Istri ke-7 - Bab 127 Punya Kehendak Masing-Masing (1)

Dari Jakarta sampai ke Bogor, lewat jalan tol satu jam lebih sudah sampai, saat Nyonya Lee sekeluarga tiba di desa wisata, keluarga Chen dan keluarga Shen semua sudah sampai, mereka semua sedang mengitari taman bunga di area hotel.

Meskipun ada 2 keluarga, namun total hanya 7-8 orang,ditambah 4 orang dari keluarga Lee, kebetulan cukup untuk duduk bersama di satu meja bulat.

Hotel ini adalah vila terbesar di Bogor dengan taman bunga yang sangat besar. Halamannya sangat luas, fasilitasnya lengkap, kamarnya total ada 20 lebih.

"Nek, suka tidak tinggal di sini?" Kata Shella untuk menarik hati nenek, "Kalau kau tidak suka, kita bisa ganti model lain, di pantai sana ada rumah kayu kecil, di dekat gunung sana ada rumah panggung, semua fasilitasnya sangat bagus."

Nenek meminum seteguk teh, lalu mengamati sekelilingnya dan berkata, "Orang kita banyak, di sini saja."

Shella mengangguk. "Iya, aku merasa bangunan seperti ini lebih baik untuk rombongan, saat malam kita semua bisa minum teh dan mengobrol di taman."

Kata Shella, lalu berjalan ke samping Claudius dan duduk, kemudian merangkul lengannya dan tersenyum ceria. "Claudius, apa kau mau minum sesuatu? Aku ambilkan untukmu."

Claudius mengalihkan pandangannya dari Vincent dan Josephine yang berada di pintu masuk. Ia memandang Shella dan tersenyum kecil. "Tidak perlu, aku temani nenek minum teh saja."

Nyonya keluarga Shen, Selly, mengamati Shella, lalu memujinya dengan senyum lebar, "Wah Shella perhatian sekali, memikirkan apapun dengan menyeluruh."

"Tante, masa aku tidak perhatian sih?" Kata Sally muncul dari belakang Nyonya Shen sambil memukul manja punggungnya dan tertawa.

"Kamu sih, kalau kau yang mengurus pernikahanmu dengan Joshua, baru aku akan merasa kau perhatian," kata Selly mengejeknya sambil tertawa.

"Tante, aku dan Joshua sibuk, beri kami waktu sedikit," kata Sally memohon, tangannya dirapatkan seperti saat sedang berdoa, lalu ia tertawa lagi dan melanjutkan memijat bahu nenek.

"Sally juga anak yang perhatian, Joshua tidak salah pilih," kata nenek menepuk-nepuk punggung tangan Sally.

Joshua langsung menentang, "Eh, nenek, jangan memujinya, ia akan besar kepala."

Mendengar perdebatan mereka, semua orang tertawa.

Nyonya Lee yang berdiri di pintu masuk pelan-pelan berjalan ke sebelah Vincent dan Josephine, dengan suara pelan memperingatkannya, "Lihatlah orang itu pandai bicara, begitu bisa mendapatkan hati orang, kalian cepatlah ke sana dan menyapa nenek. Ingat, ia suka orang lain memanggilnya nenek, dan suka digoda."

Josephine dan Vincent saling bertatapan, ia bisa menggoda anak kecil, tetapi ia tak berpengalaman menggoda orang dengan kedudukan setinggi nenek begini, bahkan berdiri di depan nenek saja ia mungkin akan grogi, apalagi menarik hatinya?

Tentu saja, mereka tetap harus menyapa.

Vincent merasakan kecemasan Josephine, ia pun menggenggam tangan mungil Josephine dan berbisik, "Jangan khawatir, ada aku."

Mendengar itu, Josephine sedikit lebih tenang, lalu berjalan dengannya ke depan orang banyak itu.

Kedua orang itu menyapa nenek dan keluarga Shen, lalu menyapa para sesepuh.

Sally mengamati Josephine di hadapannya itu, dandanan yang norak, rok yang seksi, sepatu hak tinggi yang mencapai 10 cm. Ia tiba-tiba tertawa kecil. "Kak Vincent. Dengar-dengar kalian mau menikah?"

"Benar, tanggal 6 bulan depan, ingatlah untuk datang ke pesta," kata Vincent sambil tersenyum.

"Tentu, aku dan Joshua pasti akan datang," kata Sally lalu memandang Josephine, "Kakak ipar berdua ini benar-benar sangat mirip ya, seperti saudari kembar saja."

Josephine tersenyum kecil. "Kita kan saudari kandung."

Karena diperhatikan oleh orang sebanyak ini, sekujur tubuh Josephine terasa canggung, ia ingin menarik Vincent dan pergi, tetapi ia terpaksa menuruti permintaan Nyonya Lee, ia pun bertanya pada nenek, "Nenek, di perjalanan tadi lelah ya?"

Nenek memandangnya, lalu tersenyum dengan sedikit kaku. "Cuma 1 jam lebih, aku belum selemah itu."

"Benar juga, badan nenek kan selalu bugar," kata Josephine melihat nenek akan memberikan teh, ia pun segera menjulurkan tangan menerimanya.

"Anak-anak tidak perlu mengelilingiku, mainlah sendiri-sendiri," lanjut nenek meminum tehnya, Josephine mau menerima cangkir itu, namun nenek malah menghidarkan cangkir teh itu dari tangan Josephine. "Pergilah."

Josephine berdiri di sana dengan canggung, pandangannya tak sengaja jatuh pada Claudius, mendapati bahwa Claudius sedang memandanginya, hatinya bertambah tidak tenang.

Ia menarik tangan Vincent, lalu tersenyum dan berkata, "Kita naik lihat-lihat kamar yuk."

"Oke," kata Vincent menggenggam tangan mungilnya.

"Nenek, kita naik dulu," kata Josephine pamit, kemudian masuk bersama Vincent.

Setelah masuk ruangan, hati Josephine tetap tak karuan, bahkan ia sendiri tak tahu mengapa, saat dirinya berpandang dengan Claudius hatinya begitu tidak tenang, ia selalu merasa pandangannya begitu menusuk bagaikan pisau.

Vincent merangkul bahunya, lalu menenangkannya dengan suara lembut. "Maaf sudah membuatmu kesusahan."

"Tidak kok," ujar Josephine tak begitu peduli, ia tersenyum. "Kepribadian nenek itu bagaimana, aku lebih tahu darimu, aku dari awal juga sudah terbiasa."

"Baguslah kau berpikir seperti itu," kata Vincent.

Mereka berdua masuk ke kamar yang telah diatur oleh Shella, meskipun bukan kamar yang terbesar, namun dekorasi dan susunannya sangat amat hebat.

Hanya saja... Josephine melihat di kamar itu hanya ada 1 ranjang, lalu ia melihat pada Vincent, Vincent sepertinya memahami kekhawatirannya, ia pun tersenyum. "Kenapa? Sudah mau menikah begini masih malu?"

"Tapi kan bukannya belum menikah?" Gumam Josephine.

"Tak bisa apa-apa lagi, melihat keadaan saat ini, kita hanya bisa memajukan malam pertamanya," kata Vincent menegakkan bahu, pokoknya kali ini ia tak akan melepaskan Josephine.

Sebelumnya di apartemen karena kamarnya banyak, Vincent tak bisa menyentuh Josephine karena belum menikah, sekarang akhirnya ada kesempatan seranjang dengan Josephine, mana mungkin ia akan menyia-nyiakannya. Memang bukannya ada permintaan seperti itu, tapi ia merasa semakin ditunda akan semakin banyak masalah, kalau telat sehari saja menandai Josephine sebagai miliknya, bisa saja bertambah satu bahaya.

Mungkin karena Claudius terlalu kuat, sehingga di hati Vincent muncul perasaan tidak tenang.

"Apa kau mau istirahat sebentar?" Tanya Vincent.

"Tidak perlu, sebentar lagi sudah jam makan siang," kata Josephine lalu duduk di pinggir ranjang, untungnya, di sini ranjangnya cukup besar, seharusnya cukup untuk kedua orang ini tidur sendiri-sendiri.

Pintu kamar diketuk, Josephine segera berdiri dari ranjang, Vincent membuka pintu, itu adalah Shella.

Shella melangkah masuk, ia mengamati seisi kamar lalu tersenyum dan berkata, "Maaf, kamar yang menghadap ke pantai semua kuberikan pada para sesepuh, kita yang masih muda hanya bisa mendapat kamar yang begini."

"Tidak masalah, toh aku tidak pilih-pilih," kata Josephine sambil mengamati Shella, "Aku rasa kau ke sini seharusnya bukan untuk mempedulikan kamar kami bagus atau tidak bukan?"

"Benar, aku ke sini untuk mengingatkan kalian hati-hatilah terhadap Sally wanita murahan itu, meskipun aku memisahkan kamar kita sejauh mungkin, namun kalian lebih baik tetap hati-hati," kata Shella lalu menoleh pada Vincent, "Vincent, awasi istrimu baik-baik, jangan beri ia kesempatan sendirian bersama Claudius."

Vincent dengan tak senang menjawab, "Nyonya muda, soal ini tak perlu kau peringatkan."

Shella tersenyum dingin dan berkata, "Kau jangan meremehkan begitu, kau harusnya lebih tahu dari aku istrimu ini orang yang bagaimana, ia belum melupakan Claudius."

Wajah VIncent pun berubah, sebenarnya ia juga merasakannya, sekarang karena Shella mengatakannya,, hatinya pun bagaikan tertusuk duri.

Novel Terkait

Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Get Back To You

Get Back To You

Lexy
Percintaan
4 tahun yang lalu
Craving For Your Love

Craving For Your Love

Elsa
Aristocratic
3 tahun yang lalu
Si Menantu Dokter

Si Menantu Dokter

Hendy Zhang
Menantu
3 tahun yang lalu
His Soft Side

His Soft Side

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Asisten Bos Cantik

Asisten Bos Cantik

Boris Drey
Perkotaan
3 tahun yang lalu