Istri ke-7 - Bab 277 Pertemuan Tak Terduga (3)

Saat Susi dan Freddy berjalan masuk, dia sudah melihat semuanya, tentu saja, ini diingatkan oleh gerak-gerik Melisa, kalau tidak dia mana mungkin bisa menyangka bisa bertemu dengan Susi disini?

"Tuan muda... Tuan muda Qiao... Bisa tidak kamu melepaskanku dulu?" Susi panik dan menatapnya kebingungan.

Henry tidak melepaskannya, tapi malah menariknya duduk di sampingnya, tempat duduk di sampingnya adalah tempat duduk Susi dan Freddy, tentu saja ini telah diatur oleh Melisa. Tapi Susi tidak mengetahui ini, dan mengira kalau dia memang bertemu dengannya secara kebetulan, sangat kebetulan sekali.

Freddy melihat lama, tapi masih tidak bisa mengetahui ada apa sebenarnya diantara mereka berdua, dia bahkan menarik tangan Susi juga. Saat melihat Henry yang masih tidak mau melepaskan tangan Susi, dia pun merasa tidak senang dan bertanya: "Susi, dia siapa?"

"Dia..." Susi melihat Henry Qiao, saat itu dia sulit mengatakannya.

Henry Qiao pun membantunya menjawab: "Mantan suami."

"Apa?" Freddy pun kaget: "Kamu mantan suami Susi? Ayah Ethan?"

"Ah...!" Henry yang duduk di samping mendengar Melisa tiba-tiba menjerit, dia pun menarik lengan Henry dan berkata: "Henry, aku tiba-tiba sakit perut, aku ingin pulang..."

Dia tidak menyangka Freddy bakal mengatakan tentang Ethan, ini benar-benar sangat tidak terduga!

Perkataan Freddy membuat Melisa kebingungan, begitu juga dengan Susi, Susi pun menenangkan dirinya dan berusaha mengatakan dengan tenang: "Dia memang mantan suamiku, tapi dia bukan ayah Ethan." Sambil mengatakan ini sambil menarik pergelangan tangan Freddy.

Freddy menyadari kalau dia tidak pantas mengatakan itu, dia pun melihat Susi dan tersenyum: "Oh iya, aku sudah lupa kalau Ethan itu kamu adopsi, dia anak yatim piatu."

Susi pun melihat Henry, Henry terlihat kaget dan curiga, hatinya pun semakin kacau.

Untuk memutar topik pembicaraan, dia pun menyentuh tangannya dengan sekuat tenaga dan berkata: "Tuan muda Qiao, tunanganmu bilang perutnya sakit, kamu cepat bawa dia ke dokter."

Ekspresi curiga Henry pun menghilang, dia mengangguk dan berdiri menggandeng Melisa.

Susi tidak menyangka Henry akan pergi secepat ini, dia pun terus melihat mereka hingga mereka berjalan keluar pintu. Di dalam hatinya, dia masih merasa sedikit tidak nyaman.

Tidak tahu apakah dia akan mencurigai Ethan? Melihat ekspresinya seharusnya dia tidak curiga bukan.

"Ya tuhan, sekarang aku baru sadar, dia mirip sekali dengan Ethan, sama persis seperti dicetak." Saat Susi panik sendiri, Freddy pun bergumam.

Susi pun menoleh kepadanya, dan melototinya marah, lalu menarik pergelangan tangannya: "Kamu ikut aku keluar!"

"Ngapain, operanya baru dimulai, Hei... jangan tarik... aku bisa jalan sendiri..." Tidak lama kemudian mereka pun sampai di dalam mobil di parkiran.

"Ada apa sebenarnya?" Freddy menatapya: "Bukannya hanya mantan suami? Bukan suamimu yang sekarang kan, aku saja tidak takut kamu takut apa?"

Susi melototinya: "Tuan Freddy, kenapa setiap kali pasti kamu? Kamu jujur ya, tiket ini kamu dapat dari mana?"

"Dapat dari undian, kalau bohong aku disambar petir." Freddy melihatnya marah pun langsung mengangkat tangannya dan bersumpah.

Susi menatapnya, dia tahu Freddy sedang mengejarnya, seharusnya dia tidak ada alasan untuk sengaja mempertemukannya dengan Henry Qiao, tapi kalau bukan dia, mengapa bisa kebetulan sekali bertemu dengan Henry disini.

Susi pun merasa geram dan tetap melototinya: "Kalau memang kamu tidak sengaja, kenapa kamu harus mengatakan tentang Ethan di depannya? Kamu tidak tahu seberapa penting Ethan bagiku? Kamu tidak tahu Henry itu orangnya seperti apa?"

"Henry Qiao orang seperti apa?" Freddy tentu tidak tahu.

"Melakukan apapun demi mencapai tujuannya."

"Terus? Dia akan merebut Ethan?"

Susi pun memukul kepalanya dan marah: "Aku peringati kamu ya, kalau Ethan sampai direbutnya, aku akan membencimu selamanya!"

Freddy pun merasa takut lalu berkata: "Bagaimana dong? Tadi aku bilang kalau Ethan anak adopsi, aku lihat sepertinya dia tidak curiga, ehm... Harusnya tidak apa-apa kan?"

"Lebih baik tidak apa-apa!" Susi geram.

-----

Saat tiba di rumah Henry berkata kepada Melisa: "Kamu masuk dulu, aku masih ada urusan."

Melisa pun menatapnya: "Sudah malam begini, kamu masih ada urusan apa?"

"Sejak kapan aku harus melaporkan kepergianku kepadamu?" Henry pun marah dan sedikit berteriak kepadanya.

Melisa hanya bisa diam dan turun dari mobil, melihat mobil Henry yang melaju keluar, hatinya pun panik dan pasrah.

Dia tentu sudah bisa menebak kemana Henry akan pergi.

Awalnya dia ingin membuat Henry dan Susi tahu kalau mereka masing-masing sudah berpasangan dan akan merestui satu sama lain, tidak disangka Freddy malah membuat kacau, dia malah menyebut nama Ethan di depan Henry.

Sepertinya langkahnya ini sudah salah, dia tidak seharusnya mempertemukannya dengan Susi!

Dia bahkan tidak berani memikirkan apakah setelah mengetahui keberadaan Ethan, dia akan langsung menjemput mereka berdua pulang ke rumah.

Melisa mengisakkan tangisnya dan berbalik badan melihat nyonya Qiao lalu memasang muka kasihan dan berkata: "Tuan muda Qiao pergi mencari wanita lain, pertunjukan baru saja dimulai, dia pun sudah ditarik pergi wanita lain."

"Dasar anak sialan!" Nyonya Qiao marah: "Benar-benar keterlaluan."

"Tante, bagaimana ini? Tuan muda Qiao..." Sambil berkata dia pun menangis.

Nyonya Qiao pun berkata: "Kamu jangan panik, aku suruh dia pulang sekarang."

"Tante, kamu harus memanggilnya pulang." Walaupun tidak tahu apakah cara ini berguna, tapi tentu saja dia tidak bisa menunggu terus bukan?

Nyonya Qiao pun mengangguk dan menyuruh bibi Hong membawakan telepon untuknya.

-----

Freddy mengantar Susi pulang, melihat ekspresi Susi yang masih panik dia pun berkata: "Bukannya sudah kubilang tidak usah khawatir, Henry Qiao tidak sepintar itu."

Susi pun menjulingkan matanya dan berkata: "Besok datang dan bantu aku pindah rumah."

"Kamu mau pindah lagi?"

"Waktu itu seharusnya aku sudah pindah!" Susi merasa geram, dulu dia tidak seharusnya mendengar kata Josephine, apaan tempat yang paling berbahaya adalah tempat yang paling aman, buktinya baru berapa hari saja...

Freddy mengangguk: "Oke deh, pindah ke rumahku."

"Sudah begini saja kamu masih bercanda!" Susi marah.

"Aku tidak bercanda." Freddy berkata serius: "Kamu tidak merasa kalau Henry mengira kamu sudah menikah, dia seharusnya tidak akan datang mengganggumu lagi bukan?"

"Aku lebih mengerti dia daripada kamu, terus, yang dia inginkan itu Ethan, bukan aku, aku harap kamu tahu jelas." Susi menarik nafas dan menatapnya: "Kamu mau datang atau tidak?"

"Mau, tentu mau." Freddy mengangguk: "Tapi aku ada syarat, kamu harus bawa aku juga."

"Kamu...!"

"Aku kenapa? Aku sudah memutuskan untuk mengikutimu, kalau tidak kamu jangan harap bisa pergi." Freddy menaikkan bahunya, membiarkan mereka berdua pergi, dia akan sangat khawatir.

Susi melihat ekspresinya yang tegas pun merasa geram dan turun dari mobilnya.

Novel Terkait

Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
I'm Rich Man

I'm Rich Man

Hartanto
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Hidden Son-in-Law

Hidden Son-in-Law

Andy Lee
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu