Istri ke-7 - Bab 239 Jesslyn Hilang (1)

Setelah berpisah dengan Marco Qiao, Josephine Bai memesan di internet tiket pesawat ke Inggris untuk besok sore, dalam beberapa saat Josephine tidak dapat memikirkan alasan apa yang akan dia katakan kepada Claudius Chen, oleh karena itu saat malam hari dia sembarangan mengarang alasan: ”Claudius, besok sore aku perlu pergi sebentar, sekitar tiga atau empat hari, apakah kamu bisa bersikap baik dan menungguku dirumah?”

“Jika aku tidak bersikap baik dan menunggumu di rumah....memangnya aku akan pergi keluar untuk berselingkuh?” Claudius membelai punggungnya sambil berkata dengan tersenyum: ”Kamu tidak perlu khawatir, sekarang aku bahkan tidak sanggup membiayai biaya rumah tangga, apalagi membiayai orang lain.”

Claudius mengenggam lengannya dengan erat, perasaan dapat memeluk tapi tidak dapat di makan seperti ini benar-benar sangat menderita, istrinya ini selalu menolaknya karena takut dirinya mengunakan tenaga berlebihan dan merusak kesehatannya.

“Maksudku, kamu di rumah harus mengikuti perkataan Dokter Zhang dan menjalani pengobatan, menjaga dirimu dengan baik agar penyakitmu tidak kambuh lagi, pikiranmu lari kemana?”

“Kamu tidak perlu khawatir, aku akan bersikap baik.” Claudius Chen berjanji sambil menganggukkan kepalanya, tiba-tiba dia menyadari sepertinya dirinya melupakan sesuatu, oleh karena itu dia menyangga tubuhnya dan melihat Josephine sambil bertanya: ”Kamu mau pergi kemana? Kenapa perginya lama sekali?”

“Aku... pergi ke Surabaya.” Josephine Bai asal mengarang.

“Untuk apa pergi ke Surabaya?”

“Pergi melihat ibu dan adikku.” Josephine melanjutkan berbohong.

Kenyataannya saat ini dia tidak berencana untuk pergi mencari ibunya dan Justin, dia berencana setelah penyakit Claudius Chen sembuh dia akan pergi kesana bersama Jesslyn.

“Aku akan menemanimu kesana.”

“Tidak boleh, bagaimana jika penyakitmu kambuh saat di perjalanan?”

“Kalau kamu pergi sendiri pasti akan sangat kesepian.”

“Hanya naik pesawat selama dua jam, sebentar saja akan sampai.”

“Kalau begitu kenapa kamu pergi lama sekali? Apakah kamu ingin menginap disana beberapa hari?” Claudius Chen memeluknya dengan erat: ”Kamu jangan menginap disana terlalu lama, aku akan merindukanmu.....”

“Aku juga akan merindukanmu.” Josephine Bai membelai wajah tampannya sambil tersenyum dan berkata: ”Kamu sabar sebentar, aku akan pulang secepatnya, dan akan pulang dengan membawakan hadiah untukmu, ok?”

“Hadiah yang kamu katakan saat di tepi laut?”

Josephine Bai menganggukkan kepala: ”Aku memutuskan akan memberikannya kepadamu lebih awal.”

“Apakah bisa membocorkannya sedikit?” Claudius Chen menciumnya dengan senang: ”Kelihatannya kamu tidak pernah memberikanku hadiah.”

“Uhk......” Josephine Bai batuk sebentar lalu berkata: ”Aku itu orangnya tidak akan memberikan hadiah sama sekali, tapi sekali memberikan hadiah aku akan memberikan kejutan yang sangat besar.”

“Benarkah?” mendengar perkatannya Claudius Chen semakin tidak sabaran.

Seiring dengan anggukkan kepala Josephine Bai, Claudius mencondongkan badan dan menciumnya: ”Kalau begitu aku akan menunggu dengan sabar, tapi untuk memberikan ganti rugi kepadaku karena selama tiga hingga empat hari kedepan tidak dapat bertemu denganmu, tidak dapat memelukmu, bukankah seharusnya malam ini kamu.....”

“Tidak boleh!” Josephine Bai memotong perkataannya.

“Boleh, harus boleh.”

“Hei! Claudius Chen....!” dengan serangkaian protesnya, akhirnya Claudius Chen tetap tidak melepaskannya, dengan sewenang-wenang melepaskan bajunya.

Dia tahu akan seperti ini, Josephine Bai diam dan menghela nafas dalam hati ,dia hanya dapat membiarkannya.

-----

Keesokan sorenya, Josephine Bai pergi ke bandara sendirian.

Saat mengurus proses check in, tanpa sengaja dia bertemu dengan Marco Qiao, dan juga raut wajah Marco Qiao terlihat tidak terlalu baik.

“Marco, kenapa kamu bisa berada disini?” Josephine Bai melihat sekeliling dengan kaget, lalu melihatnya sambil bertanya.

“Bagaimana denganmu? Claudius Chen tidak datang untuk mengantarmu?” Marco Qiao juga melihat ke belakang tubuhnya.

“Saat ini ada urusan penting di perusahaannya, jadi aku tidak membiarkannya mengantarku.” kata Josephine Bai.

“Bagus jika dia tidak datang.” Marco Qiao memaksakan tersenyum: ”Aku memutuskan pergi ke Inggris bersamamu, aku khawatir dia akan salah paham maka aku tidak berani menghubungimu duluan.”

“Kamu ingin pergi bersamaku?” Josephine Bai kaget, lalu menggoyangkan tangannya untuk menolak: ”Tidak perlu, aku pergi sendiri saja.”

“Aku sudah memesan tiket pesawat, terlebih sudah sangat lama aku tidak bertemu dengan Rossi dan keluarganya, aku ingin pergi kesana untuk berkumpul dengan mereka.” demi membuat Josephine Bai menerima untuk pergi bersama, Marco Qiao hanya dapat menggunakan alasan ini.

Seperti dugaannya Josephine Bai tidak bisa menolak lagi, dia menganggukkan kepala dan berkata: ”Baiklah kalau begitu, kita pergi bersama.”

Waktu boarding akan segera tiba, mereka melewati tempat pemerikasaan bersama-sama, lalu berjalan menuju boarding gate.

-----

Claudius Chen tidak dapat mengantar Josephine Bai ke bandara, oleh karena itu dia menyuruh Paman Wang mengantarnya ke bandara, jdia juga meminta Asisten Lin untuk mengutus orang dari perusahaan yang berada di Surabaya untuk menjemputnya di bandara.

Saat selesai rapat Claudius keluar dan kembali ke kantornya.

Asisten Lin melapor kepadanya dengan wajah serius: ”Tuan Muda Chen, belakangan ini aku mendapatkan kabar, Direktur Lan sudah menjual sahamnya yang tiga persen kepada Direktur Shen.”

“Apa yang kamu katakan?” Claudius Chen memalingkan wajahnya dan melihatnya sambil bertanya kepadanya: ”Kenapa Direktur Lan menjual sahamnya kepada Aldo Shen?”

Asisten Lin berpikir sebentar lalu berkata: ”Aku rasa mungkin ada kaitannya dengan rumor perusahaan belakangan ini? Direktur Shen terus mencari kesempatan untuk mencemarkan nama baik perusahaan dan anda, sehingga membuat orang menjadi panik.”

“Kalau begitu kenapa Direktur Lan tidak menjual sahamnya kepadaku? Apakah dia merasa harga yang kutawarkan kalah dibandingkan dengan harga yang di tawarkan oleh orang bermarga Shen itu?”

“Mengenai hal ini aku tidak tahu.” Asisten Lin berkata: ”Aku akan terus memeriksa masalah ini, apakah Tuan Muda Chen ingin bertemu langsung dengan Direktur Lan?”

“Baik, atur malam ini.”

“Baik, aku mengerti.” saat Asisten Lin akan berbalik dan pergi, Sekertaris Chen mengetuk pintu dan berjalan masuk, setelah melihat Asisten Yan sebentar dia berkata kepada Claudius Chen: ”Tuan Muda Chen, orang dari perusahaan Kota Yan mengatakan mereka tidak berhasil menjemput Nona Yi.”

“Tidak berhasil menjemputnya?” Claudius Chen mengerutkan dahinya: ”Kenapa sangat tidak berguna?”

“Kak Ling yang berada disana mengatakan dua orang yang pergi menjemputnya, mereka mengenali setiap pengunjung yang keluar dengan sangat teliti, tapi tidak menemukan Nona Yi, telepon Nona Yi juga masih tidak aktif.” setelah mengatakannya Sekertaris Chen kembali melihat Asisten Lin, dengan sedikit merasa bersalah.

Claudius Chen mengambil telepon di atas mejanya dan menekan telepon Josephine Bai, ternyata benar teleponnya tidak dapat di hubungi.

Saat ini sudah lewat setengah jam dari waktu dia turun dari pesawat, seharusnya setelah dia turun dari pesawat yang pertama kali dia lakukan adalah menyalakan HPnya dan menelepon dirinya untuk mengabarkan bahwa dia sudah sampai dengan selamat, apa yang telah terjadi?

“Pesawat dari sini ke Surabaya sudah mendarat atau belum?” Claudius bertanya dengan tidak percaya.

“Sudah mendarat tepat waktu.” kata Sekertaris Chen.

Asisten Lin melihat Claudius Chen, lalu berkata dengan hati-hati: ”Tuan Muda Chen, bisa jadi Nona Yi membatalkan keberangkatannya di saat terakhir?”

Tidak mungkin. Jika Josephine Bai membatalkan penerbangannya pasti akan memberitahunya dulu.

Dendam Sally Lin sangat besar. Pasti dia memiliki sekutu diluar sana, dalam kurun waktu ini Josephine Bai masih sedang berada dalam berbahaya, apakah telah terjadi sesuatu kepadanya.......?

Semakin Claudius memikirkannya dia semakin khawatir, semakin takut. Dia segera berkata kepada Asisten Lin:” Kamu cari cara untuk memeriksa apakah Nona Yi ada naik pesawat lain, cepat pergi.

“Baik, sekarang aku akan pergi memeriksanya.” Asisten Lin memberikan isyarat dengat matanya kepada Seketaris Chen, mereka bersama-sama meninggalkan kantor Claudius Chen.

Setelah mereka berdua pergi, Claudius Chen juga tidak mood memikirkan urusan perusahaan, dia mulai menelepon Josephine Bai berulang kali dan mondar mandir di dalam kantor dengan gelisah sambil memikirkan apa alasannya. Tapi Claudius tidak dapat memahami kenapa HP nya tidak aktif, dan kenapa dia tidak turun dari pesawat.

Setelah dua puluh menit. Asisten Lin muncul kembali kehadapannya, lalu berkata dengan wajah yang serius: ”Tuan Muda Chen, tadi aku sudah menyuruh orang memeriksanya, Nona Yi tidak naik pesawat ke Surabaya, tapi.... dia memesan tiket ke Inggris jam dua siang.”

“Inggris?” saat mendengarnya Claudius Chen langsung panik, Claudius memelototinya sambil berteriak dengan marah: ”Bagaimana mungkin? Kamu periksa sekali lagi!”

Melihat kemarahan di wajahnya Asisten Lin mengkeret karena ketakutan: ”Tuan Muda Chen, aku sudah memeriksa berkali-kali, jadi tidak ada kesalahan.”

Josephine Bai pergi ke Inggris? Tapi dia malah berbohong kepadanya dia pergi ke Surabaya, dan dia juga menolak Claudius mengantarnya ke bandara, kenapa? Kenapa dia berbuat seperti ini?

Claudius Chen memikirkannya dengan sangat lama tapi dia tetap tidak dapat menemukan alasannya, sampai saat dia teringat dengan seseorang dia langsung membalikkan badan menghadap Asisten Lin dan berkata: ”Kamu periksa lagi apakah ada penumpang yang bernama Marco Qiao yang berada di penerbangan yang sama dengannya?”

Asisten Lin menyerakhan kertas A4 di tangannya kepada Claudius sambil berkata: ”Tuan Muda Chen, ini adalah daftar penumpang di penerbangan itu, coba anda lihat apakah anda dapat menemukan petunjuk.”

Claudius Chen mennerima kertas A4 itu darinya, dia melihat semua nama yang berada di kertas itu dengan cepat, saat dia melihat ’Marco Qiao’ dua kata itu, hatinya langsung menciut.

Ternyata mereka memang pergi ke Inggris bersama!

Apa maksudnya ini? Kenapa bisa seperti ini!

Dengan marah dan sambil menggeretakkan gigi Claudius Chen mengoyak kertas A4 itu menjadi serpihan lalu membuangnya ke tempat sampah.

Melihatnya seperti ini, Asisten Lin bertanya dengan hati-hati setelah mundur satu langkah kebelakang: ”Tuan Muda Chen, apakah kamu baik-baik saja?”

Claudius Chen tiba-tiba berbalik dan membentaknya: ”Keluar!”

Novel Terkait

Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
1001Malam bersama pramugari cantik

1001Malam bersama pramugari cantik

andrian wijaya
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu