Istri ke-7 - Bab 130 Dunia Berdua (1)

“Joshua masih belum pulang, aku juga tidak bisa tidur dengan nyenyak.” Kata Nyonya Shen dengan khawatir.

“Ada apa dengan Joshua?” tanya Claudius.

“Sally masih saja belum pulang, jadi dia pergi mencarinya bersama dengan Chelsea.” Nyonya Shen mengeluh, “Jika tahu Gunung Bintang begitu bahaya, aku tidak akan membiarkan kalian pergi.”

“Memang benar, awalnya ingin berlibur kesini, tapi malah datang menderita.” Nyonya Besar Chen melirik dan menyalahkan Shella. Shella bergegas berkata, “Maafkan aku, ini semua salahku, aku tidak seharusnya memasukan Gunung Bintang dalam rencana kita.”

Telepon Nyonya Shen tiba-tiba berbunyi, dia bergegas mengeluarkan teleponnya dan menjawab panggilan, lalu ekspresinya berubah tegas, setelah meletakkan telepon, dia berkata dengan suara gemetaran, “Chelsea menelepon, Sally kecelakaan, sekarang sedang berada dirumah sakit Duta Harapan.”

“Apa?” semua orang terkejut, mereka saling bertatapan, “Apa yang terjadi, mengapa berada dirumah sakit?”

“Katanya kecelakaan mobil, sangat parah.”

“Mengapa bisa kecelakaan mobil?” Shella mendekat dan memegang tangan Nyonya Shen dengan panik dan berkata, “Bibi, apakah kamu tidak salah dengar? Bukankah Sally tadi sudah pulang sejak pagi? Bagaimana bisa......?”

“Aku juga tidak tahu, Chelsea tidak mengatakan apa-apa.”

“Kalian jangan panik dulu, bairkan aku pergi kerumah sakit dulu saja.” Seusai berkata, Claudius bersiap akan turun dari kasur, Shella berjalan kedepannya dan mencegatnya, “Tuan Muda, tubuhmu masih sakit, biarkanlah aku dan bibi yang pergi dulu saja.”

Nyonya Besar Chen juga berkata, “Benar, Claudius, kamu tidak perlu kesana-kemari, biarkan bibi dan pamanmu pergi dulu dan lihat apa yang terjadi.”

Claudius merenung sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

Tatapan Claudius jatuh di Shella, seperti sengaja dan juga seperti tidak sengaja, “Shella bagaimana bisa Sally kecelakaan mobil, bukankah kamu turun bersamanya dan Josephine?”

Shella sudah mempersiapkan kata-kata untuk mengelabui mereka, “Kami terpisah saat mau turun.”

Untuk mencegah lebih banyak orang mengeluarkan pertanyaan, Shella bergegas memegang tangan Nyonya Shen dan berjalan keluar sambil berkata, “Bibi, kita cepat lihat kesana, lihat bagaimana luka Sally.”

Suami istri Shen pergi kerumah sakit bersama Shella, ketika sampai, Sally sudah dipindahkan ke ICU, setelah bertemu dengan Joshua dan Chelsea, Shella bergegas bertanya, “Bagaimana kabarnya sekarang? Mengapa Sally bisa kecelakaan? Dimanakah lukanya?”

Chelsea melirik Joshua yang sedih disampingnya, dan melihat orang tuanya lalu berkata dengan suara pelan, “Kata dokter, kakak ipar mengalami luka parah di kepalanya, dan kaki kirinya retak, saat ini masih dalam bahaya, dan kedepannya mungkin saja akan cacat.”

“Hah? Begitu parah?” Nyonya Shen menjerit.

Shella malah merasa kecewa, kecelakaan yang begitu parah masih tidak membuatnya mati ditempat, benar-benar tidak adil!

Tadi ketika dia naik taksi turun dari gunung, dia jelas-jelas melihat mobil itu sudah terbakar, awalnya dia masih mengira kecelakaan yang parah begitu pasti akan membakar Sally hingga menjadi abu.

Meskipun sekarang masih dalam tahap bahaya, namun apa yang terjadi jika dia tiba-tiba hidup kembali? Sampai saat itu dia pasti akan mengatakan bahwa dirinya adalah pembunuh.

Lagi pula jika Sally cacat juga tidak ada keuntungannya bagi dia, malah lebih mudah untuk membangkitkan rasa dendam wanita ini, pertarungan diantara mereka berdua akan menjadi lebih parah, lebih kejam.

Dia menghirup nafas dan bertanya, “Apakah dokter mengatakan seberapa besar kemungkinan dia untuk bisa hidup?”

“Dokter tidak mengatakannya.” Chelsea masih takut, “Katanya mobil kakak ipar menabrak batu dan terbalik, untung saja setelah beberapa saat ada mobil yang datang dan menolongnya keluar dari mobil, jika tidak benar-benar tidak bisa dibayangkan.”

“Ketika aku turun, aku melihat ada sebuah mobil yang kebakaran, tapi aku tidak mengira bahwa itu adalah mobil Sally.” Bisik Shella.

Ketika naik gunung, Shella menggunakan jalanan kurang bagus sebagai alasan untuk menggunakan mobil dari resort, jika tidak semua kejadian ini juga tidak akan begitu sukses.

Tidak, ini masih belum cukup sukses, dia menginginkan Sally mati!

Dia membantu Nyonya Shen duduk dan berkata, “Bibi, kamu juga tidak perlu terlalu khawatir, kakak ipar akan membaik.”

“Iya, semoga begitu.” Kata Nyonya Shen.

Setelah mendengar Sally kecelakaan, orang pertama yang terbayang di benak Josephine adalah Shella, ketika dia mempertanyakan hal ini, Shella hampir saja menamparnya, dan berkata dengan marah, “Tolong jaga perkataanmu, jika orang lain mendengarkannya, mungkin saja mereka akan mengira aku yang melakukannya.”

Josephine menatapinya dan berkata, “Aku hanya ingin mengingatkanmu, jangan terlalu berlebihan, jika tidak kamu sendiri akan menerima akibatnya.”

Dia tahu Shella kejam, namun dia tidak mengira bahwa dia sama sekali tidak menganggap sebuah nyawa, jika Sally mati, maka dia akan menjadi pembunuh bukan?

“Terima kasih tapi kamu tetap jagalah dirimu sendiri.” Seusai berkata, Shella berbalik badan dan meninggalkan tempat itu.

Josephine tidak turun untuk sarapan, bukan karena tidak lapar, melainkan karena takut bertemu dengan Claudius, meskipun sudah dipastikan dia tidak menyadari perbedaan, namun bagaimanapun juga tadi malam dia menolongnya, ini tidak diperbolehkan.....!

Setelah beberapa saat, barulah dia turun, awalnya dia mengira setelah sarapan Claudius akan kerumah sakit atau mungkin istirahat dikamar, namun tidak disangka dia bertemu dengannya di tangga.

Melihat sosoknya, Josephine secara otomatis mundur dan menyapanya dengan sopan, “Tuan Claudius, selamat pagi.”

Gerakan kecilnya ini tidak terkabur dari tatapan Claudius, Claudius tersenyum dalam hati, lalu menatapi Josephine dengan tatapan tajam, “Tadi malam kamu yang menolongku?”

Dibenak Josephine kosong, dia menganggukkan kepalanya, “Iya, kebetulan bertemu denganmu, tidak termasuk pertolongan, karena aku tidak membantumu apapun.”

“Tapi kamu terluka karena digigit olehku.” Claudius tiba-tiba mengulurkan tangannya dan mengangkat tangan Josephine yang terluka, dan melihat lukanya lalu berkata, “Aku dengar sangat parah, hingga terlihat tulang.”

Josephine terkejut dengan gerakannya ini, dan berusaha mengelak, dan tersenyum, “Tidak separah itu, dan sudah tidak sakit.”

Benar, kali ini gigitannya lebih dalam dan lebih sakit dari pada dua kali itu, meskipun sudah membaik setelah satu malam, namun setelah ditarik olehnya, rasa sakit kembali terasakan.

Rasa sakit membuat keningnya mengeluarkan keringat dingin, Josephine terus mengelak darinya, namun bagaimanapun juga dia tidak bisa melepaskan tangan Claudius, hingga...... kain kasa putih terpenuhi dengan warna merah.

Claudius bukan tidak melihat jejak darah di tangannya, terlihat dia tersenyum dan melepaskan tangannya dan melihat Josephine bergegas menarik kembali tangannya.

Novel Terkait

Love In Sunset

Love In Sunset

Elina
Dikasihi
5 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu
Pengantin Baruku

Pengantin Baruku

Febi
Percintaan
3 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Cinta Adalah Tidak Menyerah

Cinta Adalah Tidak Menyerah

Clarissa
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu