Istri ke-7 - Bab 238 Josephine hilang (1)

Setelah berdiam di dalam pelukannya untuk beberapa saat, perlahan-lahan Josephine Bai mulai terbiasa, sebuah senyuman akhirnya muncul di wajahnya yang ketakutan, lalu dia berkata: "Pantas saja banyak orang yang suka berenang, perasaan berendam di dalam air sangat segar, sangat nyaman."

"Apakah kamu menyukainya?"

"Aku suka."

"Kalau begitu kelak setiap akhir pekan aku akan menemanimu kesini, dan mengajarimu berenang."

"Benarkah?" Josephine Bai melihatnya, beberapa hari ini Claudius banyak berjanji kepadanya, sangat banyak hingga dia sendiri tidak berani percaya.

Claudius Chen menganggukkan kepala: "Setiap kamu ingin kemari, aku akan menemanimu."

"Terima kasih." Josephine Bai mencondongkan tubuhnya lalu mengecup bibirnya: "Claudius, aku tahu kamu tidak akan membohongiku."

Dia bukan tahu, tapi dia berharap Claudius tidak akan membohonginya!

Setelah bercanda bermain dan bercanda di dalam laut cukup lama, akhirnya mereka berjalan kembali ke tepi laut, Josephine Bai kehilangan kata-kata saat dia menunduk dan melihat baju di tubuh mereka yang basah , kemudian dia berkata: "Bagaimana? Kita tidak ada baju ganti."

"Sepertinya ini memang sebuah masalah." Claudius Chen menganggukkan kepalanya, wajahnya tidak terlihat khawatir sedikitpun.

"Semuanya salahmu, langsung menarikku kedalam air seperti ini." Josephine menyalahkannya sambil memeras bajunya yang basah.

"Aku lihat cuacanya cukup cerah, bagaimana kalau kita menikmati berjemur disini, seklaian mengeringkan baju di tubuh kita." Claudius Chen menariknya duduk di atas batu: "Dan kita juga bisa sekalian melihat matahari terbenam, rencana yang sangat bagus."

Rencananya memang bagus, selain begini sepertinya juga tidak ada cara lain lagi.

"Cepat kamu lepaskan kemejamu, jangan sampai masuk angin." Josephine Bai menjulurkan tangan ingin melepaskan kancing kemeja di tubuhnya. Claudius Chen mengangkat tangan dan meraih tangan kecilnya, lalu tersenyum jahil: "Meskipun disini tidak banyak orang, tapi kamu dengan terang-terangan membuka baju seorang pria sepertinya tidak terlalu baik?"

"Kemana pikiranmu?" Josephine Bai menatapnya.

"Jelas-jelas tadi kamu yang mengatakan tidak pantas karena ada anak-anak."

"Aku.... aku takut kamu masuk angin." Josephine Bai menyingkirkan telapak tangannya: "Jangan bercanda lagi, cepat lepaskan bajumu."

Claudius Chen merentangkan kedua tangannya, dan membiarkan Josephine membantunya melepaskan kemejanya.

Mereka berdua bersandar dan duduk diatas batu melihat matahari terbenam sambil ngobrol sampai langit perlahan menjadi gelap, baju mereka sudah lumayan kering.

Sudah saatnya pulang, Josephine Bai tiba tiba merasa tidak rela meninggalkan tempat ini, jika bisa dia sangat ingin duduk terus seperti ini untuk selamanya.

Tapi kenyataannya tidak dapat sesuai dengan yang dia harapkan, terutama dikarenakan langit semakin gelap, dan angin laut yang berhembus di wajahnya mulai terasa dingin, terlebih baju mereka berdua belum sepenuhnya kering.

Sebenarnya Josephine sendiri tidak peduli sama sekali, hanya saja dia takut Claudius masuk angin.

"Ayo kita pulang" kata Josephine sambil menegakkan posisi duduknya yang berada di sebelah Claudius.

"Aku sama sekali tidak ingin pulang, bagaimana?" Claudius Chen menjulurkan tangan dan merangkul pundaknya, lalu menarik Josephine kedalam pelukannya.

Ternyata Claudius juga merasakan hal yang sama, Josephine Bai tersenyum pahit: "Tapi kita tidak mungkin duduk disini terus kan? Kita harus pulang untuk ganti baju, jika tidak nanti bisa masuk angin."

"Hmm, kalau begitu kita pulang." Claudius Chen juga takut Josephine akan masuk angin, oleh karena itu Claudius menarik Josephine dari batu besar tempat dia duduk.

Claudius Chen khawatir batu karang yang berada di bawah kaki mereka akan melukai telapak kaki Josephine, oleh karena itu Claudius membungkukkan badannya di hadapan Josephine:" Ayo, aku gendong kamu ke jembatan kayu. "

Josephine Bai tersenyum sambil berkata: "Kamu yakin kamu tidak akan menggendongku hingga jatuh?"

"Jangan khawatir, berat badanmu masih belum sampai ke tahap bisa membuatku jatuh."

"Kalau begitu aku tidak sungkan lagi." setelah Josephine Bai mengatakannya, Josephine bersandar ke punggung Claudius, lalu meletakkan kedua tangannya di leher Claudius.

Claudius Chen menggendongnya sambil berjalan dengan hati-hati melewati batu karang, melihat kaki Claudius yang putih mulus menginjak di batu yang tidak rata, mengingat biasanya Claudius tidak pernah berjalan dengan kaki telanjang, dengan hanya melihatnya saja membuat Josephine Bai merasa sakit.

"Kamu yakin tidak perlu menurunkan aku?" Josephine Bai sengaja meniup telinganya

Claudius Chen merasa sangat gatal karena telinganya di tiup oleh Josephine. Lalu dia berkata dengan kesal: "Jangan nakal!"

"Aku tidak nakal, aku hanya mengkhawatirkanmu." Josephine Bai kembali meniup telinganya yang satunya lagi, yang langsung membuatnya tersiksa hingga menggila.

Sesampainya di jembatan kayu Claudius Chen menurunkan Josephine dari punggungnya, melihat Claudius ingin menangkapnya, Josephine segera berlari kedepan, sambil berlari dia berkata: "Claudius Chen, kamu jangan terlalu pelit.... aku hanya meniup telingamu dua kali....."

"Aku memang pelit!" Claudius Chen mempercepat langkah kakinya dan berlari kedepan, kakinya yang panjang melangkah dengan lebar. Dalam waktu singkat Claudius berhasil mengangkapnya dan menariknya kedalam pelukannya.

Josephine Bai dipeluknya dari belakang, dia membungkungkan badannya sambil tertawa, Claudius Chen menundukkan kepala dan membalasnya dengan menggigit lehernya, lalu mengigit cuping telinganya kemudian dia berkata: "Aku hanya mengigitmu dua kali, kamu juga tidak boleh pelit ya?"

"Menyebalkan, gigitanmu sangat sakit."

"Mana ada, aku bahkan tidak melihat bekas gigitan." Claudius Chen menyentuh lehernya.

Setelah mereka berdua bercanda untuk beberapa saat, Josephine Bai melompat ke punggungnya lagi, lalu berkata dengan manja: "Aku ingin kamu menggendongku sampai ketempat parkir."

"Tidak masalah, asalkan kamu tidak takut di tertawakan orang lain."

"Aku tidak takut, lagian tidak ada yang mengenaliku." Josephine terkekeh-kekeh: "Sebaliknya kamu, belakangan ini kamu sering masuk headline berita, apakah kaca mata hitammu itu dapat menutupi dirimu?"

"Tidak masalah, palingan hanya akan keluar satu berita yang mengatakan aku memiliki wanita simpanan."

"Dikarenakan kamu saja tidak peduli, maka aku lebih tidak peduli" Josephine Bai memeluk lehernya dengan erat, lalu tertawa dengan lepas.

Saat ini detik ini, mereka berdua sengaja tidak memikirkan masa depan, tidak memikirkan penyakit Claudius Chen.

Sekarang mereka hanya ingin menjalani saat ini dengan baik, bagaimana pun ini adalah kesempatan yang sangat sulit di peroleh dan sangat berharga, jika kehilangan kesempatan ini, maka tidak tahu kapan kesempatan ini akan datang lagi.

-----

Tapi seperti perkiraan Josephine Bai, malam ini Claudius Chen demam, diikuti dengan proses kambuhnya penyakit Claudius yang paling dia takutkan.

Meskipun Josephine menyuapkan obat secepat mungkin kedalam mulutnya, tapi dia tetap merasa sangat menderita karena tersiksa oleh rasa sakit penyakitnya, dan dia tetap kehilangan akal sehatnya seperti biasanya.

Josephine Bai memeluknya, mencoba menenangkannya, tapi Claudius Chen tiba-tiba kehilangan akal sehatnya dan menghempaskan Josephine di atas karpet.

Meskipun karpetnya lembut, tapi jika Claudius menghempaskannya dengan kuat, Josephine Bai tetap akan merasa kesakitan karena dihempaskan olehnya.

"Claudius, sakit sekali...." Josephine meringis kesakitan sambil terlungkup di atas lantai

Josephine berharap Claudius Chen dapat mendengarkannya, Claudius Chen sangat tidak ingin melukainya, seharusnya Claudius dapat mendengarnya!

Ternyata benar, mendengar panggilannya, Claudius sedikit sadar, lalu dia merangkak dari tempat tidur ke lantai lalu menggendongnya dari lantai, kemudian dia berkata dengan suara gemetar:"Josephine.... Josephine......."

Tidak hanya suaranya yang gemetar, bahkan sekujur tubuhnya juga ikut gemetar dan membuat orang merasa sedih.

"Claudius.... apakah kamu baik-baik saja? Kamu pasti sangat kesakitan kan.....bagaimana kalau kamu gigit aku...." Josephine berkata sambil menangis, jika dengan menggigitnya dapat membuat Claudius merasa enakkan, Josephine bersedia digigit olehnya, biarpun pergelangan tangannya di gigit hingga terluka sama seperti dulu juga tidak apa-apa.

Tapi Claudius Chen tidak mau, dia mau melukai Josephine, tidak ingin melukainya.

Oleh karena itu, dia berusaha melepaskan Josephine dari pelukannya, lalu berteriak dengan marah: "Minggir! Pergi--!"

Josephine Bai didorongnya dengan kuat ke samping, Josephine terhempas hingga kebingungan, dengan tidak mudah dia baru dapat mengembalikan kesadarannya, saat memalingkan wajahnya dia baru menyadari Claudius Chen sedang meringkuk di lantai sambil menggigil.

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Villain's Giving Up

Villain's Giving Up

Axe Ashcielly
Romantis
3 tahun yang lalu
Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
CEO Daddy

CEO Daddy

Tanto
Direktur
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu