Istri ke-7 - Bab 74 Mabuk (2)

"Temani aku… Tidur sejenak," bisiknya dengan suara rendah.

Josephine mengguncangnya sekuat tenaga, dengan nada masam ia berkata, "Sudah kubilang berapa kali, aku bukan Juju Zhu-mu!"

“Aku tahu," ia mengigau.

Ia tahu? Josephine berhenti melawan, dengan muka terkejut ia mengamati Claudius. Benarkah ia tahu? Benarkah Claudius tidak mengira ia adalah Juju?

Meskipun Claudius sekarang sangat malang, sangat membuat orang prihatin, tetapi kalau Josephine harus berpura-pura menjadi Juju untuk membuatnya senang, Josephine tetap tidak mau, itu adalah masalah prinsip yang sangat dasar!

"Kalau begitu… Beritahu aku, siapa namaku?" Untuk menjaga jarak, ia sengaja bergeser pelan-pelan ke tepi ranjang. Tetapi Claudius sudah menariknya ke atas ranjang sebelum ia tahu harus bagaimana, dan ia pun masuk ke dalam pelukan Claudius.

Karena ditarik seperti itu, handuk yang membelit tubuh Josephine akhirnya terlepas. Merasakan tubuhnya yang telanjang, Claudius meraba-raba tubuhnya, kemudian bangkit dan menatapnya, pandangannya menunjukkan ekspresi mengolok.

Josephine tahu ia pasti salah paham, secepatnya ia menjelaskan, "Baju tidurku satu-satunya kotor karena muntahanmu."

"Maaf…" Katanya. Tangannya tetap meraba seluruh tubuh Josephine, tubuhnya juga perlahan merespons, Josephine takut sisi barbarnya bangkit dan ia tak bisa menahannya. Ia cepat-cepat menggenggam tangan Claudius dan menatapnya dengan wajah memohon. "Aku sudah sangat lelah setelah melayanimu semalaman, bisakah ganti besok?"

Setelah mengatakan itu, ia yakin bahwa Claudius tak akan melepaskannya.

Namun setelah mendengarnya, Caudius ternyata berhenti, lalu ia memeluk Josephine.

Setelah semalaman, sebenarnya Claudius juga sangat lelah.

Keesokannya, pagi sekali Josephine sudah bangun, ia membeli bahan makanan di sekitar sana dan memasak sarapan yang sederhana.

Saat ia kembali ke mamar, Claudius kebetulan baru saja bangun.

"Sudah bangun? Tanya Josephine sambil mengamatinya.

Claudius memandangnya, lalu teringat sekilas tentang kemarin malam. Dalam hatinya ia menjerit.

Apa yang telah dilakukannya kemarin malam?!

Bersedih semalaman demi seorang wanita yang tak akan kembali, bahkan minum hingga membuat dirinya nampak menyedihkan, Claudius juga jijik sendiri melihat dirinya yang seperti itu.

"Tadi malam… Maaf merepotkan," ucapnya dengan nada lembut yang tak biasa.

Kalau itu dulu, ia selalu merasa yang dilakukan Josephine kemarin malam itu memang sudah seharusnya, karena Josephine adalah istri yang dibelinya, ia tak pernah memandang Josephine dengan sejajar dengannya karena malu.

Mungkin karena sudah lama, ia perlahan menyadari Josephine tidak sama dengan orang lain, maka sikapnya terhadap Josephine juga berubah.

Bukan hanya dirinya, bahkan Josephine juga tak terbiasa mendengarnya bicara dengan nada seperti itu. Tetapi teringat kejadian semalam, ia memang sangat diremehkan.

Josephine tertawa dan sedikit mengejeknya. "Ternyata kau masih ingat apa yang kau lakukan kemarin malam ya?"

"Apa maksudmu?" Tanya Claudius pura-pura bodoh.

"Tidak jadi," kata Josephine sambil mengambil sepotong pakaian di atas kursi dan melemparkannya pada Claudius, "Cepat pakai baju, jangan sampai masuk angin, dan juga setelah mandi cepatlah turun dan sarapan." Setelah mengatakannya Josephine langsung keluar dan turun ke ruang makan.

Claudius mandi, selesai mandi seluruh tubuhnya terasa segar dan bersih. Saat ia berjalan melewati kamar, sorot matanya tak sengaja melihat kantong belanja di atas sofa, logo di tas belanja itu adalah logo toko jubah yang kemarin malam.

Langkahnya terhenti sebentar, kemudian ia kembali berjalan ke arah pintu.

Di saat sarapan, Claudius menyantap bubur daging dengan lahap, ia duduk di hadapan Josephine, sambil makan, ia melihat-lihat halaman internet, di layar handphonenya terlihat keadaan lalu lintas Kota Surabaya.

Josephine sudah sangat lama tidak ke Surabaya, banyak tempat yang sudah berubah, selagi ada kesempatan ia ingin ke sana lagi melihat-lihat.

"Hari ini kau rencana pergi ke mana?" Tanya Claudius tiba-tiba.

"Aku tak tahu, masih sedang mencari," jawabnya secara asal, Josephine mengatakannya sambil makan, bahkan tanpa mengangkat kepalanya.

"Mau kutemani?"

"Eh?" Josephine akhirnya mengangkat kepalanya, dengan kaget mengamati Claudius.

Apakah ia tak salah dengar? Claudius berinisiatif mengajaknya pergi jalan-jalan? Ini sama sekali tidak seperti dirinya!

Kemarin saat memohon padanya untuk menemaninya jalan-jalan, sudah memohon selama apapun, Claudius tetap tidak bergeming, akhirnya Claudius mengantarnya karena Josephine tak ada kendaraan untuk pergi.

"Bagaimana? Tak perlu?" Kata Claudius dengan tak senang. Pertama kalinya ia berbaik hati, ternyata tak mendapatkan respon gembira yang ia inginkan.

Claudius bisa berinisiatif menemaninya jalan-jalan, tentu saja Josephine sangat senang, tetapi Josephine juga bukan orang yang tak mempedulikan orang lain sibuk atau tidak demi kesenangannya sendiri.

"Tapi… Bukannya hari ini ada urusan penting yang harus kau urus?" Kata Josephine sambil memandangnya, kemarin saat ia belum sampai di rumah, ia menerima telepon dari Asisten Yan yang mengingatkannya untuk jangan membuat Claudius pulang terlalu malam, karena besok ia harus mengurus suatu hal.

"Tak apa, aku akan minta Sam menemaniku," kata  Josephine sambil tertawa, kemudian ia bertanya, "Oh ya, apakah Sam akhirnya kau pecat?"

"Tidak," jawab Claudius sambil menunduk, melanjutkan makan bubur.

Berhubung Josephine sudah berkata demikian, ia tak melanjutkan mencari alasan untuk membuatnya senang, lagipula ia memang mempunyai urusan penting yang harus diselesaikan hari ini.

Awalnya ia berpikir untuk menyuruh Asisten Yan mengurusnya, dengan sungguh-sungguh menemani Josephine jalan seharian untuk membalas budi soal kemarin.

"Kupikir kau memecatnya, luar biasa, benar-benar bos yang baik hati," ucap Josephine sambil mengacungkan jempol padanya dan tersenyum lebar memujinya.

Claudius memandangnya sekilas, ia sendiri juga mengira dirinya akan memecat Sam.

Nampaknya akhir-akhir ini dirinya berubah banyak, dan yang membuatnya berubah tak lain adalah wanita di depannya yang bahkan tidak punya banyak pencapaian, dan punya banyak kegagalan itu.

Josephine dan Claudius berangkat bersama, setelah turun dari mobil, Claudius menyuruh Sam menemani Josephine.

Sam adalah anak laki-laki yang lincah dan riang, mengenai masalah ia akan dipecat kemarin malam, ia juga telah mendengarnya.

Begitu melihat Josephine, ia pun menangis saking senangnya. "Nyonya muda, kemarin malam terima kasih sekali, terima kasih."

"Kemarin malam?" Tanya Josephine sedikit bingung, ia bahkan tak memasukkan masalah itu dalam hati.

"Aku sudah dengar dari Asisten Yan, andalah yang memohon pada Tuan Chen demi aku, sehingga aku masih bisa bekerja," ucap Sam sambil tertawa, "Kemarin aku tidak seharusnya pergi tanpa izin, membuat Tuan Chen tak ada kendaraan."

Kalau dulu, ia pasti sudah dipecat.

"Itu hanya hal kecil, tak perlu dibahas, lain kali kerjalah dengan lebih baik lagi," ujar Josephine sambil tersenyum padanya.

"Pasti!" Jawab Sam dengan suara keras

Novel Terkait

Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
3 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
3 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
3 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Pria Misteriusku

Pria Misteriusku

Lyly
Romantis
3 tahun yang lalu