Istri ke-7 - Bab 110 Pelecehan Seksual (4)

Josephine seumur hidup tidak pernah menemui hal seperti ini, seketika kaget, dia secara naluriah mulai berteriak tajam.

Nafas bau pengemis tersebut tercium oleh Josephine, dia pun merasa mual, dia berteriak dengan panik: "Lepaskan aku! Dasar hidung belang cepat lepaskan......"

Pengemis itu tidak hanya tidak melepaskannya, bahkan mulai meraba dada Josephine dengan tangan satunya, ini jelas adalah hidung belang gila yang sudah lama tidak menyentuh tubuh perempuan. Setelah Josephine menyadari tujuan pengemis tersebut, dia pun semakin panik, tangan kecilnya sambil memberontak sambil berusaha sekuat tenaga untuk mendorong tangan kotor pengemis yang terletak di dadanya.

Dengan susah payah lepas dari pengemis itu, Josephine panik dan sembarangan lari, dia berbalik badan dan langsung berlari ke arah jalan raya, tapi baru saja berlari beberapa langkah, pengemis itu sudah berhasil mengejarnya.

"Tolong..... Tolong.....!" Josephine panik dan mulai meminta tolong kepada mobil yang lewat di jalan raya, sayangnya tidak ada orang yang bersedia berhenti untuk menolongnya.

Tepat ketika pergelangan tangannya lagi-lagi tertangkap oleh pengemis itu, di samping telinganya tiba-tiba terdengar suara jeritan, tangan Josephine yang tertarik kuat sejenak, kemudian terlepas.

Josephine membeku, ketika dia menunduk, dia baru melihat pengemis itu tidak tahu mengapa sudah ditabrak dan pingsan, kepalanya pecah dan berdarah!

Josephine mundur dua langkah sambil termenung, menatapi pengemis yang terus berdarah dibawah roda mobil, seluruh tubuhnya gemetar hebat.

Dia menggelengkan kepalanya sambil berjalan mundur selangkah demi selangkah, kemudian dia pun meledak dan berteriak tajam, berbalik badan ingin melarikan diri malah menabrak seseorang.

Dia bisa merasakan kalau orang yang dia tabrak adalah seorang lelaki, lagi-lagi lelaki!

"Lepaskan! Lepaskan aku....!" Air matanya akhirnya membasahi matanya, memberontak keras dan berteriak tajam.

"Ini aku, jangan takut, aku adalah suamimu....." Claudius dipukul keras oleh Josephine, dia hanya bisa merasakan dadanya sangat sakit, tapi dia tidak melepaskan Josephine, malah memeluknya semakin erat.

Suami.....

Josephine seketika berhenti memberontak, mendongak melihat ke atas, melewati air matanya dia bisa melihat wajah tampan Claudius sangat dekat dengannya.

Benar adalah dia, dia benar adalah suaminya, Claudius, bukan pengemis sialan yang tidak tahu malu ini!

Josephine pun menangis keras memeluk Claudius, memeluknya dengan erat, air mata mengalir semakin deras.

Tadi dia benar-benar kaget setengah mati, dia pikir kali ini dia akan dinodai oleh seorang pengemis kotor, di saat dia paling putus asa dan tak berdaya dia melihat Claudius, bagaimana mungkin dia tidak menangis?

"Sudah, sudah tidak apa-apa." Claudius sambil memeluknya, sambil mengelus punggungnya untuk menenangkannya.

Dia menunduk melihat pengemis yang tidak bergerak di samping roda mobil, dia pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan menghubungi beberapa nomor telepon.

Bersandar di pelukan Claudius, Josephine merasa sangat aman, hatinya juga perlahan-lahan menenang.

Josephine yang sudah tenang baru mulai keluar dari pelukan Claudius, berbalik badan melihat ke arah lantai, ketika dia melihat pengemis yang telungkup di genangan darah, tangan yang dengan susah payah tenang kembali mengepal, dia menatapi pengemis itu, satu tangannya menutupi mulutnya dan mulai menangis.

Apakah dia sudah mati? Mati begitu saja? Dia ditabrak oleh mobil Claudius!

Dengan sangat cepat, ambulans, polisi, Asisten Yan datang bergiliran.

Pengemis yang terluka parah diangkat ke ambulans dan pergi.

Claudius dan Josephine ditanyai beberapa pertanyaan sederhana, kemudian dibawa ke kantor polisi untuk penyelidikan, Asisten Yan ditinggal untuk membereskan tempat adegan.

Duduk di kursi istirahat kantor polisi, tubuh Josephine gemetar hebat, bahkan lebih gemetar daripada tadi ketika dia dilecehkan oleh pengemis itu.

Claudius melihat Josephine gemetar seperti itu, mengulurkan tanganya dan menarik Josephine masuk ke pelukannya, namun nada suaranya sudah tidak selembut tadi: "Kamu bukannya sangat kuat, mau hidup sendiri? Kenapa sekarang begitu takut mati?"

Josephine dengan susah payah menelan air liurnya, dengan suara gemetar berkata: "Kalau dia mati, apakah kamu akan dianggap sebagai pembunuh dan dipenjara?"

Claudius terdiam, sekarang Josephine kaget sampai berkeringat dingin dan seluruh tubuhnya gemetaran karena dia sedang mengkhawatirkan hal ini?

Novel Terkait

Si Menantu Buta

Si Menantu Buta

Deddy
Menantu
4 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu
Excellent Love

Excellent Love

RYE
CEO
4 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Cinta Presdir Pada Wanita Gila

Tiffany
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu