Istri ke-7 - Bab 279 Ayah Menungguku di Bawah (1)

Esok subuh, seperti biasanya Susi membangunkan Ethan untuk pergi ke toilet dan pipis.

Setelah selesai pipis, dia pun digendong Susi kembali ke ranjang, Susi menyelimutinya dan ingin tidur kembali, tapi malah mendengar Ethan mengigau: "Ibu. Ayah menungguku di bawah..."

Susi merasa lucu dan mengelus kepalanya: "Kenapa memimpikan ayah? Bukannya ayah sudah bilang akan datang lagi pagi ini?"

Dia mengira Ethan akan memberontak sejenak, tidak disangka setelah membalikkan badan dia tertidur kembali.

Sepertinya dia bermimpi lagi, Susi pun menggeleng dan berbaring kembali.

Dulu di saat ini Susi akan tidur kembali bersama Ethan, tapi hari ini dia malah tidak bisa tertidur lagi.

Dia memejamkan mata, di dalam kepalanya terputar kembali perkataan Ethan: Ayah menungguku di bawah...

Ya Tuhan. Apakah dia juga sudah terpengaruh oleh Ethan? Dia juga merasa Henry benar-benar ada di bawah?

Dia menarik selimutnya hingga ke atas kepala, tapi perasaan aneh ini tidak hilang sama sekali, akhirnya dia pun duduk, lalu turun dan berjalan ke balkon. Lalu membuka tirai jendela dan melihat keluar, saat memandang ke bawah, dia malah melihat mobil Henry terparkir di bawah.

Dia terkejut, mengira dia salah lihat, dia pun menggunakan tangannya dan mengusap matanya.

Tidak salah lagi, itu memang mobil Henry Qiao, dia juga bisa melihat Henry sedang duduk di dalamnya.

Sekarang masih subuh, belum jam enam dia sudah datang?

Apakah karena takut dia akan pindah? Atau tidak sabar ingin bertemu Ethan?

Susi berdiri sejenak, lalu kembali ke ranjang.

"Kalau dia memang suka menunggu ya biarkan dia menunggu saja." Dia bergumam dalam hati. Lalu menarik selimutnya dan tidak mempedulikannya.

Setelah membolak-balikkan badan selama sekitar setengah jam, dia akhirnya tertidur. Saat dia bangun, Ethan sudah tidak berada di sampingnya, dan terdengar suara Ethan yang tertawa dari ruang tamu. Lalu terdengar juga suara Henry yang berkata pelan: "Sstt... Ibu masih tidur, jangan sampai ibu terbangun ya."

Ethan pun ikut memperagakan tangannya dan berkata "Sstt".

Susi melihat jam di hpnya, sudah jam delapan, tapi dia tidak ingin bangkit dari ranjangnya, dia malah baring lagi dan mendengar mereka berdua... Sepertinya sedang makan?

"Ayah, sarapan yang kamu beli enak sekali, lebih enak dari yang dibeli ibu." Ethan memujinya dengan senang.

Ternyata benar sedang makan.

Susi duduk di ranjangnya, sambil berjalan keluar, sambil menyisir rambutnya dengan jari tangannya.

"Ibu, kamu sudah bangun?" Ethan pun senang dan berkata: "Ayah beli sarapan yang enak untukku."

"Beli apa? Sini aku lihat." Susi berjalan kesana dan melihat makanan di mangkok Ethan "Ethan alergi seafood, jangan beli seafood untuknya."

"Tenang saja, tidak ada seafood." Henry Qiao tersenyum dan menatapnya: "Cepat cuci muka gosok gigi, lalu sarapan."

Susi tidak pergi ke toilet, tapi malah menatapnya dan bertanya: "Kenapa kamu datang pagi sekali?"

"Memikirkanmu dan Ethan, semalaman tidak bisa tidur." Jawab Henry Qiao.

Susi tidak menyangka dia akan berkata begitu, dia pun merasa aneh, dan menyindirnya seperti biasa: "Di penjara tiga tahun, kemampuan lain tidak menambah, malah mulutnya yang tambah manis."

"Di penjara bisa ada kemampuan apa?" Henry Qiao menaikkan bahunya: "Kamu tahu bagaimana hari-hariku di penjara? Sebenarnya lingkungan dan makanan yang buruk tidak apa-apa bagiku. Yang membuatku benar-benar jatuh adalah... surat aborsimu itu, membuatku tidak bersemangat hidup..."

"Aku pergi sikat gigi." Belum selesai berbicara, Susi pun pergi ke toilet.

Dia tidak ingin mendengarkan kehidupannya di penjara, tidak tahu mengapa dia hanya tidak ingin mendengarnya.

Saat mulai mencuci muka, di cermin terlihat sosok Henry Qiao, dia sedang melipat tangannya, bersandar di pintu dan menatapnya.

Dia pun berhenti, lalu menunduk dan menggosok gigi.

"Susi, semalam aku sudah membereskan masalah Melisa."

"Melisa apaan?" Susi melihatnya dari cermin.

"Calon istriku yang digosipkan orang-orang itu."

"Oh, lumayan cantik, kenapa harus dibereskan? Cepat sekali?" Kata Susi dengan sedikit nada cemburu.

Henry Qiao pun berkata dengan serius: "Karena aku merasa sudah saatnya kita merubah cara berkomunikasi kita." Dia melangkah kesana, dan memeluknya dari belakang, lalu melihatnya dari cermin: "Bagaimana menurutmu?"

Susi pun langsung menghindari pandangannya dan berkata: "Cara apa?"

"Misalnya aku selalu mencari berbagai macam wanita untuk memancingmu dan menarik perhatianmu, misalnya saat kamu melihatku bersama wanita lain, kamu sengaja pergi tanpa reaksi apapun, lalu menghilang dariku."

Susi menoleh dan memandangnya: "Kamu sedang membela perbuatanmu itu?"

"Bukan..."

"Henry Qiao, kamu jelas-jelas tahu aku tidak suka berbagi pria dengan wanita lain, kamu malah bersama dengan Fanny begitu lama, dan menghamilinya." Susi pun tersenyum dingin: "Aku beritahu kamu ya, kamu jangan berharap bisa membela diri untuk hal ini."

"Aku dan dia... sebenarnya sangat jarang bersama."

"Sekali saja sudah cukup." Susi melepaskan tangannya dan berjalan keluar toilet.

Henry Qiao mengikutinya dari belakang: "Susi, aku sumpah, aku jamin, selain kamu aku tidak akan menyentuh wanita lain lagi. Dulu... karena terpancing olehmu, saat sedih aku pun pergi minum dan mabuk, lalu..."

"Lalu bersama Fanny?"

"Maaf, saat itu aku hanya ingin membalas sikap dinginmu, aku tidak berpikir banyak, lalu..."

"Hentikan!" Susi tiba-tiba mencegahnya: "Jangan bicarakan hal ini di depan anak, tidak baik."

Henry Qiao terpaksa diam.

Saat ini terdengar suara ketukan pintu. Susi kaget. Saat ini dia baru mengingat semalam dia menyuruh Freddy datang untuk membantunya pindah rumah, lalu karena Henry Qiao semuanya menjadi kacau, dia pun lupa memberitahunya tidak usah datang lagi.

Belum sempat dia berpikir harus bagaimana, Henry Qiao pun sudah berjalan kesana dan membuka pintu.

Di depan pintu ada Freddy dan Josephine.

Melihat Henry Qiao yang berdiri di dalam, mereka berdua pun kaget, Josephine melotot dan kebingungan: "Henry Qiao? Kamu kok ada disini?"

Henry Qiao tersenyum: "Kenapa aku tidak boleh ada disini?"

"Kamu..." Josephine ternganga, dia melihat Susi dan Ethan di dalam, dia kaget sejak kapan Henry Qiao tahu Susi dan Ethan tinggal disini.

Tadi Freddy meneleponnya, menyuruhnya menasehati Susi yang ingin pindah rumah lagi, dia masih berpikir apakah karena Susi masih takut Henry Qiao akan mencarinya. Tidak disangka Henry Qiao sudah datang ke rumahnya.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
The Campus Life of a Wealthy Son

The Campus Life of a Wealthy Son

Winston
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
Rahasia Istriku

Rahasia Istriku

Mahardika
Cerpen
5 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
5 tahun yang lalu