Istri ke-7 - Bab 108 Apakah Seharusnya Dijelaskan Dulu (5)

Demi anak didalam perutnya, Josephine menghabiskan bubur yang dibeli oleh Belinda, setelah itu dia kembali memikirkan yang lain-lain, sama sekali tidak merasa ngantuk, hingga subuh barulah dia bisa tertidur.

Karena tidurnya malam, keesokan harinya tentu saja bangunnya siang, ketika dia membuka matanya, sudah ada cahaya matahari yang menyinari masuk kedalam kamar pasiennya melewati jendela.

Josephine menyipitkan matanya, dan melihat kearah cahaya, dia melihat ada orang yang berdiri didepan kasurnya.

Claudius, dia berdiri membelakangi jendela dan menatapinya didepan tempat tidurnya.

“Kamu sudah bangun?” Claudius berkata dengan tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa kemarin, sama seperti dulu, menyapa di pagi hari, meskipun nada bicaranya tidak sebaik biasanya, namun sudah dapat dirasakan bahwa dia sudah tidak marah lagi.

Setelah sedikit beradaptasi dengan cahayanya, pandangan Josephine mengarah ke luka di bibirnya yang masih biru, dan dirinya teringat akan kata-kata Belinda.

Sebenarnya dia bukan tidak melihat luka diwajahnya, hanya saja karena terlalu marah, maka dari itu dia tidak mempedulikan lukanya itu.

Selain luka dimukanya, bekas gigitan dileher Claudius juga sangatlah terlihat jelas, itu digigit oleh dirinya.

“Kata dokter kamu sudah boleh keluar dari rumah sakit hari ini, bagaimana kondisimu sekarang?”

“Aku sangatlah baik.” Jawabnya singkat.

Claudius menganggukkan kepalanya, “Kalau begitu hari ini keluar dari rumah sakit saja.”

“Apakah kamu sudah membeli tiket pesawat?”

“Kamu ingin pulang ke Jakarta hari ini?”

“Iya.”

“Tubuhmu belum pulih total, tidak perlu terburu-buru pulang, kamu boleh istirahat satu hari dulu baru pulang.”

“Tidak perlu, aku baik-baik saja.” Kata Josephine.

Claudius memang melihat wajahnya terlihat baik-baik saja, tapi......

“Tiketnya sudah dipesan besok siang, tidak perlu menganti jadwal lagi.” Seusai berkata, dia melanjutkan, “Makan dulu sarapan diatas meja.”

Josephine melirik sarapan diatas meja, dia bangkit dan beres-beres, lalu mulai makan sarapan paginya. Demi anak, dia tidak akan berdebat dengan Claudius.

Setelah selesai sarapan, Josephine duduk dipinggir kasur dan menunggu perintah dari Claudius.

Claudius meliriknya, Josephine masih saja memakai baju tidur kemarin, tidak ada alas kaki. Lalu dia berjalan kearahnya, dan memeluknya seperti kemarin, lalu berjalan kearah pintu kamar pasien.

Meskipun Josephine sekarang sudah merupakan seorang ibu yang mengandung selama 5 bulan, tapi berat badannya nyaris tidak naik, Claudius sama sekali tidak merasa keberatan, malahan merasa enteng sekali.

Josephine menatapi muka Claudius yang terluka, dan kepikiran dengan perkataan Belinda, apakah dia benar-benar tidak sengaja? Apakah dirinya harus memaafkannya?

Josephine menarik nafas, dia menyadari bahwa dirinya kembali memikirkan hal ini lagi, jika seperti ini terus, nanti sampai waktunya bagaimana dirinya bisa meniggalkannya!

******

Setelah kembali ke hotel, Claudius menurunkannya diatas kasur, dan berkata, “Kamu istirahat dulu, boleh membaca dan main permainan, tapi jangan nyalakan televisi karena aku mau bekerja.”

Seusai berkata, Claudius melemparkan beberapa majalah kepada Josephine.

Josephine melirik majalah tersebut dan mengambil salah satunya lalu mulai melihatnya.

Claudius kembali ke samping meja tulis, dia membuka laptop dan mulai bekerja, karena wanita ini, kemarin dia menunda banyak pekerjaan dia harus menyelesaikannya sekarang.

Josephine melihat majalah tersebut, namun konsentrasinya tidak bisa difokuskan ke majalah, dia melirik secara diam-diam kearah Claudius yang sedang bekerja dengan rajin. Dia sedikit bingung, mengapa hari ini Claudius sama sekali tidak mengungkit masalahnya dengan Vincent? Tadi malam dia jelas-jelas sangatlah marah.

Jangan-jangan setelah berpikir satu malam, Claudius sudah tidak mencurigainya, dan percaya bahwa dirinya tidak ada apa-apa dengan Vincent?

Josephine berada diatas kasur hingga siang hari, begitu pula dengan Claudius yang terus bekerja hingga siang juga.

Akhirnya, Claudius mengerakkan badannya, lalu dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah dispenser, dan menuangkan air untuk dirinya dan Josephine, tangannya memegang gelas kaca dan berjalan kearah Josephine.

Disaat Claudius memberikan salah satu gelas air ditangannya, pandangannya terlihat lebih semangat, lalu berkata, “Aapakah kamu ada sesuatu yang ingin kamu jelaskan kepadaku?”

Josephine terdiam, ternyata bukan karena Claudius telah mengerti, namun karena dia tadi tidak punya waktu untuk bertanya.

Novel Terkait

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu