Istri ke-7 - Bab 27 Tidak Peduli

Meskipun dia tidak bisa melihat wajah Claudius dengan jelas, tapi dia tetap bisa merasakan badan Claudius bergetar, sepertinya……itu menyentuh sakitnya.

Dia harus bagaimana? Dia benar-benar bukan sengaja!

Sesaat kemudian, Claudius tertawa : “Mengapa tidak melanjutkannya lagi? Pria jelek kan.”

“Maafkan aku……emm……” permintaan maaf Josephine ditahan olehnya, dan diikuti dengan rabaan.

Josephine tahu lelaki ini tidak boleh disinggung.

Dia menyesal, tapi juga sudah tidak sempat lagi!

Dan Claudius tetap seperti biasanya, setelah selesai, dia kembali duduk diatas tempat tidur dan bersiap-siap turun dari tempat tidurnya.

Hujan petir juga sudah berhenti, diluar sana juga tidak begitu menakutkan lagi, Josephine menarik tangannya : “Tuan Muda, ada hal yang ingin aku sampaikan.”

Dikegelapan malam, wajah Claudius sedikit tidak sabaran, dia tidak membalikkan badannya dan berkata : “Ada apa?”

“Aku……jadi begini, tanggal 20 bulan depan, adikku dan pacarnya akan bertunangan, awalnya aku tidak ingin menghadirinya, tapi ibu tiriku tiba-tiba datang dan memberikan surat undangan ke Keluarga Chen, dan berkata bagaimanapun juga kita juga harus menghadiri acaranya.”

Dia berkata dengan kecepatan pelan, karena dia takut Claudius akan menolaknya.

“Jadi?” Intonasi Claudius datar.

“Jadi……aku harap kamu akan pergi bersamaku untuk menghadiri acaranya.” Josephine bertanya dengan hati-hati : “Apakah bisa…….”

Claudius akhirnya membalikkan badannya dan dan tersenyum kearah nya : “ Jadi kamu mau membawaku untuk menghadiri acara pertunangan adikmu? Apakah kamu yakin?”

Jika dia tidak salah ingat, sepertinya dia juga menyukai Vincent Lee, bahkan pernah menangis karenanya. Claudius juga tidak lupa dengan apa yang dia lihat dan dia dengar kejadian di café waktu itu, mereka mengundang nya untuk menghadiri acara tunangannya hanya lah untuk mmpermalukannya.

Wanita ini terlalu bodoh? Atau dia memang tidak pintar? Jangan-jangan punya hobi untuk menyiksa dirinya?

Josephine menganggukkan kepalanya, dia takut Claudius tidak melihatnya dan berkata : “Iya, aku yakin.”

“Kamu tidak takut?”

“Takut apa?” setelah bertanya, Josephine langsung mengerti, sepertinya Claudius merujuk kewajahnya sendiri, lalu menganggukkan kepalanya : “Aku tidak peduli dengan perkataan orang kepadaku, jika kamu peduli……ya sudahlah.”

“Kalau begitu kamu pergi saja sendiri.” Claudius berbalik badan dan akan turun dari tempat tidur.

Jika dia begitu suka dipermalukan, maka biarkanlah dia dipermalukan saja.

“Tuan Muda……” Josephine menarik tangannya lagi, Claudius hanya bisa memutarkan badannya lagi, dia semakin tidak sabaran : “Ada apa lagi?”

Josephine terpikiran bahwa Claudius masih tidak mengenakan pakaian, badannya sudah kurang sehat, tidak baik kalau demam lagi, Josephine lalu menarik selimut dan mengenakannya dibadan Claudius, lalu meraba muka Claudius : “Tuan Muda, sebenarnya pandangan orang luar itu tidak begitu menakutkan, wajah itu pemberian, ibu kandung kita yang memberikannya kepada kita dengan penuh bahaya. Meskipun gosip diluar sana tidak bagus, tapi kamu juga tidak bisa terus menerus bersembunyi dan tidak menemui siapapun, jelek bukanlah sebuah dosa, dan juga tidak melanggar hukum.”

“Benarkah? Tadi bukankah kamu tidak suka?”

“Tidak, tadi kamu membuatku marah barulah aku berkata seperti itu.”

Alis Claudius sedikit terangkat : “Jadi menurutmu aku harus bagaimana? Dengan resmi aku berkata kesemua orang bahwa aku bangga aku jelek?”

“Itu juga lebih bagus daripada kamu bersembunyi dan berkata aku jelek dan aku pesimis.” Josephine membalasnya dengan suara pelan.