Istri ke-7 - Bab 146 Orang Cacat (2)

Tak ia sangka karyawan di sini ternyata berlaku seperti ini, bahkan 2 orang gadis lain yang sedang di dalam toko itu ikut menghampiri, dengan wajah simpati mereka memelankan suara dan berkata, "Benarkah? Bagian apa yang bermasalah? Jelas-jelas ia terlihat sangat sehat."

"Benar, jelas-jelas kelihatannya sangat sehat, bagaimana mungkin ia tak mampu?"

"Setampan itu, ternyata ia orang yang cacat? Sayang sekali..."

Josephine kehabisan kata-kata, itu hanya sebuah candaan, bisa tidak jangan begini!

"Hehe... Kalau tidak mana mungkin ia menikahiku."

"Benar juga, aku barusan juga berpikir, pasti kau memperlakukannya secara khusus, kalau tidak pria kaya dan tampan seperti itu, mana mungkin mau denganmu..."

"Ehem..." Karyawan toko itu akhirnya buka suara, ia masih berencana menjual pakaian itu untuk mendapat komisi.

Perempuan itu juga menyadari wajah Josephine menjadi tidak enak, ia pun segera memperbaiki ucapannya, "Uh... Maaf, maksudku pria kaya biasanya tidak suka menikah dengan artis."

Setelah berkata demikian, ia buru-buru menyingkir ke samping.

"Keasyikan mengobrol ya?" Kata Claudius akhirnya bersuara, lalu berdiri dari sofa dan berjalan ke arah mereka.

Wajah para gadis itu berubah, tak berani berkata-kata lagi.

Hanya Josephine yang bertanya padanya, "Katakan sejujurnya, apakah aku jelek?"

"Tak begitu cantik," ujar Claudius.

"..."

"Sekarang giliranmu menjawab dengan jujur, apakah benar ada masalah di bagian ituku?"

Josephine tetap tak bisa berkata-kata.

"Katakan."

"Sebenarnya lumayan."

"Cuma lumayan?"

"Sangat hebat!" Seru Josephine padanya sambil mengacungkan jempolnya, dalam hati ia berpikir ia pasti akan mampus nanti malam.

Hah, semua ini salahnya, sebenarnya alasan apa saja bisa membebaskannya dari keramahan karyawan itu, kenapa ia malah mengatakan hal yang gampang membuat Claudius marah?

Claudius tetap tidak puas, bagaimanapun hal ini adalah pelecehan bagi seorang pria, ia merangkul pinggang Josephine dan menariknya, lalu berbisik di telinganya, "Kau sudah menghancurkan citraku, katakan, apa perlu aku membawamu ke kamar pas untuk membuktikan kemampuanku yang sesungguhnya?"

"Tidak perlu, ini hanya bercanda," kata Josephine tertawa garing sambil memandang para gadis, "Sebenarnya aku merasa mereka lebih cantik dariku, aku khawatir mereka merebutmu, sehingga aku bilang kau tidak mampu."

Karyawan itu ikut tertawa di sebelahnya dan berkata, "Ternyata salah paham, salah paham..."

Karyawan lainnya mengambil daster dari rak dan memberikannya pada Josephine. "Nyonya, Anda ingin pakaian tidur yang nyaman dan murah bukan? Yang ini sangat nyaman, terbuat dari katun."

"Baik, tolong ambilkan aku yang berukuran besar dan tolong bungkuskan," kata Josephine ingin cepat-cepat menyelesaikannya.

Setelah membali dua pasang baju tidur dan beberapa pasang pakaian dalam, mereka akhirnya berencana pergi.

Saat mengantarkan mereka, para karyawan bersikeras untuk bertanya pada Claudius, "Tuan, apakah Anda benar tidak mempertimbangkan untuk membeli pakaian dalam dan baju tidur yang seksi?"

Claudius menoleh melihatnya sambil tertawa. "Tidak perlu, penampilannya yang sedang memakai kemejaku jauh lebih merangsang daripada pakaian tidur yang seksi."

Para karyawan itu melongo.

Wajah mungil Josephine pun memerah.

Dalam hati ia berpikir pria ini benar-benar lebih terang-terangan daripada bayangannya, ia berani mengatakan apa saja.

Tetapi... Ia benar-benar tidak menyangka, dirinya yang mengenakan kemeja Claudius itu ternyata begitu menggairahkan baginya, untungnya hari ini ia membeli pakaian tidur, kalau tidak ia sendiri tidak akan tahu kalau setiap malam ia melakukan hal yang menggugah seekor serigala dan membahayakan dirinya sendiri.

"Apakah masih mau membeli sesuatu?" Tanya Claudius.

"Tidak perlu, sudah cukup," jawab Josephine.

"Kalau begitu mari pulang."

"Oh," ucap Josephine yang sebenarnya ingin bertanya apa yang akan mereka lakukan kalau pulang seawal ini, sekarang masih termasuk awal, masih bisa ke bioskop untuk menonton. Namun sebelum ia buka mulut, ia tiba-tiba melihat seseorang yang familiar, ternyata itu Henry dan seorang wanita asing!

Josephine tertegun, wanita di sisi Henry bukanlah Susi!

Wanita itu sangat cantik, tubuhnya berisi, yang paling membuatnya terkejut adalah Henry menggendong seorang bayi yang sepertinya berumur sekitar 3-4 bulan, mereka baru saja keluar dari area keperluan ibu dan anak.

Mereka di saat itu juga melihat Claudius dan Josephine, wajah mereka pun sama kagetnya.

"Kebetulan sekali," ujar Henry sambil tersenyum pada mereka.

Claudius membalas senyumannya dengan senyum ejekan. "Kalian sangat tersembunyi ya."

Fanny tetap dengan senyuman genitnya menatap Claudius dan berkata manja, "Tuan Chen tolong bantu kami merahasiakannya, kalau tidak Nyonya Qiao akan membunuhku."

"Apa kau tidak takut pada Nyonya Qiao?"

"Tentu saja," kata Fanny tertawa sombong, "Tetapi ini hanya sementara, tunggu aku melahirkan anak laki-laki, aku akan membuatnya berlutut dan memohon padaku! Benar kan, Tuan Qiao?"

Fanny berjinjit lalu mengecup pipi Henry, kemudian merapikan topi anaknya.

Josephine memperhatikan bayi perempuan kecil yang gendut, putih, dan lincah di pelukan Henry itu, dalam hati ia masih tetap dalam keadaan kaget. Ia tahu hubungan Susi dan Henry tidak baik, tetapi ia sama sekali tidak menyangka Henry menutupi fakta bahwa ia punya anak lain dari Susi.

Henry menyentil dahi Fanny, kemudian menunjuk Josephine dengan dagunya. "Jangan asal bicara, ini Nyonya Chen ini adalah sahabat baik Susi."

"Sahabat baik?" Ujar Fanny terkejut, lalu mengamati Josephine.

Josephine akhirnya perlahan sadar, lalu memelototi Henry dan berkata dengan murka, "Apa ini anakmu?"

Tanpa menunggu Henry menjawab, Fanny juga berkata marah, "Apa maksud perkataanmu ini? Masa aku punya laki-laki lain lagi? Aku beritahu ya, kalau bicara itu harus bertanggung jawab!"

Setelah berkata demikian, ia merangkul lengan Henry dan dengan tergesa-gesa berkata, "Tuan Qiao, jangan dengarkan perkataannya, anak ini jelas adalah anakmu."

Henry tersenyum menenangkannya, kemudian berkata pada Claudius, "Kita janjian lagi lain hari, hari ini mari kita jalan sendiri-sendiri."

"Baik," kata Claudius mengangguk, kemudian merangkul Josephine hendak mengajaknya pergi.

Tetapi Josephine malah tiba-tiba berusaha keluar dari pelukannya, kemudian mengarah ke depan Henry dan Fanny yang telah berbalik badan dan bersiap pergi, ia dengan murka memelototi Henry dan berkata, "Henry kau sungguh keterlaluan! Apakah Susi tahu? Ia baru istrimu yang sesungguhnya! Bagaimana bisa kau punya anak lain di belakangnya? Apakah kau begini tidak merasa bersalah padanya?"

"Susi sendirilah yang tidak mau punya anak!" Sahut Fanny menentang Josephine di depan Henry, "Tuan Qiao memang tidak ada perasaan apapun pada sahabatmu itu, cepat atau lambat mereka akan bercerai!"

"Bagaimana kau tahu mereka akan bercerai?" Tanya Josephine dengan marah, kemudian ia menampar wajah Fanny, "Dasar selingkuhan tidak tahu malu, sudah merebut suami orang masih berani bicara seakan-akan kamu yang benar, kamu ini tahu malu atau tidak sih? Aku peringatkan kau, sebaiknya jangan sampai Susi tahu, kalau tidak ia akan benar-benar membunuhmu."

"Kau berani menamparku? Susi wanita rendahan itu saja tak berani, kau bisa-bisanya..." Ujar Fanny maju hendak berkelahi dengan Josephine. Saat itu pula Claudius menarik Josephine kembali, kemudian tertawa kecil dan berkata, "Ini masalah pribadi orang lain, jangan kau pedulikan."

Henry juga menjulurkan tangannya menarik Fanny kembali, dengan tidak senang mengkritiknya, "Di depan khalayak ramai begini, kau ini mau berkelahi?"

"Suamiku, ia menamparku," ucap Fanny sambil menunjuk wajahnya yang sakit.

Novel Terkait

Rahasia Seorang Menantu

Rahasia Seorang Menantu

Mike
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Awesome Husband

Awesome Husband

Edison
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Dalam

Cinta Yang Dalam

Kim Yongyi
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu