Istri ke-7 - Bab 116 Kurung Dia (3)

Sudah seharian dia bengong di kamar ini, Josephine akhirnya mendengar beberapa suara dari luar.

Terdengar pintu itu dibuka, dia lalu berdiri, melihat pintu itu dibuka lalu masuklah Fransiska.

"Nyonya Bai, kenapa kamu kurung aku disini? Mohon keluarkan aku... Ah...!" Belum selesai dia bicara, Fransiska lalu menampar mukanya.

Dia kaget, melihat wajah Fransiska yang marah.

Melihat Josephine, Fransiska menjadi lebih marah, dia melototinya dan berteriak: "Dasar sialan! Dulu aku suruh kamu jangan melahirkan anak yang sakit ini, tapi kamu ngotot, sekarang kamu mau keluar? Sebelum Shella Bai mendapatkan apa yang diinginkannya, jangan harap kamu bisa mendapatkannya juga, kamu disini saja selamanya sampai mati!"

Keluarga Chen sudah sangat keterlaluan, ini tidak pernah terbayangkan olehnya, dia selalu mengira kalau bukan Josephine yang bersikeras ingin melahirkan anak ini, kalau saat itu dia turut dan menggugurkan anaknya, lalu bertukar posisi, Shella Bai pasti akan sukses hidup di keluarga Chen, tentu tidak ada adegan pulang ke rumah ibu seperti sekarang, dan juga tidak ada kesempatan diusir dari keluarga Chen.

Kalau bukan karena dia yang ngotot, kalau anak ini bukan anak penyakitan, rencananya pasti tidak akan gagal!

Josephine merasa sangat kaget dipukulnya, dia segera memohon: "Nyonya Bai, aku bersumpah tidak akan pergi ke rumah keluarga Chen lagi, tidak akan bertemu dengan anak itu, aku akan pergi jauh, aku hanya mohon kamu bisa mengeluarkanku dari sini, aku mohon..."

Dia menangis, dia harus pergi dari sini, nasib anak perempuannya masih tidak diketahui, dia harus meninggalkan tempat ini!

"Tidak usah!" Fransiska berteriak: "Semua rencanaku gagal, keluarga Chen tidak menginginkan anakmu, Claudius juga tidak menginginkan kalian berdua lagi, bajingan itu ingin meninggalkan kalian apakah kamu tidak tahu?"

Josephine menatapnya, mengalirkan air mata dan menggelengkan kepalanya: "Tidak mungkin..."

"Kenapa tidak mungkin? Kamu kepedean ya, terlalu percaya sama perasaan Claudius terhadapmu!" Fransiska tertawa sinis: "Sejak awal hingga akhir Claudius tidak datang ke rumah sakit melihat Shella dan anak itu, dia hanya menyampaikan bahwa, dia tidak lagi menginginkan Shella Bai dan anaknya, dengar tidak? Dia tidak menginginkan kalian berdua lagi!"

"Tidak..." Josephine tetap menggelengkan kepalanya.

Sebenarnya hasil ini dia juga pernah menebak dan sudah mempersiapkan mentalnya.

Claudius bilang setelah anaknya lahir, dia akan membuat sebuah keputusan, dan akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkannya. Walaupun ini tidak ada hubungannya dengannya, dan yang seharusnya sedih adalah Shella Bai, tapi dia tetap sangat sedih.

Claudius tidak menginginkannya, nasib anaknya tidak jelas, bahkan dia pun dikurung di tempat seperti ini.

"Kamu ingin kembali ke keluarga Chen bukan? Buang niatmu itu jauh-jauh!" Fransiska berteriak kepadanya.

"Bukan begitu... Sungguh..."

"Bukan? Kalau tidak kenapa kamu ribut ingin bertemu anakmu? Huh, kalau bukan kamu yang ribut di kamar pasien, aku tidak berencana mengurungmu. Josephine, kamu tidak sanggup memberikan semuanya kepada Shella Bai, melepaskanmu di luar pasti akan terjadi masalah, jadi aku berencana mengurungmu selamanya disini!"

"Kamu bilang apa? Kamu mau terus mengurungku disini?"

"Benar!"

"Kenapa kamu begitu? Kenapa begitu kejam?" Josephine menyerbu kesana menarik lengannya dan menangis: "Nyonya Bai, aku sudah melakukan semuanya yang kamu suruh, kenapa kamu begitu kepadaku? Kenapa..."

"Karena kamu tidak turut." Nyonya Bai melepaskan tangannya, berjalan mundur dan melihat sekitar kamar ini, lalu berkata: "Kamu baik-baik disini, kalau kamu cukup baik, mungkin aku akan mengeluarkanmu dari ini, dan memindahkanmu di kamar yang besar di lantai bawah, kalau kamu ribut seperti ini, jangankan kamar besar, selangkahpun kamu tidak akan bisa keluar dari kamar ini."

"Tidak... Aku tidak ingin disini, kamu bilang akan melepaskan ibuku dan Justin, kamu juga bilang akan membebaskanku, kenapa kamu tidak tepat janji..."

"Yang tidak tepat janji itu kamu, merusak semua rencanaku itu juga kamu." Fransiska tidak sabar lagi: "Cukup, aku tidak ingin mendengar perkataanmu lagi, aku ingatin kamu ya, villa ini adalah villa tua yang sudah kosong bertahun-tahun, di sekitar juga tidak ada orang yang tinggal disini, kamu jangan coba-coba untuk melarikan diri, karena tidak ada gunanya."

Setelah itu, dia berbalik badan menuju pintu, lalu dia menoleh ke seorang pria yang ada di depan pintu: "Lihat dia dengan baik."

"Pasti, nyonya." Pria itu menjawab.

"Tidak! Aku tidak mau dikurung disini!" Josephine mengejarnya, tapi dia telat, pintu kamar itu sudah ditutup oleh pria itu.

Dia berusaha untuk menarik gagang pintu itu, memukul-mukul pintu itu, tapi yang terdengar hanyalah suara sepatu Fransiska yang semakin menjauh.

*****

Pagi hari, Fransiska membereskan barang-barang untuk keluar dari rumah sakit, Shella Bai yang sedih semalaman sekarang malah kelihatan seperti ibu melahirkan yang sebenarnya.

Dia melihat Fransiska yang membereskan barangnya, lalu berjalan kesana, membuang barang-barang dari kantong plastik itu ke atas lantai dan berteriak: "Ibu, kita benaran pulang seperti ini? Kita sudah kalah? Aku tidak rela! Tidak rela...!"

"Fransiska melihatnya dan tersenyum pahit: "Aku juga tidak rela, tapi kita bisa berbuat apa, pulang saja dulu, lalu kita pikirkan lagi cara lain."

"Rencana apa lagi? Anak ini masih hidup saja mereka tidak mau, kalau sudah mati tentu semakin tidak menginginkanku lagi, ibu... Ini tidak seharusnya begitu!" Shella Bai menangis sedih.

Mengaku kalah seperti ini, dia tidak mau! Tidak mau!

"Anakku, jangan nangis." Fransiska memeluknya, menepuk pundaknya dan berkata: "Kalau memang Claudius tidak mau kamu lagi, kita masih bisa mencari orang lain, masih banyak pria lain di kota ini ingin menikahimu, tidak harus menikah dengan Claudius.

"Ibu, kamu dulu tidak mengatakan ini." Dulu Fransiska bilang, di kota Jakarta ini bisa dibilang hanya keluarga Chenlah yang paling berkuasa, kalau bisa menjadi nyonya di keluarga Chen, tidak hanya keluarga Bai saja yang bisa maju, dia pun bisa menjadi wanita yang paling dihormati di kota Jakarta ini.

Novel Terkait

Untouchable Love

Untouchable Love

Devil Buddy
CEO
5 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu