Istri ke-7 - Bab 67 Diusir dari rumah (3)

“Apa yang sedang kamu lakukan?” dari belakang tiba-tiba terdengar suara yang sangat dingin.

Josephine Bai ketakutan hingga berteriak, dengan cepat membalikkan badan, dalam kegelapan, bayangan Claudius Chen tinggi dan dingin.

Dia menganga, merasa sulit bernafas.

Claudius Chen dengan cepat mengenggam tangannya, mendorongnya kedepan peti mati, tangan satunya membuka seluruh kain di atas peti mati. Dia menunjuk wanita yang sedang tidur dengan tenang sambil mengertakan gigi berkata:” Ini adalah kebenaran yang selalu kamu cari, sekarang akhirnya kamu sudah mengetahuinya, memangnya bisa apa? Apakah kamu bisa mengubahnya?

“Aku.... Keluarkan aku.”

Claudius Chen tidak melepaskan tangan, malah menggunakan tangan yang tadinya memegang lengannya , menjadi mencekik lehernya :”Kata Guru Wang, hanya dengan dia hidup kembali, aku baru memiliki kesempatan untuk terus hidup, bagaimana? Apakah kamu bisa mengeluarkan jantungmu dan memberikannya kepadanya agar dia tetap hidup? Apakah kamu bisa?

“Tidak mau!Lepaskan aku, biarkan aku keluar!”Josephine Bai sedang berusaha memberontak, berteriak.

“Kenapa buru-buru ingin keluar? Bukankah kamu ingin mengetahui kebenaran? Bukankah kamu ingin tahu berapa lama aku bisa bertahan hidup?

“Lepaskan.....”Josephine Bai yang sebelummya karena ketakutan jadi sulit bernafas di cekik oleh Claudius Chen menjadi semakin sulit bernafas, matanya menjadi gelap, akhirnya kehabisan tenaga dan pingsan dalam pelukannya.

Josephine Bai kembali memasuki mimpi buruk, sejak menikah ke keluarga Chen dia sering mengalami mimpi buruk, hanya saja setiap mimpi buruk tidak semengerikan mimpi hari ini, dia bangun sambil berteriak ketakutan.

Diluar jendela langit sudah terang, jam di dinding sudah menunjukkan pukul delapan.

Dia mengangkat tangan dan menyentuh keringat dingin diwajahnya, menutup mata, seluruh isi mimpi muncul dalam otaknya.

Dalam mimpi, dia sendirian pergi ke balai peringatan keluarga Chen yang aneh itu, melihat lukisan 《Nyonya Jing》, juga melihat wanita yang berbaring dengan tenang di peti mati kristal, Lalu Claudius Chen muncul.......

Josephine Bai dengan cepat membuka kedua matanya, ini bukan mimpi, ini adalah kenyataan!

Semalam dia sungguh-sungguh pergi ke balai peringatan, sungguh kesana, Claudius Chen juga benar-benar mengatakan hal itu kepadanya....!

“Sudah bangun?” dari samping terdengar suara yang acuh tak acuh.

Josephine Bai terpaku sebentar, baru menyadari tidak tahu kapan Claudius Chen masuk ke kamarnya, kedua tangannya terlipat di dadanya raut wajahnya tidak senang dan sedang bersandar di konter.

“Tuan muda Chen?”Josephine Bai segera bangun dan duduk diatas ranjang, melihatnya: “Semalam.......”

“Semalam kamu diam-diam pergi ke balai peringatan, dan pingsan karena ketakutan di lobby, seorang pelayan pria yang membawamu keluar.” Claudius Chen berebut bicara duluan, nada suaranya kedengaran sangat tidak senang.

“Pingsan karena ketakutan di lobby? Bukan di aula belakang?”

“Nona Bai, aku rasa kamu tidak cocok terus tinggal di keluarga Chen.” Claudius Chen berdiri tegak, berjalan maju kedepan, membungkukkan badan dengan dekat melihatnya:” Kamu yang pertama yang berani tidak mempedulikan peraturan keluarga Chen.”

“Aku.......” Josephine Bai menjadi bingung.

Apakah semalam dia benar-benar pingsan di aula? Kalau begitu bagaimana dengan lukisan 《Nyonya Jing》? Apakah smeuanya hanya ilusi yang diakibatkan mimpi buruknya?

Apakah seperti yang dikatakan orang, wanita hamil mudah membuat ilusi.

“Apakah di dalam balai peringatan sungguh tidak ada wanita yang bernama Lynn Jing?" Dia tidak takut mati dan bertanya kepada Claudius Chen.

“Apa maksudmu?” Claudius Chen mengerutkan dahi.

“Itu.....” Josephine Bai juga tidak bisa mengatakannya dengan jelas, karena bahkan dirinya tidak bisa membedakan itu mimpi atau kenyataan.

“Kamu sekarang sedang mencari alasan atas kesalahan yang kamu lakukan?”

“Bukan.” Josephine Bai menggelengkan kepala:” Maaf, aku hanya penasaran ada apa di dalam balai peringatan, kenapa tidak ada yang boleh mendekatinya.”

“Siapa yang mengatakan kepadamu didalamnya ada sesuatu?” dari mata Claudius Chen terpancarkan tatapan berbahaya, Josephine Bai ketakutan dibuatnya, seluruh tubuhnya gemetaran lalu menggelengkan kepala.

Sally Lin yang memberitahu dia ada rahasia di balai peringatan, tapi Sally Lin mengatakan semua itu hanya rumor, dan juga berkali-kali mengingatkan agar dirinya jangan pergi mencari tahu kebenaran, dia tidak boleh mengkhianati Sally Lin!

Pintu kamar terbuka, Pengurus He masuk ke dalam.

Dia melihat Josephine Bai di ranjang, berkata kepada Claudius Chen:” Tuan muda, Nenek Tua Chen mendengar nona muda menerobos masuk balai peringatan sangat marah, lalu mengatakan ingin menghukumnya sendiri lalu mengusirnya dari rumah.”

Mendengar perkataan Pengurus He, Josephine Bai gemetaran, Nenek Tua Chen marah sangat menakutkan!

Dia melihat Claudius Chen untuk meminta pertolongan, Claudius Chen malah tidak menerima permohonannya, dengan acuh berkata:” Yang penting Nenek senang.”

Mengatakan perkataan ini, berbalik berjalan menuju pintu kamar.

Saat Josephine Bai dibawa oleh Pengurus He ke kamar nenek, melihat nenek sangat marah raut wajahnya kusam berjalan mondar mandir didepan jendela.

Melihatnya masuk, mata Nenek Tua Chen melihatnya dengan penuh amarah berkata:” Berlutut!”

Sudah zaman apa, tidak ada apa-apa menyuruh berlutut. Meskipun Josephine Bai tidak ingin berlutut, tapi demi mengurangi hukuman, demi keselamatannya dan bayinya, lebih baik dia menurut dan berlutut.

Usia Nenek Tua Chen sudah tidak muda, tapi tubuhnya sangat sehat, dengan beberapa langkah sangat cepat mendekatinya, menampar kedua pipinya, dengan marah berkata:” Apakah Pengurus He ada memberitahumu tidak boleh pergi ke balai peringatan? Ada tidak?!”

Mendapatkan dua tamparan, Josephine Bai hanya merasa kedua pipinya sangat panas dan sakit.

Dia berusaha menahan air matanya dan menganggukkan kepala.

“Jika ada memberitahumu, kalau begitu kamu jelas-jelas sudah tahu tapi sengaja melanggarnya?” Nenek Tua Chen semakin murka, menggunakan tongkat memukul tubuhnya.

Josephine Bai kesakitan dan berteriak, tubuhnya sedikit gemetar terlungkup diatas lantai.

Nenek Tua Chen menutup kedua matanya, dengan dingin berkata:” Cepat telepon dan suruh orang untuk membawanya pergi!”

Pengurus He mengiyakan, berjalan muju telepon den mulai menelepon.

Josephine Bai tahu perkataan nenek untuk membawanya pergi bukan mengembalikannya ke rumah orang tuanya, juga bukan membuangnya keluar, tapi membawanya ke suatu tempat yang tidak ada siapapun yang dapat menemukannya, kelak akan sulit baginya untuk kembali ke kota C.

Tidak, dia tidak boleh hidup dibawah kendali orang lain, dia masih harus pergi mencari ibu dan adiknya.

Air matanya mengalir tak terkendali, dia merangkak, memeluk kedua kaki nenek. Nenek Tua Chen ingin menyingkirkannya, seluruh wajahya penuh dengan rasa jijik:” Minggir! Jangan mengotori bajuku!”

“Aku hamil.” Josephine Bai menelan ludah dan berkata.

Jika bukan karena tidak ada cara lain, dia tidak akan memberitahu soal ini, dia masih berpikir setelah tiga bulan akan bertukar jati diri dengan Shella Bai, lalu hidup diam-diam dengan anaknya, tapi tidak bisa jika dia tidak mengatakannya sekarang.

Mendengar perkataannya, Nenek Tua Chen terlihat terpaku, amarah dalam wajahnya juga langsung memudar, melihatnya dengan ekspresi tidak percaya:”Apa yang kamu katakan?”

“Aku hamil.” Dengan bercucuran air mata dia kembali mengucapkannya.

Tak di sangka pada akhirnya yang menyelamatkannya adalah anak yang berkali-kali ingin dia gugurkan.

Sudut bibir Nenek Tua Chen yang semula diam bergerak, mengeluarkan sebuah senyuman, tapi nada suaranya tetap penuh curiga bertanya:”Benarkah?”

Josephine Bai menganggukkan kepala.

Dia juga tidak berani berbohong soal ini, Meskipun Nenek Tua Chen seperti nya sudah percaya, tapi......

Dia melihat Josephine Bai dari atas ke bawah menanyakan kecurigaannya:” Jika sudah hamil, kenapa dulu kamu tidak pernah mengatakannya? Kamu tahu aku sangat menantikan kehamilanmu.”

“Karena...... tuan muda tidak hanya sekali memperingatkanku, aku tidak boleh hamil, aku takut jika dia tahu akan memaksaku mengaborsi anak ini.” masalah sudah menjadi seperti ini, Josephine Bai hanya bisa bicara sesuai kenyataan.

“Kalau begitu kamu juga menutupinya dariku.” Nenek Tua membuang tongkatnya, membungkukkan badan mengangkatnya berdiri, Pengurus He bergegas pergi memegang lengannya yang sebelah lagi, memapahnya ke sofa.

“Bagaimana? Apakah tadi ada melukai anak?” Nenek Tua Chen dengan khawatir segera melihatnya dari atas hingga kebawah, merasa bersalah dan tidak berdaya dan menyalahkan:” Seharusnya saat kamu masuk langsung memberitahu nenek, jika tahu kamu hamil, apakah nenek tega memukulmu?”

Tangan Nenek Tua Chen dengan pelan memegang kedua pipinya yang merah karena ditampar, sangat khawatir.

Josephine Bai pertama kali melihat Nenek Tua Chen ramah seperti ini, Nenek Tua Chen yang seperti ini malah membuatnya tidak nyaman, seperti duduk di atas jarum. Terutama tangan yang baru saja membelai wajahnya, jelas-jelas sangat lembut dan perhatian, tapi dia malah merasa sangat menderita seperti tergores pisau.

Novel Terkait

Terpikat Sang Playboy

Terpikat Sang Playboy

Suxi
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
4 tahun yang lalu
 Habis Cerai Nikah Lagi

Habis Cerai Nikah Lagi

Gibran
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
4 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
 Istri Pengkhianat

Istri Pengkhianat

Subardi
18+
4 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu