Istri ke-7 - Bab 119 Pingsan Karena Kaget (4)

Sejauh yang dia tahu, Josephine Bai tidak takut pada penyakit Claudius Chen, dan lebih tidak akan pingsan karena takut. Ketika dia menerima telepon dari Shella Bai tadi, dia mendengar suaranya yang memilukan dan mengira itu hanya masalah kecil. Dia tidak menyangka masalah itu seserius ini.

"Aku tidak tahu," Shella Bai menggelengkan kepalanya dan tampak tak berdaya. "Aku tidak tahu apakah Claudius Chen mencurigaiku. Dia akan menyerah setengah jalan setiap kali dia akan mulai intim denganku. Dia juga mengatakan bahwa aku berbeda dari yang sebelumnya. Tapi mengenai masalah tadi malam, setelah mendengarkan penjelasanku, aku bisa melihat bahwa dia masih percaya kepadaku dan melindungiku. "

“Tidak apa-apa, dia mungkin berpikir bahwa kamu baru saja melahirkan dan tidak nyaman,” Fransiska Ya menghibur.

"Dia juga mengatakan itu, tetapi kamu pikirkan, apakah seorang pria bisa memeluk seorang wanita seksi tetapi dia tidak menginginkan dirinya."

"Karena dia sendiri sudah bilang seperti itu, kamu amatilah lagi keadaannya. Mungkin dia benar-benar melakukan ini demi kamu?" Fransiska Ya bertanya, "Bagaimana dengan Nenek Tua itu? Apakah dia curiga? Dan apakah Sally Lin masih terus mencari cara untuk menguji kamu? "

Shella Bai berpikir sejenak dan berkata, "Nenek Tua itu tidak curiga, tetapi Sally Lin benar-benar tidak sederhana. Terakhir kali dia dengan sengaja mengatakan bahwa anak itu tidak mirip aku dan Claudius Chen. Kali ini dia dengan sengaja menyindir bahwa aku tidak merawat Claudius Chen dengan baik."

"Wanita sialan ini!" Fransiska Ya megap-megap karena kesal: "Dia orang luar, mengapa dia ikut campur sebanyak itu?"

“Aku rasa dia seharusnya tidak ingin melihatku hidup dengan baik.” Shella Bai menarik hidungnya, “Dan dia belajar kedokteran, dan kemampuan pengamatannya kuat.”

Fransiska Ya terdiam sejenak dan menenangkan: "Kamu tidak perlu panik, dia tidak punya bukti, dan kecurigaan ringan tidak ada gunanya. Selama kamu hati-hati kedepannya, jangan sampai meninggalkan bukti di tangannya."

"Baik."

Setelah itu Fransiska Ya berkata, "Sebenarnya, hati manusia semua terbuat dari daging. Kamu harus mencoba membuat hubungan yang baik dengannya di masa depan. Jangan sampai dia memiliki prasangka buruk terhadap kamu."

“Kamu ingin aku menyenangkannya?” Shella Bai mengerutkan kening.

"Kenapa emangnya kalau menyenangkannya sedikit sekarang? Tunggu sampai kamu menjadi nyonya rumah, dan usir dia."

Shella Bai akhirnya tidak berbicara lagi.

Fransiska Ya berdiri dari sofa dan berjalan menuju tempat tidur bayi. Dia memandangi tempat tidur bayi dan memandangi bayi itu sejenak. Lalu dia mendongak dan berkata, "Mengapa warna wajah bayi ini terlihat makin buruk? Sepertinya akan meninggal kapan saja."

Shella Bai mengikutinya berjalan ke samping ranjang dan melihat bayi kecil di tempat tidur kecil dengan wajah terengah-engah dan warna wajah yang gelap. Tidak ada belas kasihan tampak di wajahnya: "Dokter Huang mengatakan bahwa dia cuma bisa hidup paling lama selama sebulan."

"Begitu cepat?"

"Ya, jadi Nenek Tua itu bangun pagi setiap hari untuk mendoakannya."

"Bayi yang malang, salahkan ibunya karena melahirkannya," kata Fransiska Ya dengan sedikit simpati, dan berpikir: "Satu bulan, itu sangat cepat."

“Bu, jika bayi itu meninggal, menurutmu apakah Nenek Tua itu akan mencari alasan untuk mengusir aku dari Keluarga Chen?” Shella Bai khawatir tentang masalah ini.

Claudius Chen membawanya pulang dengan dalih bahwa dia adalah ibu dari bayi itu. Nenek Tua itu juga mau tidak mau menerimanya karena dia ibu bayi itu. Ketika bayi itu sudah tidak ada, Claudius Chen mungkin sudah tidak ada alasan untuk tetap bersamanya.

"Jadi, kamu harus berjuang sendiri."

"Bagaimana cara berjuang?"

"Lebih mesralah dengan Claudius Chen dan lihat apakah kamu bisa hamil sebelum bayi ini pergi."

“Kau membiarkanku terus tidur dengannya di kamar yang sama?” Shela Bai mengingat segala hal yang terjadi di ruangan itu bersama Claudius Chen semalam, dan hatinya cemas.

"Tentu saja, apakah kamu masih berniat berpisah darinya? Lalu mengapa dia masih menginginkan istri seperti dirimu?"

"Aku ..."

"Josephine Bai dapat dengan mudah mengandung, kamu juga pasti bisa, anak adalah ikatan yang paling penting antara suami dan istri, dan juga pelindung paling penting dari istri kaya, jadi kamu rencanakan semuanya sendiri."

"Aku khawatir aku tidak bisa mengendalikan diri lagi dan pingsan." dan Shella Bai berkata dalam hati, "Apalagi aku baru saja selesai melahirkan tidak lama, siapa yang bisa hamil langsung setelah melahirkan tidak lama?"

"Kamu juga tidak memberinya asi. Tidak aneh jika hamil cepat. Bahkan jika tidak bisa hamil secepat itu secara teori. Tetapi ketika kau hamil, apakah Claudius Chen masih akan curiga kepadamu"

“Benar juga.” Shella Bai mengangguk.

Jika dia benar-benar hamil setelah sebulan, maka dia hamil, siapa yang masih bisa mencurigainya?

******

Pada hari ini, Josephine Bai datang ke bandara lebih awal untuk menunggu ibunya dan Justin pulang.

Pesawat yang terbang kembali dari Jepang mendarat di bandara tepat waktu. Josephine Bai terus berjinjit dan melihat ke arah pintu keluar. Dia tidak melihat sosok Rose dan Justin untuk waktu yang lama dan menjadi cemas: "Bukankah pesawatnya sampai jam sembilan? Mengapa sudah selama ini masih belum keluar? "

“Jangan khawatir, mereka akan keluar sebentar lagi.” Vincent Lee mengangkat tangannya dan meraih bahunya dan tersenyum.

Meskipun dia juga bertanya-tanya mengapa Justin masih belum keluar untuk waktu yang lama, dia percaya bahwa Fransiska Ya tidak berani bermain tipuan di bawah matanya sendiri. Lagi pula, dia sekarang memiliki pegangan yang begitu besar di tangannya.

Namun, Josephine Bai tidak begitu optimis, Fransiska Ya begitu licik, dia berani melakukan segalanya. Kalau tidak, dia tidak akan begitu sengsara olehnya.

Untungnya, semua ketakutan itu berlebihan. Ketika dia melihat bayangan Rose di antara kerumunan, dia segera menjerit kegirangan, dan menjerit penuh semangat saat dia melambai pada keduanya: "Bu! Justin ... Di sini! "

Justin yang duduk di pengangkut bagasi langsung melihat Josephine Bai, dan wajah kurus itu segera menunjukkan senyum ceria. Dia juga mengayunkan tangannya: "Kakak! Kakak ipar ... aku merindukan kalian!"

Josephine Bai tidak sabar untuk segera bergegas, memeluknya, dan menangis dengan gembira.

Rose melihat Vincent Lee di belakang Josephine Bai, wajahnya canggung, sehingga Vincent Lee menyapanya lebih dulu: "Bibi, sudah lama tidak melihatmu."

“Yah, aku sudah lama tidak melihatmu, kalian semua baik-baik saja kan?” Rose menatap Josephine Bai, dan ada air mata di matanya. Dia mengerti putrinya sangat menderita.

“Aku dan Josephine sangat baik.” Vincent Lee melangkah maju dan meraih bahu Josephine Bai dan tersenyum sambil berkata: “Bibi, kami menunggu kalian kembali untuk bergabung dalam pernikahanku dan Josephine.”

Rose menatapnya dan menatap Josephine Bai lagi dan bertanya: "Kalian... apakah kalian akan menikah?"

"Ya, tetapi masih belum memastikan harinya," kata Vincent Lee.

Rose su dengan curiga mengalihkan perhatiannya ke Josephine Bai, tampaknya dia tidak menyangka semua akan berkembang menjadi seperti ini hari ini, mereka berdua bisa-bisanya memiliki rencana untuk menikah.

Dalam kontak mtaa dengan tatapan ibu, Josephine Bai menurunkan matanya dan dianggap mengakui itu secara tidak langsung.

Justin berkata dengan gembira, "Kakak ipar berjanji kepadaku sebelumnya, ketika kalian menikah, dia akan memberiku amplop uang yang besar."

“Iya, tentu saja tidak masalah.” Vincent Lee tersenyum dan mengangkat tangannya dan membelai kepala Justin, lalu memeluknya dari pengangkut bagasi: “Ayo, kta pulang.”

Sopir membantu mendorong pengangkut bagasi ke gerbang bandara, dan Josephine Bai meraih lengan Rose: "Bu, ayo pergi."

Keduanya berjalan di belakang, Rose selalu memiliki air mata di matanya, dan Josephine Bai memandang senyum justin di lengan Vincent Lee dan bertanya: "Bu, bagaimana kondisi tubuh Justin?"

Rose menatap matanya: "Perawatannya menjadi lebih baik belajangan ini, jadi dia lebih semangat dari sebelumnya, atau tidak kita tidak bisa naik ke pesawat."

“Itu bagus,” Josephine Bai sedikit lega.

Melihat penampilanjustin, dia menyadari justin yang dia lihat di telepon agak berlebihan, tetapi dia tidak membongkar ibunya karena dia tahu bahwa ibunya memiliki alasannya sendiri.

Dia dapat melihat bahwa ibu dan Justin menjadi jauh lebih kurus. Hari-hari di sana pasti tidak baik. Ibunya pasti juga terus menginginkan untuk bebas dan lepas dari kendali Fransiska Ya, sehingga dia akan melebih-lebihkan kondisi Justin. .

Novel Terkait

Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Secret Love

My Secret Love

Fang Fang
Romantis
5 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
4 tahun yang lalu
Yama's Wife

Yama's Wife

Clark
Percintaan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Ternyata Suamiku Seorang Milioner

Star Angel
Romantis
5 tahun yang lalu