Istri ke-7 - Bab 198 Kejutan (3)

Lift berhenti di lantai 13, Josephine Bai mencari kamar 01, kemudian tanpa bertanya lagi, tangannya langsung menyentuh kantong Claudius Chen dan mencari dompetnya, kemudian dia membuka dompetnya, mengeluarkan kartu kamarnya, dan membuka pintu.

“Tuan Muda Chen, cepat istirahat di tempat tidur.” Dia membantunya masuk ke dalam kamar, ketika mereka telah sampai di tempat tidur, Claudius Chen memutar badannya dan mendorongnya jatuh ke tempat tidur kemudian mencium wajah dan lehernya dengan gemetaran.

Josephine Bai tercengang menatap wajah pria di hadapannya, apa yang sedang dilakukannya? Apakah dia sedang menciumnya?

“Tuan Muda Chen ... Apa yang kamu lakukan?” Josephine Bai bingung dan berusaha mendorong tubuh pria ini.

Dia terlalu panik dan takut, Tuan Muda Chen yang biasanya kelihatan bersikap sopan saat ini sedang menciumnya? Ciumannya bahkan sangat bergairah!

“Tuan Muda Chen ... Kamu mabuk! Tolong jangan begitu!” Dia berusaha mendorong bahunya menjauh.

Claudius Chen masih memeluknya bahkan menarik tali gaun di pundaknya ke bawah, tangannya mulai menjelajahi payudaranya.

“Jangan ... Claudius Chen!” Josephine Bai menggunakan seluruh tenaganya mendorong Claudius Chen jatuh dan bergegas duduk kembali di tempat tidur.

Sebelum dia melarikan diri, dirinya ditarik kembali ke dalam pelukan Claudius Chen, Claudius Chen memeluknya dari belakang, mencium lehernya, dan memanggilnya: “Josephine, Josephine jangan pergi ... Jangan pergi ...”

Panggilannya membuat Josephine Bai tercengang beberapa saat, Josephine ... Josephine ... Nama yang tidak asing ... Perasaan yang tidak asing ...

Sebelum dia selesai mencerna semua perasaan yang tidak asing ini, dia meringis kesakitan akibat bagian lehernya digigit oleh Claudius Chen ...

“Sakit ...” Dia refleks mendorong tubuh Claudius Chen menjauh, Claudius Chen kelihatan sangat lemas dengan kondisi tubuhnya, kemudian jatuh terguling ke lantai akibat dorongan tersebut.

Akhirnya Josephine Bai bebas dari serangannya, dia sambil merapikan bajunya sambil berlari menuju pintu keluar, tangannya bergegas memegang genggaman pintu dan membukanya. Ketika dia mau pergi dan pintunya terbuka setengah, dia mendengar suara yang sedang meringis kesakitan di belakangnya.

Josephine Bai seketika menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang melihat Claudius Chen terjatuh di lantai dengan ekspresi sangat tersiksa.

Josephine Bai terbengong, dia merasa semua ini tidak asing baginya ...

Dia merasa dirinya seolah-olah pernah mengalami semua ini.

Dia mendadak tidak tega meninggalkannya, begegas memeluk tubuhnya agar bangun dari lantai dan berkata: “Tuan Muda Chen ... Ada apa denganmu? Apakah kamu sakit? Aku segera memanggil ambulans untukmu.

Dia ingin melepaskan pelukannya, namun takut Claudius Chen menyakiti dirinya, dia bergegas mengambil telepon di samping kasur, namun karena terburu-buru, kabel telepon lepas dari sambungannya.

Saat itu juga, ponsel Claudius Chen berbunyi, dia bergegas mengeluarkan ponsel tersebut dari sakunya, layarnya tertulis “Belinda Yan”, dia bergegas mengangkat telepon itu dan berkata dengan buru-buru: “Asisten Yan, Tuan Muda Chen sepertinya sakit, tolong segera memanggil ambulans.”

Asisten Yan sangat terkejut, kemudian bertanya dengan serius: “dimana Tuan Muda Chen sekarang?”

"Di kamarnya sendiri."

“Nona Jessie, Tuan Muda Chen sedang kumat, sebaiknya kamu menjauhinya, kalau tidak dia akan menyakitimu.” Asisten Yan mengakhiri teleponnya.

Josephine Bai melihat Claudius Chen yang sangat tersiksa, meskipun posisinya sedang berbahaya, dia tidak tega meninggalkan dirinya sendiri. Dia melihat bibirnya gemetaran, takut bisa menggigit lidahnya sendiri, dia bergegas berjalan menuju kamar mandi mengambil handuk dan memasukkan ke dalam mulutnya.

Tidak lama kemudian, pintu kamar terbuka, Dokter Zhang dan Asisten Yan bergiliran masuk menghampirinya.

“Tolong bantu aku membawa Tuan Muda Chen naik ke tempat tidur.” Dokter Zhang memegang sebelah tangan Claudius Chen dan memerintah pada Josephine Bai.

Josephine Bai mengangguk sembari membantu membawa Claudius Chen naik ke tempat tidur.

Dokter Zhang segera mengambil obat penenang dan menyuntik pada lengan Claudius Chen, kemudian dia mulai tenang.

Josephine Bai memundurkan langkahnya hingga berdiri disamping Asisten Yan dan bertanya: “Ada apa dengannya? Kenapa bisa begini?”

Asisten Yan menoleh kemudian bertatapan dengannya: “Tuan Muda Chen sakit, tidak boleh minum alkohol, sepertinya kamu tidak tahu ya?”

Josephine Bai merasakan amarahnya, dia kebingungan dan berkata: “aku tidak tahu.”

“Iya juga, jika Nona YJessie tahu dia sakit kemungkinan besar tidak akan mengantarnya ke kamar.” Asisten Yan menyindirnya kemudian menatapnya: “ternyata Nona Jessie licik juga.”

Josephine Bai tidak tahu apa yang sedang dibicarakan, tidak mengerti mengapa Asisten Yan yang biasanya sopan bisa mengatakan hal begini kepadanya.

"Asisten Yan, apakah kamu bisa mengatakan apapun itu secara langsung?”

Asisten Yan melirik sekilas Claudius Chen yang berbaring di atas tempat tidur, kemudian mendengus: “lupakan saja.”

“Apakah Asisten Yan berpikir aku akan menggoda Tuan Muda Chen? Tolong jangan berpikir seperti itu, aku ... aku tidak sengaja bertemu Tuan Muda Chen di toilet, kelihatannya dia sedang sakit, aku hanya bermaksud mengantarnya kembali istirahat di kamar, tidak ada maksud lain.

“Semoga saja begini.” Asisten Yan tersenyum kaku padanya: “Nona Jessie boleh pergi sekarang jika tidak memiliki kepentingan lain.”

Josephine Bai melirik sekilas Claudius Chen yang sedang tidur, bertanya: “Bagaimana dengan Tuan Muda Chen?”

“Dia akan terbangun besok pagi, kamu tidak perlu menunggunya.” Asisten Yan menjawabnya.

“Terus ... Apa penyakitnya?” Josephine Bai bertanya kembali.

"Ini adalah privasi Tuan Muda Chen.” Asisten Yan menjawabnya kembali.

Josephine Bai akhirnya mengangguk pelan dan pergi keluar dari kamar Claudius Chen.

Direktur Zhang melihat Josephine Bai berjalan mengarah kepadanya dari kejauhan, dia sangat terkejut, tidak percaya dengan pandangannya.

Apa yang telah terjadi? Bukannya dia telah membereskan Claudius Chen, bahkan menggunakan dosis yang tinggi, dan melihat mereka berdua berjalan menuju lift dan kamar, namun saat ini mengapa Josephine Bai bisa kembali? Sebenarnya, sama sekali tidak ada yang terjadi atau Claudius Chen hanya bertahan dengan waktu yang cukup singkat?

Dia melihat rambut Josephine Bai agak kusut, tidak terlihat seperti tidak ada yang terjadi, namun jarak waktunya terlalu singkat ...

Dia berdeham dan menyambut Josephine Bai: “Jessie, tadi kamu kemana? Aku menunggumu antar tisu dan berjongkok lama di dalam.”

Josephine Bai meminta maaf: “Maaf, tadi aku ada sedikit urusan.”

"Urusan apa yang begitu penting?"

"Tidak apa-apa." Josephine Bai sekedar menjawabnya.

Direktur Zhang melihat lehernya berdarah, kemudian berbisik: “Ada apa dengan lehermu? Kenapa bisa berdarah?”

Josephine Bai telah melihat lukanya ketika berada di dalam lift yang memiliki kaca, dia sekedar memegang lukanya: “tidak apa-apa, tadi terluka tanpa sengaja.”

“Yakin? Apa perlu berobat?”

“Tidak perlu, tidak sakit.” Suasana hati Josephine Bai agak kacau, dia teringat kejadian tadi yang berada di kamar Claudius Chen membuat hatinya terasa sakit.

Tidak tahu kenapa, ketika melihat Claudius Chen yang sangat kasihan, hatinya terasa sangat sakit seperti ditusuk pisau, sepertinya rasa sakit itu telah menyerang orang terdekatnya, dan bukan sedang menyerang Tuan Muda Chen yang saat ini merupakan orang asing baginya.

Novel Terkait

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
3 tahun yang lalu
Cinta Yang Paling Mahal

Cinta Yang Paling Mahal

Andara Early
Romantis
3 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wahai Hati

Wahai Hati

JavAlius
Balas Dendam
4 tahun yang lalu