Istri ke-7 - Bab 229 Tewas Terjatuh (3)

Claudius bergegas membaca sekilas surat wasiat itu, lalu mengangkat kepala dan bertanya, “Kalau Nona Zhu bunuh diri, mengapa kalian masih menangkap.......Nona Jessie tadi kemari?”

“Ketika kejadian, Nona Jessie tinggal di kamar sebelah Nona Zhu, dan dia menyamar namanya, ini sangat mencurigakan.”

“Nona Jessie juga menyewa di hotel itu?” Claudius kaget, Josephine bukan tidak punya tempat tinggal, lagipula kalaupun dia butuh tempat tinggal juga tidak seperlunya dia pergi hingga sejauh itu, dia mulai mempunyai firasat buruk, apakah kematian Juju berhubungan dengannya atau tidak?

Juju tidak mungkin melompat, dia tidak punya nyali, jika tidak sudah dari dulu dia melompat.

Tapi bagaimana dengan surat wasiat ini? Ini jelas-jelas adalah sebuah cara untuk menyelesaikan dirinya dan Juju.

Apakah mungkin adalah Josephine? Apakah mungkin demi kabur dari bencana pasangan sejati dan bertindak duluan?

Claudius tiba-tiba terkejut, apa yang dipikirkannya? Apakah dia masih tidak cukup mengerti Josephine? Mana mungkin Josephine melukainya hanya untuk hidup sendiri?! Meskipun malam itu dia mengatakan hingga sekejam itu, namun dia tetaplah percaya bahwa itu hanyalah sebuah alasannya untuk menjauh darinya!”

Sally, benar, tadi dia juga mengatakan itu perbuatan Sally!

“Kami mengetahui bahwa sebelumnya Nona Jessie dan Nona Zhu pernah ada perselisihan, dan disaat kejadian dia kebetulan berada di lantai 7, jadi dia patut dicurigai. Namun Nona Jessie bersikeras mengatakan bahwa dia tinggal disana adalah untuk mendapatkan bukti bahwa Nona Zhu melakukan perbuatan ilegal. Dan melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa dia melihat seorang wanita yang bernama Sally menipu Nona Zhu untuk menulis surat wasiat dan mendorongnya dari lantai 7.” Kata polisi seusai berpikir sejenak.

“Apakah dia benar-benar berkata seperti itu?” Claudius lega.

“Benar, saat ini kami tengah berusaha penuh untuk memuron Sally.”

“Benar, ini pasti adalah perbuatan Sally.” Kata Claudius, ini sama dengan perkiraannya.

Dia bisa melepaskan Juju begitu saja karena telah menebak Sally akan bertindak, namun tidak disangka dia begitu tidak sabaran.

Asalkan ini bukan ulah Josephine saja sudah cukup, dia terus menunggu Sally mencari mati, jika yang ditunggu-tunggunya adalah Josephine, dia pasti akan gila.

Sally tidak menyangka bahwa orang yang mengintipnya dari kamar sebelah adalah Josephine, bahkan sekarang sudah dibawa oleh polisi untuk diselidiki.

Awalnya dia mengira itu adalah seorang tukang-beres-beres, tinggal mencari orang untuk memberikan uang kepadanya saja sudah cukup.

Dia menatapi Video yang berada ditangannya, dan mengertakkan giginya, disaat bersamaan dia mulai khawatir.

Meskipun dia sudah mencari tahu bawa rekaman cctv di hotel itu, tidak ada orang yang akan menyadari bahwa dia pergi ke hotel itu. Meskipun telepon Josephine tengah berada ditangannya, namun orang yang melihatnya adalah Josephine, bagaimanapun juga dia tidak akan membantunya untuk menyembunyikannya, bahkan dia akan mencari kesempatan untuk membalas dendam!

Ketika video selesai ditayangkan, Sally menghapus videonya, dan memberikan telepon kepada Jeff disampingnya, “Musnahkan telepon ini.”

Jeff menerima teleponnya, dia lalu berkata dengan sedikit khawatir, “Kak, apa yang harus dilakukan sekarang? Aku dengar polisi sedang mencarimu.”

Sally menghirup nafas dalam-dalam, dia berusaha untuk menekan rasa gelisahnya dan mengangkat kepalanya untuk menatapi Jeff, “Jeff, kali ini aku sepertinya tidak bisa kabur lagi.”

“Bagaimana mungkin? Videonya sudah dihapus, mereka tidak mempunyai bukti sama sekali.”

“Sebelum mati Juju si wanita hina itu memberi tahuku bahwa dia mengirim sebuah email tanggal tetap yang dikirimkannya ke Josephine, aku tidak tahu apakah dia benar-benar mengirimkannya atau hanya menakutiku saja, jika itu benar, maka meskipun aku bisa kabur dari ini, 3 hari lagi polisi tetap akan menangkapku.” Sekali terpikiran bahwa Juju menjebaknya sebelum mati, Sally tidak tahan untuk ingin membunuhnya sekali lagi.

“Kak, kamu tenang dulu saja, Nona Zhu memang adalah orang yang licik, mungkin saja dia berhasil mempelajari trik kamu itu, untuk membuatmu membunuh Josephine karena gelisah untuk membuatmu tidak bisa kabur.”

“Tapi aku berfirasat bahwa dia tidak membohongiku, dia juga bukanlah orang bodoh, dia pasti akan mencari cara untuk menjaminnya bisa mundur.” Sally lalu memegang tangan Jeff, dan berkata, “Jeff, bagaimanapun juga kakak tidak boleh melibatkanmu. Kamu tinggalkan kota c hari ini dan pergi ke Inggris, jangan pernah kembali lagi, jangan berkontak denganku. Dan lakukan hal terakhir untukku, setelah sampai disana, temukan Jesslyn, dan bunuh dia atau hilangkan dia saja, asalkan bisa membuatnya hilang saja sudah cukup.”

“Aku sudah menyelidikinya, penerbangan Jesslyn waktu itu adalah ke inggris, ketika melakukan hal ini berhati-hatilah, jangan sampai melibatkan dirimu sendiri.”

“Kak, ini sudah kapan waktunya, mengapa kamu masih mempedulikan anak itu?” Jeff tidak mengerti.

“Ini sudah seperti ini, jika putus asa begini saja aku tidak rela.” Sally terhenti, dan melanjutkan, “Aku tidak akan mati dengan tenang jika Claudius tidak mati.”

“Tapi Claudius sudah tidak bisa hidup lagi kan.”

“Tidak, asalkan Jesslyn masih hidup, dia pasti bisa terus hidup.” Sally merapatkan giginya, “Jadi......aku tidak boleh membiarkan Jesslyn hidup dan pulang dari Inggris.”

Jeff mengangguk kepalanya dan berkata, “Aku akan berusaha.”

Mendengar bahwa Claudius terlibat masalah, Belinda langsung berangkat kekantor polisi, ketika sampai, Claudius masih belum keluar.

Dia bergegas berjalan bertanya kepada seorang polisi, seusai mengatakan bahwa Claudius masih sedang diinterogasi, Belinda lalu ditinggalkan begitu saja.

“Lalu bagaimana dengan situasi sekarang?” tanya Belinda.

“Maaf, untuk sementara tidak boleh diberitahu.” Jawab polisi.

Belinda tidak berdaya, dia hanya bisa berjalan ke area istirahat.

Dia melihat Marco yang duduk di kursi roda secara tidak sengaja, langkahnya terhenti, mukanya memerah dan dia mengatur ulang ekspresinya dan tersenyum kepadanya, “Tuan Marco, kapan kamu kemari?”

Ketika melihatnya, Marco juga sedikit tidak enakan, bagaimanapun juga mereka berdua memang benar-benar melakukan hal itu malam itu.

“Aku sudah datang setengah jam yang lalu.” Jawab Marco.

Belinda berjalan dan duduk disampingnya, lalu menasehatinya sambil tersenyum, “Kamu jangan khawatir dulu, Kurasa Nona Josephine saja bahkan tidak berani membunuh ayam, apalagi membunuh manusia, dia pasti akan baik-baik saja.”

Marco menganggukkan kepalanya, dia sebenarnya juga tidak percaya bahwa Josephine akan membunuh orang, tapi tadi malam Josephine memang benar tinggal di hotel itu, ini membuatnya sangatlah khawatir.

Dia berbalik menasehati Belinda, “Kamu juga, Claudius begitu hebat, dia pasti tidak akan kenapa-kenapa.”

“Semoga begitu.” Jawab Belinda.

Seusai itu, suasana kembali canggung, karena mereka semua tidak tahu apa yang selanjutnya harus dikatakan.

Mereka berdua menunggu di ruang istirahat dengan lama, suasana diluar sana semakin gelap, hingga waktu makan telah tiba, Belinda lalu bangkit dari kursi dan berkata, “Aku akan keluar untuk membeli makanan.” Seusai berkata dia berjalan kearah pintu keluar.

Dengan cepat dia membeli sedikit kue dan air kembali, dan memberikan sebagian kepada Marco, “Makan sedikit dulu saja, entah sampai kapan Nona Josephine bisa keluar.”

Marco melirik kue ditangan Belinda, Belinda bergegas berkata, “Aku tidak tahu kamu suka rasa apa, jadi aku sembarangan beli, kamu makan dulu saja.”

“Terima kasih.” Marco menerima kuenya.

Kebetulan disaat ini, Claudius dan Josephine keluar satu demi satu, kedua orang yang berada diarea istirahat bergegas menghampiri mereka, Belinda menatapi mereka dan berkata, “Bagaimana? Apa kata polisi?”

Josephine ketakutan karena kejadian itu, lalu dia disiksa seharian penuh, sekarang otaknya sedikit pusing, dia tidak ingin berkata apa-apa.

Claudius yang berada dibelakangannya berkata, “Untuk sementara sudah tidak apa-apa, masih menunggu penyelidikan lebih lanjut dari pihak kepolisian.”

“Josephine, apakah kamu baik-baik saja?” Marco mengulurkan tangan dan mengandeng tangan Josephine, dia bertanya dengan penuh rasa sayang.

“Baik-baik saja.” Josephine berusaha untuk memberikan sebuah senyuman.

Claudius lalu berputar kehadapan Josephine, dan berkata, “Josephine, ada yang ingin kutanyakan.”

“Tuan Claudius, apakah kamu tidak melihatnya bahwa Josephine sudah sangat lelah? Apakah kamu boleh membiarkannya pulang untuk istirahat dulu?” Marco mengandeng tangan Josephine dengan erat. Dia lalu melanjutkan, “Josephine, kita pulang dulu saja.”

“Baik.” Josephine mengangkat kepalanya dan menatapi Claudius yang ingin bertanya tapi menahannya lagi, dia lalu mendorong Marco berjalan kearah pintu keluar kantor polisi.

Claudius berdiri ditempat semula tanpa bergerak sama sekali.

“Tuan Claudius, ayo kita pergi juga.” Belinda mengingatkan.

Sebelum Belinda selesai berkata, Claudius sudah berjalan kearah pintu keluar, dia tidak berjalan sendiri melainkan menghalangi Josephine, dan menarik tangannya, “Tidak, kamu harus menjelaskan hal ini kepadaku, dan.......hal itu.”

Seusai berkata, dia lalu berkata kepada Belinda, “Belinda, tolong bantu aku antar pulang Tuan Marco.”

“Aku......” Belinda gagap, dia berpikir dalam hati, mengapa selalu memberikan pekerjaan seperti ini kepadanya? Sungguh membuatnya canggung.

Novel Terkait

Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Setelah Menikah

Cinta Setelah Menikah

Putri
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Ternyata Suamiku Seorang Sultan

Tito Arbani
Menantu
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Now Until Eternity

Now Until Eternity

Kiki
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu