Istri ke-7 - Bab 113 Hilangnya Josephine (2)

"Susi, kau harus membantuku, selain kamu tak ada lagi yang bisa membantuku… Aku tak ingin anakku dibunuh wanita jahat itu, bahkan jika ia ditakdirkan untuk terlahir cacat aku juga tak tega membiarkannya mati, tolonglah…"

Susi terdiam beberapa saat di ujung telepon , lalu berkata, "Baiklah, aku akan membantumu sekali lagi, anggap saja untuk menebus kesalahan karena menipumu waktu itu."

"Kau menipuku apa?" Kata Josephine asal bertanya, sebenarnya ia tak peduli, ia hanya ingin Susi cepat kemari, cepat membantunya membawa anaknya kabur.

"Bodoh, laporan pemeriksaan waktu itu palsu, anakmu sangat amat sehat," kata Susi sambil tertawa.

"Apa katamu?" Josephine ternganga.

"Kubilang anakmu sangat amat sehat, laporan pemeriksaan di Rumah Sakit Siloan itu sudah direkayasa oleh Claudius," kata Susi.

Awalnya Susi merekayasa laporan itu, adalah karena kelakuan Claudius yang kelewatan batas, ia merasa Josephine tidak pantas mengandung anaknya, berharap bahwa setelah membaca laporan itu Josephine akan memilih untuk aborsi.

Yang tidak ia kira, Josephine ternyata seteguh dan sebodoh ini, jelas-jelas tahu janinnya sakit ia masih bersikeras melahirkannya.

"Dan juga, kuberitahu 1 rahasia, bayi di perutmu tidak hanya sehat, ia juga adalah seorang bayi perempuan yang imut."

Josephine sangat terkejut, saking terkejutnya ia bahkan lupa akan rasa sakitnya.

Hingga kontraksi selanjutnya datang, ia baru tak tahan berteriak, "Susi, kamu ini sudah di jalan belum sih!"

"Aku hampir sampai, tahanlah dulu, aku akan menghubungimu lagi," kata Susi lalu mematikan telepon.

Setelah menutup telepon, Josephine mengikuti pegangan tangga perlahan duduk, ia sebentar menangis, sebentar tertawa, seperti orang bodoh.

Tak disangka Tuhan memberinya candaan seperti ini, bukan, seharusnya orang sekitarnya yang bercanda separah ini padanya. Semua orang berpikir ia mengandung bayi yang tidak sehat, bahkan ia sendiri berpikir seperti itu, ia sudah berkorban sedemikian rupa demi anak sakit itu, dan anak ini masih harus menerima penolakan dan kebencian orang-orang.

Dan sekarang akhirnya ia tahu bayinya sehat, malah harus menghadapi bahaya anaknya yang akan direbut oleh Shella.

Ia sangat mengerti, jika Shella tahu anaknya sehat, ia tak hanya tidak akan baik-baik terhadapnya, bahkan bisa-bisa karena benci dan iri ia akan lebih tidak mau menerimanya.

Jadi, tak peduli bagaimanapun ia tak bisa membiarkan bayi ini jatuh ke tangan Shella.

*****

Awalnya Susi baru saja selesai jalan-jalan dengan teman di sekitar sana dan bersiap pulang, karena menerima telepon Josephine ia pun langsung putar balik, mengendarai mobil ke arah rumah sakit.

Tak sampai 5 menit ia pun tiba di rumah sakit, ia segera pergi ke kantor sementara Henry di lantai paling atas.

Karena Henry baru kembali beberapa hari ini, dan ia lumayan tertarik pada ilmu kedokteran, begitu kembali ia langsung memindahkan kantornya ke dalam rumah sakit.

Susi dulu pernah mampir ke kantornya, sehingga sekarang ia tahu jalan ke sana, dengan sangat cepat ia menemukannya.

Saat ia masuk, Henry kebetulan baru keluar dari ruang istirahat, ia melonggarkan kemejanya, dasi yang dipasangnya tadi pagi juga sudah tak terlihat.

Susi memandangnya sekilas, ia tak terlalu memperhatikan perubahan kecil pada penampilannya, malah langsung berkata terus terang padanya, "Tuan Qiao, masalahnya kurang lebih sudah kukirim ke ponselmu, apakah kau bisa membantuku?"

Henry memperhatikannya sambil merapikan kemejanya, lalu langsung menyindirnya, "Kamu khusus datang ke sini, hanya demi menyelamatkan anak gebetanmu?"

Jarang-jarang mendengarnya bicara padanya dengan nada tenang dan bahkan sedikit memohon itu, namun itu malah demi pria lain, hati Henry merasa sangat tidak senang.

"Henry, tolong jangan bicara tidak enak seperti itu?" Kata Susi mengerutkan dahi.

"Tidak enak? Bagian mana?"

"Kali ini benar-benar masalah darurat, aku tak akan cari ribut denganmu."

"Kenapa aku tidak merasa ini masalah darurat? Istri Claudius itu sudah mau melahirkan, namun Claudius bahkan tak menampakkan batang hidungnya, malah orang yang tak ada hubungannya datang ke sini dengan panik," kata Henry lalu tertawa dingin, "Apa maumu? Menggunakan anak ini untuk mendapat pengakuan dari Claudius? Membuatnya berterima kasih padamu, mencintaimu…"

"Diamlah!" Teriak Susi, entah dari mana keberaniannya datang, ia menampar wajah Henry.

Begitu tamparannya mendarat, wajah Henry berubah semakin tidak enak, dengan wajah tegang ia berkata, "Kenapa? Kau marah karena malu?"

Susi memelototinya, ia bertanya dengan geram, "Jadi kau mau bantu tidak?"

"Mau aku membantu bagaimana? Boleh," Kata Henry melihat tubuhnya yang berisi, "Lepas bajumu, kalau kau membuatku bergairah, tak hanya melindungi anak itu, bahkan Claudius pun bisa kubawakan untukmu."

Ia bicara dengan begitu gampangnya, begitu tak enak didengar, Susi marah sekali, jantungnya berdegup kencang.

Dengan tekanan Henry, ia menggertakkan gigi, lalu mulai melepas gaunnya.

Karena ini musim panas, ia dari awal memakai pakaian yang minim, di bawah gaunnya langsung terlihat pakaian dalamnya yang indah dan menggoda. Wajah Henry bertambah tidak enak, bahkan bisa dibilang menjadi kelabu.

Susi tahu ia hanya ingin melepaskan kemarahannya, sehingga ia mempermainkannya seperti itu, kalau biasanya ia tak akan menerima ancaman Henry, namun sekarang karena keadaan genting, ia tak mempedulikan apapun.

Tanpa menunggu Henry buka mulut, ia maju selangkah, lengannya yang mulus merangkul leher Henry, bersamaan juga ia berjinjit dan mencium Henry.

Aroma harum tercium, tersebar di antara mulut dan gigi, Henry tanpa sadar mengerutkan dahi. Saat jemari Susi menggapai kancing kemejanya, ia pun mencengkram pergelangan tangannya, bibir merahnya pun bergeser, lalu berbisik di telinga Susi, "Di sini agak tidak terlalu enak, kita pindah ke dalam."

Novel Terkait

Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Love Is A War Zone

Love Is A War Zone

Qing Qing
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Thick Wallet

Thick Wallet

Tessa
Serangan Balik
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu