: "Kamu... harus melindunginya... Jesslyn... Dia..."

Claudius pun mengangguk: "Asalkan kamu sembuh, aku akan menjaganya dengan baik."

"Josephine..." Tubuh Claudius kaku, lalu dia pun panik dan berteriak: "Josephine cepat bangun, bukankah sudah janji akan bertahan? Josephine...!"

Dia pun menoleh, dan menyerbu keramaian dan berteriak: "Mana ambulans? Kenapa ambulans masih belum sampai...!"

"Bapak jangan panik, ambulans segera datang." Salah satu orang menjawabnya.

Lalu terdengar suara mobil ambulans dari luar gang, ambulans pun sampai, tim medis turun dari mobil dengan cepat, setelah memeriksa Josephine, mereka pun mengangkatnya ke atas tandu dan dimasukkan ke dalam mobil.

Claudius ikut naik ke dalam mobil, dia duduk di samping, keringat dinginnya terus mengalir, tidak tahu apakah karena terlalu khawatir atau karena darah di lukanya sudah mengalir terlalu banyak.

Setelah membantu Josephine melakukan pertolongan darurat, salah satu dari tim medis pun menoleh kepadanya: "Bapak, sepertinya keadaanmu tidak baik, aku bantu bersihkan luka di tanganmu."

"Tidak usah pedulikan aku, sekarang yang terpenting itu menolongnya!" Claudius marah dan menarik tangannya kembali.

Anggota tim medis melihatnya berteriak pun terpaksa tidak peduli lagi.

Josephine pun diantar ke rumah sakit terdekat, hingga masuk ke dalam UGD, Claudius baru menghentikan langkah kakinya, bersandar di kursi dan terduduk.

Dia memejamkan matanya, seisi kepalanya kosong.

Dia tidak berani membayangkan apakah Josephine akan bertahan, dia hanya tahu dia terjatuh dari lantai tiga, darahnya sangat banyak, dan sepanjang jalan dia sama sekali tidak sadar lagi.

----------------------------

Juju membawa Jesslyn bermain air di samping kolam, melihatnya yang tiba-tiba murung, Juju pun bertanya lembut: "Jesslyn kenapa? Kenapa tidak tertawa lagi?"

”Aku rindu ayah dan ibu." Jesslyn berkata.

"Bukannya tadi sudah kubilang, ayah masih dalam perjalanan, sebentar lagi akan sampai." Juju menunjuk ke air kolam: "Kamu lihat air ini bersih sekali, kita turun dan main air yuk?"

"Aku tidak ingin main air, aku ingin pulang."

"Jesslyn sayang, kita tunggu lagi sebentar oke?" Juju sengaja berpikir: "Kalau tidak aku suruh kakak itu ambil makanan untuk Jesslyn oke?"

Setelah itu, dia menoleh ke pembantu itu dan berkata: "Kamu pergi ke rumah dan ambil makanan untuk Jesslyn, ambil yang banyak ya."

Pembantu pun mengangguk, berbalik badan dan berjalan menuju rumah.

Di taman itu hanya ada mereka berdua, tiba-tiba ekspresi jahat pun muncul di wajah Juju, dia langsung masuk ke dalam air dan menarik Jesslyn ke bawah.

Jesslyn ditekannya ke dalam air, dia pun sesak dan memberontak di dalam air, di permukaan air pun timbul beberapa gelembung.

"Anak kecil, jangan salahkan aku kejam, salahkan kamu sendiri yang tidak seharusnya menjadi anak Claudius." Juju menggertakkan giginya, dan menekan tubuhnya sekuat tenaga ke bawah.

Ini pertama kalinya dia ingin membunuh seseorang, sebenarnya dia merasa sedikit takut, tapi karena takut akan akibatnya, dia terpaksa mencoba bertahan karena dia takut akan kehilangan kesempatan ini.

Di dalam hatinya suara inilah yang terus terdengar: Asalkan anak ini mati, dia pun bisa hidup dengan baik...

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Mr Lu, Let's Get Married!

Mr Lu, Let's Get Married!

Elsa
CEO
4 tahun yang lalu
Istri ke-7

Istri ke-7

Sweety Girl
Percintaan
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
My Tough Bodyguard

My Tough Bodyguard

Crystal Song
Perkotaan
5 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
4 tahun yang lalu